MINGGU ROGATE TGL 1 MEI 2016, EVANGELIUM : MAZMUR 67:1-8

01.29.00 0 Comments A+ a-

MAZMUR

67:1 Untuk pemimpin biduan. Dengan permainan kecapi. Mazmur. Nyanyian.
67:2 Kiranya Allah mengasihani kita dan memberkati kita, kiranya Ia menyinari kita dengan wajah-Nya, S e l a
67:3 supaya jalan-Mu dikenal di bumi, dan keselamatan-Mu di antara segala bangsa.
67:4 Kiranya bangsa-bangsa bersyukur kepada-Mu, ya Allah; kiranya bangsa-bangsa semuanya bersyukur kepada-Mu.
67:5 Kiranya suku-suku bangsa bersukacita dan bersorak-sorai, sebab Engkau memerintah bangsa-bangsa dengan adil, dan menuntun suku-suku bangsa di atas bumi. S e l a
67:6 Kiranya bangsa-bangsa bersyukur kepada-Mu, ya Allah, kiranya bangsa-bangsa semuanya bersyukur kepada-Mu.
67:7 Tanah telah memberi hasilnya; Allah, Allah kita, memberkati kita.
67:8 Allah memberkati kita; kiranya segala ujung bumi takut akan Dia!

PUJIAN SYUKUR ATAS KASIH DAN BERKAT TUHAN
PUJIPUJIAN ALA HOLONG DOHOT PASUPASU NI TUHAN

1.       Menurut KBBI Ed.3, h.271 doa adalah permohonan (harapan, permintaan, pujian) kepada TUHAN. Jenis-jenisnya diambil dari dunia agama-agama tetangga, seperti: doa arwah, doa halimunan, doa kunut, doa pematah lidah, doa pengasih, doa sanjung, doa selamat. Doa selamat adalah doa memohon berkat atau untuk memohon selamat (dari bahaya, penyakit, dsb) dari Tuhan; atau doa syukur. Jenis doa ditentukan oleh isinya. Di Huria dikenal jenis yang disebut: doa syafaat; doa puji-pujian, doa pengakuan, doa mohon pengampunan doa; doa berkat. Dari 150 Mazmur dalam Kitab Mazmur ada yang diberi judul oleh LAI: Doa pada malam hari (4);  doa pada pagi hari (5); doa dalam pergumulan (6); doa minta tolong terhadap orang yang curang (12); doa kepercayaan (13); doa mohon kemenangan bagi raja (20); doa mohon dibenarkan oleh TUHAN (26); doa minta tolong terhadap musuh (35); doa pada waktu sakit (38); doa minta tolong (39); syukur dan doa (40; 108); doa minta penyembuhan (41); doa dalam menghadapi musuh (54); doa minta tolong terhadap musuh (55); doa memohon kemenangan (60); doa untuk raja (61); doa dalam kesesakan (69); doa minta pertolongan (70); doa minta perlindungan di masa tua (71); doa harapan untuk raja (72); doa umat yang terancam (79); doa untuk keselamatan Israel (80);  doa mohon pertolongan melawan musuh (83); doa mohon Israel dipulihkan (85); doa minta pertolongan (86); doa pada waktu sakit payah (88); doa minta tolong dan doa untuk Sion (102);  doa seorang yang kena fitnah (109); doa sejahtera untuk Yerusalem (122); doa di hadapan Allah yang mahatahu (139); doa minta perlindungan terhadap orang-orang jahat (140); doa dalam pencobaan (141); doa seorang yang dikejar-kejar (142); Doa minta pertolongan dan pengajaran (143). (35 dari 150). Masih banyak lagi dari mazmur-mazmur itu yang isinya doa, tetapi tidak diberi LAI judulnya: doa. Salah satunya Mzm. 67, karena kalimat-kalimat terjemahannya dimulai dengan “Kiranya....”, yang berkonotasi memohon atau mengharap.  Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Kitab Mazmur adalah kitab bundelan doa. Kitab Suci Alkitab mendokumenkan begitu banyak doa, dan menceritakan begitu banyak orang yang rajin berdoa. Doa sangat penting dalam kehidupan orang yang setia mengikut TUHAN. Dan Tuhan Yesus Kristus, yang adalah Anak Allah, juga berdoa, dan mengajar murid-murid-Nya berdoa. Rasul-rasul menganjurkan semua pengikut Tuhan Yesus rajin berdoa: "Tetaplah berdoa." (I Tesalonika 5:17 ). "...berdoalah untuk kami,... "...bangunlah dirimu sendiri di atas dasar imanmu yang paling suci dan berdoalah dalam Roh Kudus" (Yudas  1:20).” (II Tesalonika  3:1). "Elia adalah manusia biasa sama seperti kita, dan ia telah bersungguh-sungguh berdoa," (Yakobus 5:17a). Kamu tidak memperoleh apa-apa, karena kamu tidak berdoa" (Yakobus 4:2b). "kami tiada berhenti-henti berdoa untuk kamu (Kolose1:9).  Oleh karena itu aku ingin, supaya di mana-mana orang laki-laki berdoa dengan menadahkan tangan yang suci, tanpa marah dan tanpa perselisihan" (I Timotius  2:8). "Kalau ada seorang melihat saudaranya berbuat dosa, yaitu dosa yang tidak mendatangkan maut, hendaklah ia berdoa kepada Allah dan Dia akan memberikan hidup kepadanya, (I Yohanes  5:16). Doa sangat berkhasiat. Kalau tidak percaya, coba praktekkan. Doamu serukan dalam nama Yesus Kristus, agar doamu segera terkabul. Yesus menjamin: “Jika dua orang dari padamu di dunia ini sepakat meminta ( = mendoakan) apa pun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di sorga” (Mat.18:19). Rogate!

2.       Seorang penyair menulis Mazmur 67 tanpa menyebut namanya. Karena yang digubahnya itu “mazmur”, tentu saja cocok kalau dinyanyikan dengan iringan permainan kecapi. Mizmor adalah nyanyian yang diiringi dengan alat musik petik (banyak jenisnya). Pemimpin biduan mengarahkan permainan kecapi dan pendendangan mazmur tersebut. Mazmur ini tidak untuk sekedar dibacakan atau dipuisikan, melainkan untuk dinyanyikan. Makanya mazmur ini disebut juga “nyanyian” (syir).  Mazmur ini digubah sedemikian rupa, sehingga tiap selesai dua baris, ada referennya (ay. 2 dan 3, lalu ref (ay.4); ay. 5 a dan 5b, lalu ref. (ay.6); ayat 7 dan 8, lalu ref (seperti ayat 4 dan 6 tapi tak ditulis lagi). Siapa yang berbakat, silahkan gubah dan aransemen  notasinya. Membaca isi Mazmur ini, dapat diduga wawasan  keimanan dan keberagamaan pemazmur, dan pengenalannya akan TUHAN. Pemazmur  menyebut nama TUHAN itu  ’Elohim (Allah) atau ’Elohenu (Allah kita), yakni nama yang dikenal di seantero dunia Semitis dari sejak purbakala (zaman Babilonia kuno: di Akkad, Kanaan atau di Mezopotamia dengan nama ’il, ’elohin) hingga di masa pemazmur. Dalam Mazmur ini sengaja pemazmur tidak menyebut nama YAHOWA (nama Allah yang khusus diperkenalkan kepada Musa/Israel), yang mungkin tidak dikenal oleh bangsa-bangsa yang bukan Israel. Yang dia maksud dengan Allah itu adalah “Allah kita” (terjemahannya tidak cocok “Allah kami”, walaupun bisa), yakni Allah yang dia puja bersama dengan bangsanya Israel.  Allah yang sedang dibicarakan pemazmur adalah Allah segala bangsa, segala suku-suku bangsa, bukan hanya Allah bangsa Israel. Pemazmur mempunyai bukti-bukti, sehingga dia mampu mengatakan bahwa “Allah kita” mengasihani, memberkati, menyinari dengan wajah-Nya bangsanya, Israel.  Salah satu bukti itu dikatakan pemazmur: “tanah telah memberi hasilnya.” Dari isi Mazmur ini tampak juga, bahwa pemazmur adalah seorang pengamat  kehidupan bangsa-bangsa yang ada di bumi (yang dikenalnya, di sekitar bangsa Israel). Walaupun pemazmur tahu, bahwa pemujaan bangsa-bangsa yang bukan Israel terhadap Allah tidak seperti pemujaan yang dilakukan Israel kepada-Nya, dan bahwa bangsa-bangsa asing itu beragama politeistis, pemazmur dapat mengatakan bahwa Allah yang “memerintah bangsa-bangsa dengan adil dan menuntun suku-suku bangsa di atas bumi” (ay.5b). Namun, jalan Allah yang sebenarnya dan keselamatan yang dari Allah masih perlu diperkenalkan kepada segala bangsa itu, agar mereka juga “takut akan Allah” dan bersyukur kepada Allah, dan agar mereka turut bersukacita, bersorak-sorai. Tanpa demikian, mereka tidak kepercikan berkat dari Allah. Segala bangsa di bumi, yang menyembah allah, dewa-dewi dengan berbagai nama dan keyakinan, sungguh akan bersyukur kalau mereka semua berusaha mengenal semua yang dipuja mereka itu sebagai satu Allah. Bila demikian halnya, setiap agama akan menjadi alat pemersatu segala bangsa, dan memungkinkan semua bangsa-bangsa itu saling mengasihi, saling mempraktekkan kasih agave satu sama lain. Hal ini perlu selalu didoakan umat Huria Kristen.

3.       Dari isi Mzm. 67:1 dan 2  dapat dikakatan bahwa pemazmur mengetahui pemanggilan Abraham dan janji berkat Allah kepadanya, bahwa  TUHAN akan memberkati Abraham, memasyhurkan namanya, dan membuat Abraham menjadi berkat. TUHAN akan memberkati orang-orang yang memberkati Abraham, dan oleh Abraham semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat  (bd, Kej.12:2b-3).  Dan pemazmur memahami umat Israel, selaku keturunan Abraham, mengemban janji berkat tersebut. Pemazmur membuat kalimat ayat 1 itu  sebagai pengakuan bahwa Allah telah melakukan janji berkat (Bilangan 6: 24-26) yang disampaikan imam kepada umat Israel di Bait Allah. (Hurufiah: “Allah mengasihani kita dan memberikati kita; Dia menyinarkan wajah-Nya kepada kita. Sela!” Kalimat ini imperfek (bukan imperatif atau yussif), yang dapat dipahami sebagai presentis (bentuk sekarang) dan future (bentuk yang akan datang). Mengasihani (ḥanan) = menganugerahkan, memberikan yang dibutuhkan manusia (kebutuhan rohani dan kebutuhan jasmani) gratis, atas dasar kemurahan hati atau rasa belas kasihan.  Memberkati (barak) = mengaruniakan atau memberikan segala hal-hal yang baik dan keselamatan bagi kehidupan manusia. Menyinarkan (ya’er) = mengarahkan sinar atau cahaya kepada manusia. Karena wajah Allah dipercayai bersinar, maka diyakini Allah dapat menyinarkan sinar/cahaya wajah-Nya kepada manusia (orang beriman). Seperti matahari yang bersinar, itu menyinarkan sinar/cahayanya ke bumi, sehingga kehidupan dimungkinkan terjadi di bumi. Allah mengasihani, menganugerahi dan menyinari Israel (manusia) bertujuan, agar kehidupan yang baik, penuh kesejahteraan/kemaslahatan dan keselamatan terjadi dan dapat dinikmati Israel (manusia).

4.       Ayat 3 itu secara hurufiah dapat diterjemahkan sbb.: untuk memperkenalkan di bumi jalanmu; di kalangan bangsa-bangsa keselamatan (yang daripada)-Mu.  Lada‘at (infinitif dari kata yada‘ = mengetahui, mengenal) berarti  “untuk memberitahu (agar diketahui)”; “untuk memperkenalkan  (agar dikenal)”.  Berkat yang dianugerahkan Allah kepada umat Israel ibarat barang pajangan di area pameran, dan semua orang dapat melihatnya, lalu hati mereka tertarik untuk memiliki berkat dan keselamatan yang dimiliki umat Israel tersebut. Kalau berkat yang dipamerkan itu tidak bagus-bagus, dan tidak lebih bagus dari yang dimiliki bangsa-bangsa lain, tentu saja bangsa-bangsa lain itu tidak tertarik untuk memiliki hal sedemikian, lalu mereka akan menghina Allah umat Israel. Tetapi kalau memang umat Israel itu terlihat sangat baik di tengah-tengah masyarakat,m bangsa dan negara, maka bangsa-bangsa lain itu akan berguru kepada umat Israel, dan ikut memuliakan Allah Israel tersebut. Misalnya: Raja Koresy dan Raja Darius dari Persia merasa tertarik kepada kehebatan berkat Allah yang dipuja oleh umat Israel di Yerusalem, yang dilimpahkannya kepada umat Israel di pembuangan,  sehingga Raja Koresy memerintahkan pembangunan kembali Bait Allah di Yerusalem, dan Raja Darius melanjutkan dukungan untuk pembangunan itu sampai selesai hingga dapat diresmikan tahun 515 seb. M. Ketertarikan hati Raja Koresy mungkin karena dia mengenal Daniel, Ezra, Zerubabel, Yosua bin Yozadak, orang-yang sangat baik-baik. Daniel menuntun penyerahan Kerajaan Babel ke tangan Raja Koresy  tanpa pertumpahan darah rakyat, tepai hanya dengan penangkapan raja dan pegawai-pegawainya. Daniel waktu itu menasehati Raja Nabonid, raja Babel, menyerah saja kepada Raja Koresy. Pengalaman penaklukan itu, dan banyaknya orang Israel menjadi penasehat Raja Koresy dan Raja Darius yang baik dan berprestasi, penuh berkat, maka Koresy dan Darius menunjukkan syukurnya melalui pembangunan Bait Allah. Raja Koresy  dan Raja Darius melihat ada jalan TUHAN Allah yang indah, ada keselamatan dari Allah.

5.       Jalan Allah adalah jalan khusus dan jalan indah, walau kadang berliku, terjal, ada yang sempit tetapi ada yang lapang, di sana ada juga yang berbatu tidak rata, dan ada yang sangat mulus. Jalan Allah adalah salah satu dari antara ribuan jalan yang ada di bumi. Kadang jalan Allah sepintas lalu tidak ada bedanya dengan jalan lainnya yang ada di bumi. Keistimewaan jalan Allah ada beberapa, yakni sebagai jalan pintas sampai ke pintu gerbang sorga lalu masuk ke sorga. Di sepanjang jalan itu semuanya terang, tidak ada yang gelap. Hanya orang yang buta mengatakan, bahwa  jalan Allah itu gelap. Jalan Allah itu adalah jalan keselamatan; yang berjalan di jalan itu pasti selamat sampai di tujuan, dan hidupnya selama perjalanan penuh dengan buah-buah keselamatan. Jalan Allah ini harus diperkenalkan oleh umat TUHAN agar semua bangsa (goyim) dan segala suku bangsa betul-betul mengenalnya dan mau berjalan di sana serta menikmati keselamatan yang tersedia di sana. Itulah tugas Pekabaran Injil yang harus dilakukan umat Tuhan Yesus Kristus sampai tuntas.

6.       Pemazmur secara piawai menggunakan kata goyim (bentuk jamak) (bentuk tunggalnya: goy) (ay.3) dan kata ‘amyim (bentuk jamak)(bentuk tunggalnya: ‘am) (ay.4.5.6) dalam Mazmur yang digubahnya ini. Goyim berarti bangsa-bangsa yang belum percaya kepada TUHAN Allah dan belum mengenal jalan TUHAN Allah. Kepada mereka perlu diperkenalkan jalan Allah dan keselamatan yang dari Allah. ‘Amyim adalah bangsa-bangsa yang sudah percaya kepada Allah dan yang sudah mengenal jalan Allah dan keselamatan yang dari Allah.  Kalau salah satu dari goyim  sudah mengenal jalan Allah dan keselamatan yang dari Allah, mereka menjadi terhitung sebagai bagian dari ‘amyim.  Di ayat 3 digunakan goyim, sedangkan di ayat 4 dan 5 dan 6 pemazmur menggunakan kata ‘amyim. Bagi pemazmur, tak mungkinlah satu goy (bangsa yang tak kenal Allah) memuji Allah, sebab mengenal Allah saja belum, apalagi memuji. Makanya pemazmur mengatakan: Kiranya bangsa-bangsa [‘amyim = para umat yang sudah mengenal Allah yang berasal dari bangsa-bangsa non-Israel, termasuk bangsa Israel sebagai salah satu umat Allah (‘am ha’elohim)] bersyukur kepada-Mu (yōdûka = mensyukuri-Mu). Yadah (kata dasar dari yōdûka) berarti: “to confess (mengaku beriman kepada); to make confession (membuat pengakuan iman); to confess openly and freely (mengaku percaya secara terbuka dan bebas); to give thanks (memberi terimakasih, mensyukuri); to praise (memuji) (AHCL, p.296). Hanya orang yang sudah percaya lah dapat bersyukur seperti itu. Jadi bangsa-bangsa (goyim) harus dibuat menjadi ‘amyim, agar mereka ikut mensyukuri perbuatan-perbuatan Allah.
7.       Kalau sudah menjadi ‘amyim di hadapan Allah, tentu saja mereka turut menikmati segala berkat, anugerah, dan dampak cahaya sinar wajah Allah. Nikmat seperti itu mengundang mereka turut bersukacita dan bersorak-sorai. Umat Israel (selaku ‘am YHWH = Umat TUHAN) juga bersukacita dan bersorak-sorai melihat perkembangan yang terjadi di kalangan bangsa-bangsa yang sudah menjadi umat Allah. Demikian juga umat Tuhan Yesus Kristus (umat Huria Kristen) bersukacita dan bersorak-sorai apabila semakin banyak orang, suku-bangsa dan bangsa-bangsa menerima bapatisan dalam nama Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus. Mereka berpesta, menari, dan menyanyi diiringi musik, memuji TUHAN dalam Yesus Kristus. Perbuatan ini dicakup dalam arti kata Ibrani śamah dan ranan.
Satu – dua alasan membuat umat Allah bersukacita dan bersoraksorai adalah: “sebab Engkau (=Allah)  memerintah bangsa-bangsa dengan adil, dan menuntun suku-suku bangsa di atas bumi” (ay.5b). Dimanakah letak adilnya TUHAN memerintah mereka, dan bagaimana tuntunan TUHAN terhadap mereka? Bangsa-bangsa (‘amyim) itu merasakan bahwa campur tangan Allah lah, sehingga mereka dapat merasakan kebaikan-kebaikan yang mereka alami, dan mereka diikut sertakan untuk mendapat anugerah, berkat dan dampak cahaya sinar wajah Allah. Salah satu contoh: Pengaruh orang Yahudi di istana raja Koresy mendorong raja tersebut mengeluarkan edik yang memberi kebebasan kepada bangsa-bangsa yang dibuang Nebukadnezar II dan raja-raja yang menggantinya ke Babel, diizinkan pulang ke negeri masing-masing, atau hidup tanpa tekanan di tempat mereka berada yang sudah dikuasai Raja Koresy, karena raja Koresy telah melepaskan belenggu status sebagai tahanan bagi mereka di negeri penjajah, dan semua bangsa-bangsa jajahan Babel merasa lega, sebab mereka sudah mendapat kebebasan, walaupun mereka berada di bawah pemerintahan Persia.  Itulah semacam pemerintahan yang adil  dari Allah terhadap bangsa-bangsa, sehingga mereka bersedia menjadi ‘am ’Elohim (umat Allah).  Kejadian dan pengalaman ini juga dapat dipahami sebagai cara Allah menuntun mereka di bumi ini. Penguasa yang sombong (seperti kerajaan Babel) ditaklukkan dan dihapus dari bumi, sedangkan kerajaan yang peduli dan melindungi Hak-hak Azasi Manusia zaman dulu dibuat oleh TUHAN Allah semakin jaya. TUHAN Allah juga menuntun bangsa-bangsa itu mengenal anugerah, berkat dan dampak cahaya sinar wajah TUHAN Allah bagi yang mengenal Allah yang dipuja Israel.
8.       Salah satu bukti, yang diberikan pemazmur sebagai tanda bahwa Allah telah memberkati bangsa Israel, adalah: “Tanah telah memberi hasilnya” (ay.7a). (Oleh karena kalimat yang satu ini, para penafsir sering menduga, bahwa Mazmur ini sering dibacakan  sewaktu umat Israel mengadakan pesta Hari Raya Panen, atau sewaktu mengumpulkan persembahan hasil pertama, atau pengumpulan buah bungaran dari pertanian yang dilakukan bangsa Israel). Memang setelah bangsa Israel bebas di negeri pembuangan dan atau kembali dari pembuangan ke negeri Yudea (bonapasogit mereka), mereka mengerjakan tanah pertanian mereka, dan hasilnya sudah dapat mereka nikmati, tidak lagi dirampas oleh penjajah. Hasil pertanian yang surplus selalu  dipahami sebagai berkat TUHAN Allah, walaupun itu karena dikerjakan dengan sagala daya dan teknik dan pemupukan yang luar biasa. Hasil tanah itu tidak pernah dianggap sebagai prestasi sendiri oleh petani. Sampai sekarang pemahaman seperti itu masih terus dipegang oleh orang percaya kepada TUHAN Allah dalam Yesus Kristus.
Tetapi sebenarnya hasil tanah bukan hanya gandum, padi, jagung, kurma dan buah-buahan lainnya. Hasil tanah termasuk: manusia, segala macam barang tambang, batu-batuan untuk bangunan, segala macam ternak dan hewan-hewan, dan banyak lagi yang tidak perlu disebut semuanya di sini. Segala yang dibutuhkan untuk menjawab kebutuhan sehari-hari manusia adalah hasil tanah. Apalagi kalau tanah itu dipahami seperti di Indonesia: tanah-air.  Tanah  dalam bahasa Ibrani disebut ’ereş ( = bumi). Bumi itu bukan hanya sekeping (seribu atau sepuluh ribu hektar) tanah, melainkan seluruhnya, selain langit. Tuhan menciptakan langit dan bumi (’ereş).  Bumi itu lah yang sudah memberikan hasilnya, bagi umat-umat TUHAN Allah (‘amyim), terlebih bagi ‘am YAHOWA.  Hasil tanah itu diakui sebagai berkat TUHAN Allah.
9.       Kalau Allah memberkati umat-Nya, tujuan berikutnya adalah agar segala ujung bumi takut akan Allah. Ada banyak bangsa mendapat berkat dari TUHAN Allah tetapi mereka tidak takut akan Allah. Dari dulu sampai sekarang masih ada negara-negara (bangsa-bangsa) seperti itu misalnya bangsa-bangsa di Timur Tengah, di Cina, di Indonesia.  Jadi Pekerjaan Rumah Huria Kristen masih banyak. Suatu bangsa yang diberkati Allah harus menunjukkan bahwa bangsa itu benar-benar takut akan Allah. Sikap seperti itu sangat diharapkan dari Israel (umat Allah), dari Huria Kristen. Keberadaan bangsa yang diberkati Allah, harus berdampak dan berpengaruh ke seluruh dunia. Sewaktu Israel dibawah pimpinan raja mereka yang setia kepada TUHAN Allah (seperti: Daud, Salomo, Hiskia, Yosia), mereka mendapat berkat yang luar biasa, dan pengaruhnya sampai ke luar negeri (ke negara-negara lain). Ratu dari negeri Syeba datang menemui Salomo dan memberi hadiah-hadiah kepada Salomo. Dan yang  terpenting adalah ungkapan yang menunjukkan Ratu dari Syeba itu menjadi takut akan Allah: “Terpujilah TUHAN, Allahmu, yang telah berkenan kepadamu sedemikian, hingga Ia mendudukkan engkau di atas takhta kerajaan Israel! Karena TUHAN mengasihi orang Israel untuk selama-lamanya, maka Ia telah mengangkat engkau menjadi raja untuk melakukan keadilan dan kebenaran" (1 Raja.10:9). Di abad modern ini, sewaktu Jerman dan Amerika Serikat menjalankan ajaran Tuhan Yesus Kristus, mereka sangat maju, dan sangat terberkati, dan pengaruhnya sangat kuat sampai ke ujung dunia. Oleh mereka penginjilan sangat maju, dan sangat berhasil membuat bangsa-bangsa lain turut takut akan Allah.  Takut akan Allah (yare’ ’et ’elohim) berarti “menunjukkan penghormatan dan pemuliaan kepada Allah, dan dari situ meningkat menjadi bertaqwa kepada Allah. Ujung bumi (bukanlah Ujung Batu atau Ujung Kulon), melainkan tempat paling akhir yang ditemukan dan dijadikan manusia sebagai tempatnya hidup/tinggal. Segala ujung bumi (kol-a’psye’areş) adalah segala tempat di mana manusia bertempat tinggal. Tuhan Yesus Kristus berjanji akan menyertai para pengikut-Nya sampai kepada akhir zaman (Mat.28:20), dan tentu saja penyertaan itu juga mencakup apabila pengikut Tuhan Yesus Kristus pergi sampai ke ujung bumi, dalam mengerjakan tugas membuat bangsa-bangsa yang belum umat TUHAN Allah menjadi turut takut akan Allah. Dan apabila bumi (tanah penginjilan) memberikan hasil, yakni bangsa-bangsa di sana menjadi umat TUHAN dalam Yesus Kristus, patut semua umat TUHAN (Huria Kristen) menyampaikan pujian syukur atas kasih dan berkat TUHAN tersebut.
MARTIN LUTHER MENGGUBAH SEBUAH NYANYIAN ROHANI BERDASARKAN MAZMUR 67
(Teks bahasa Jermannya lihat di Luther Deutsch. Die Werke Luthers in Auswahl. Hg. Von Kurt Aland. Band 6. Kirche Und Gemeinde, UTB Vandenhoeck & Ruprecht in Göttingen, 3. Aufl.1983. 1991, S. 277-278)
Allah ingin kita terberkati
dan ingin memberi  berkat-Nya
sinar wajah-Nya terang benderang atas kita
menerangi hingga ke hidup yang kekal
hingga kita mengenal karya-Nya
dan apa yang dikasihi-Nya di bumi
dan Yesus Kristus Juruselamat dan Kekuatan
dikenal semua kaum pelbegu
lalu mereka bertobat ikut Allah

Terimakasih Allah dan terpujilah Engkau
semua kaum pelbegu
dan  seluruh bumi, bersukacita
lalu bernyanyi dengan suara bergema
karena Engkau Hakim atas bumi.
dan jangan biarkan dosa berkuasa
Firman-Mu tempat perlindungan dan penggembalaan
yang semua bangsa butuhkan
di jalan benar berjalan

Terimakasih Allah dan terpujilah Engkau
umat sungguh beruntung
tanah telah memberi hasil dan semakin baik
firman-Mu sungguh menghasilkan
Bagi kami Berkat dari Bapa dan dari Anak
bagi kami berkat dari Allah Roh Kudus
kepadanya seluruh bumi memberi kemuliaan
di hadapan-Nya semua takut akan Dia
Sekarang katakanlah dengan segenap hati Amin.

MERENUNGKAN KEMBALI HIDUP INI BERDASARKAN MAZMUR 67

1)      Di tengah krisis ekonomi dunia, semakin padatnya penduduk bumi dan semakin rusaknya lingkungan hidup, semakin habisnya minyak bumi, semakin kerasnya persaingan ekonomi dan perlombaan senjata paska perang dingin, semakin maraknya jual-beli narkoba secara ilegal, semakin hebat-hebatnya teroris ala bom bunuh diri atau bom mobil, di masa maraknya korupsi, dan pejabat tidak mau jera korupsi, di masa kurang memuaskannya hasil bumi, dan di era Indonesia, yang sedang megap-megap,  mulai berbenah diri untuk bisa bertahan hidup, umat TUHAN merenungkan hidupnya berdasarkan Mazmur 67 dalam kebaktian minggu mereka. Dalam situasi yang sedemikian, masih kah umat TUHAN dapat berkata: Allah mengasihani kita; Allah memberkati kita, dan Allah menyinarkan wajahnya kepada kita; tanah memberi hasilnya; mari bersyukur? Jujur mengevaluasi hidup yang dialami sekarang, umat Allah masih dapat menjawab  pertanyaan ini dengan: Masih! Kalau kita hitung-hitung berkat dan pengasihan Allah pada kita, daftarnya masih lebih panjang dari daftar kesialan-kesialan yang dialami, baik secara individu maupun secara kolektif. [Ref. KJ No.439 mengatakan: Berkat TUHAN, mari hitunglah, kau niscaya kagum oleh kasih-Nya (2x)].  Di tengah kesulitan ekonomi Indonesia, tidak boleh ada rakyat Indonesia (termasuk umat Tuhan Yesus Kristus) yang mati kelaparan, karena pemerintah memberi bantuan beras bagi setiap keluarga miskin, dan kartu Indonesia Sejahtera agar keluarga miskin dapat memenuhi kebutuhan dasar hidup sehari-hari (sembako). Sekarang sudah ada Kartu Indonesia Sehat agar kaum miskin bisa berobat; Kartu Indonesia Pintar agar anak keluarga miskin tidak ada yang putus sekolah; sudah ada BPJS Kesehatan untuk setiap keluarga agar biaya perobatan tertanggung. Asal ada niat dan bakat berusaha dan hendak membuka usaha sudah ada Kredit Usaha Rakyat, ada modal Usaha Mandiri Kecil Menengah. Untuk jadi Konglomerat pun terbuka kesempatan, dengan bantuan modal dari Bank. NKRI sebagai negara hukum sudah mulai kelihatan. Semua warga negara Indonesia sama di muka hukum. Tidak boleh ada lagi yang sewenang-wenang melakukan kekerasan di keluarga maupun di masyarakat. Korupsi sedang ditumpas. Narkoba harus dilenyapkan dari bumi Indonesia. Walaupun  ada beberapa rumah ibadah Huria Kristen dirusak, ditutup atau dibakar, masih dapat dikatakan, bahwa rumah-rumah ibadah yang dibangun umat Allah masih terus bertambah. Memang di kalangan umat Allah (pengikut Yesus) ada orang terkaya di Indonesia, tetapi juga orang termiskin di Indonesia; ada orang termaju di Indonesia, tetapi ada juga yang paling terbelakang di Indonesia; ada huria kaya, dan ada juga huria miskin. Tetapi semua mereka masih merasakan anugerah dan berkat TUHAN. Sungguh banyak kebaikan-kebaikan yang sedang terjadi dan akan terjadi di Indonesia, sehingga umat Allah dapat mengatakan: Allah memberkati kita, tanah-air kita telah memberikan hasil.


2)      Dalam keadaan yang bagaimanapun hidup umat TUHAN karena “kadar” anugerah dan berkat serta terang cahaya wajah TUHAN yang berbeda-beda, pertanyaan yang paling penting dijawab oleh pengikut Yesus (Huria Kristen) adalah: Masih berpengaruh kah (masih berdampak kah) hidup kami umat TUHAN ini kepada orang lain? Kepada yang bukan pengikut Yesus? Masih adakah pada kami (dalam hidup kami) hal yang dapat dipuji atau ditiru orang yang bukan pengikut Yesus, sehingga mereka mengenal jalan Allah dan ingin menikmati keselamatan yang dari Allah dalam Yesus Kristus?  Karena kesungguhan hati dan perilakunya menjadikan hidup dan keluarganya penuh anugerah dan berkat Allah, semua pengikut Yesus harus bisa menjawab pertanyaan ini dengan menegaskan: Kami masih berpengaruh! Hidup kami masih berdampak! Masih ada kebaikan yang perlu ditiru orang yang bukan pengikut Yesus dari kami pengikut Yesus. Pengikut TUHAN harus membuktikan kebenaran jawaban ini di manapun di bekerja: Di Kabinet Kerja, di Gubernuran, di kebupatian, di kewalikotaan, di dewan perwakilan rakyat, di kehakiman, di kejaksaan, di ketentaraan, di kepolisian, di perdagangan, di ke-pengusahaan, di perburuhan, di kependidikan, di kebudayaan, di perparkiran,  di persampahan, di kekeluargaan, di perorganisa-sian, di pembasmian penyakit masyarakat, di penghapusan narkoba, di pemberantasan korupsi, atau di mana pun. Mari masing-masing membuat pengaruhnya yang terbaik terhadap manusia-manusia di sekitarnya, sehingga jalan TUHAN dikenal oleh mereka, dan keselamatan yang dari TUHAN dalam Yesus Kristus  dimiliki mereka. Mari semua bergiat membuat semua bangsa menjadi ‘am Allah (umat Allah) dalam Yesus Kristus, agar semua bangsa dapat bersukacita, bersoraksorai, bersyukur bersama kepada TUHAN.

3)      Sebagai negara republik yang punya empat pilar yakni: Pancasila, bhinneka Tunggal Ika, UUD 1945 dan Negara Kesatuan Republik Indonesia, di negeri yang bukan negara agama ini, berlomba-lomba kaum-kaum beragama untuk melakukan pemujaan, syukur, sukacita, sorak-sorai menurut ajaran agama dan kepercayaannya masing-masing. Ada Natal, Imlek, Idilfitri; Galungan, sebagai ungkapan syukur, sorak-sorai dan sukacita itu. Sangat indah kehidupan bangsa ini apabila perayaan-perayaan seperti itu dapat dilakukan bersama, sebagai pertanda bahwa setiap kelompok umat beragama itu terhitung sebagai “umat Allah” menurut agama dan kepercayaan masing-masing. Ada alasan yang baik untuk bisa bersama-sama melakukan syukur, sukacita dan sorak-sorai itu, yakni bahwa semua kelompok umat beragama itu sama-sama merasakan betapa adilnya Allah (yang dipuja berdasarkan agama masing-masing), dan betapa indahnya tuntunan Allah  itu terhadap bangsa Indonesia. Allah yang dipuja oleh agama masing-masing menganugerahkan kepada seluruh suku bangsa di Indonesia suatu negara NKRI yang ber-Pancasila, ber-bhinne-ka-tunggal-ika, dan ber- Undang-undang Dasar 1945 yang lebih baik dari Deklarasi Universal Hak-hak Azasi Manusia (DUHAM). Umat Tuhan Yesus Kristus harus menjadi pelopor-pelopor untuk kebersamaan dalam bersukacita dan bersorak-sorai yang didorong oleh rasa syukur tersebut. Kebersamaan itu menjadi kesempatan untuk saling memperkenalkan jalan Allah yang ditunjukkan oleh allah masing-masing kepada saudara-saudaranya sebangsa dan setanah air itu. Demi tugas mulia seperti ini, umat pengikut Yesus harus berusaha luar biasa agar  jalan Allah yang sedang mereka tempuh adalah jalan terbaik, karena di sana “anugerah keselamatan dan pengampunan dosa serta hantaran ke sorga sangat jelas dan diberikan secara gratis, tanpa segala macam kelelahan oleh karena ritus-ritus keagamaan.

4)      Umat Pengikut Tuhan Yesus Kristus  di negeri ini harus menjadi umat yang paling lantang bersaksi mengatakan bahwa “tanah-air” Indonesia telah memberikan hasil dan akan terus memberikan hasil yang semakin baik. Tentu saja agar dapat bersaksi seperti itu, umat pengikut Tuhan Yesus harus menjadi barisan terdepan dan yang paling gigih bekerja untuk memberhasilkan tanah air Indonesia yang sudah dianugerahi kemerdekaan dan kedaulatan ini. Tanah-air tidak akan memberikan hasil yang maksimal, kalau tidak ada Sumber Daya Manusia (SDM) Terbaik  yang mengelolanya. Negeri ini mengharapkan bahwa pengikut Tuhan Yesus menjadi SDM Terbaik itu. Dengan demikian kehadiran pengikut Tuhan Yesus di negeri benar-benar dirasakan sebagai berkat oleh dan bagi semua suku bangsa yang ada di Indonesia. Dan tentu saja dampaknya adalah agar mereka semua menjadi semakin lebih takut atau lebih bertaqwa kepada allah yang masing-masing mereka puja dan sembah. Dan umat pengikut Tuhan Yesus pun akan semakin memperkuat fungsi dan tugasnya serta kekompakannya menjadi berkat bagi bangsa, negara, gereja/agama dan masyarakat di Indonesia. Amin.
MEMBUAT MAZMUR 67 MENJADI DAPAT DINYANYIKAN
Judul: Allah mengasihani. 4/4. Es=do. Teks dan lagu: Pdt. LaMBaS. (berdasarkan Mazmur 67).  Yang italic =nada lebih rendah dari not yang di dekatnya. Yang tebal (Bold)= nada lebih tinggi dari not yang di dekatnya.
I. /5Al- 1lah 1me- 1nga- 2si- 1ha-/ 5ni      5Al- 5lah 5mem- 5ber- 6ka-/ 5ti  .  .  . 1Dia/ 2me- 2nyi-2na- 3ri 2ki- 1ta /   
II. Ber-su---ka-----ci-----ta---lah    dan       ber-so-rak-------so-----rai---lah.           Se----lu----ruh    bangsa- bangsa   
    III.  Ta---nah  te---lah     mem-be---ri          ha—sil    yang  sungguh    baik.           I-----tu       tan—da---nya Al--lah
I. 1de- 2ngan.   .  1u-7a- 1jah-/ 2Nya .  .   . 2A-/ 3gar  . 2bang-3sa   . 2bang-/ 3sa   4di 3bu- 2mi   7me- 1nge-/ 2nal .  . 1ja-
II. u-mat                TUHAN Al---lah.                Sebab        Al----lah          a--------dil      me-me--rin----tah-----------mu        da-
III.member---------ka-ti     ki----ta..               hai    u------jung     u------jung      bu----mi  ta-kut-----lah     pa-----da          Al--
I. 7lan 1Al- / 2lah  .   .      5dan / 1mau. 3me- 2nik- 1ma- / 7ti .     7ke- 1se 2la-.  7ma- 1tan..  .   ///
II. ri     du----lu                    dan     baik         me-nun---tun-----mu        di     bu—mi         i------ni.
III. lah   ki-----ta,                  yang    tlah        mem-ber----ka-----ti----- mu     se-nan------tia----sa......
Ref. / 4Bang- 4sa – 4bang- 4sa .  / 3u- 3mat 3Al- 3lah . / .  3ber- 2syu- 1kur- 7lah . /  . 1pa- 2da .   . 7Al-/ 1lah . . . ///
             Bang-sa          bang-sa           u—mat    Al-lah             Ber-syu----kur----lah            pa---da           Al-----lah.
               Bang-sa          bang-sa           u—mat    Al-lah             Ber-syu----kur----lah            pa---da           Al-----lah.
Pematangsiantar, tgl. 27 Pebruari 2016

Pdt. LaMBaS