BAHAN SERMON EVANGELIUM MINGGU MISERICORDIAS DOMINI 30/04/2017
BAHAN
SERMON EVANGELIUM MINGGU MISERICORDIAS DOMINI 30/04/2017
NATS :
LUKAS 24 : 13-35
#YESUS
TELAH BANGKIT!
Pdt. Happy B.K Pakpahan, STh (RESORT BEKASI)
PENGANTAR
- KONTEKS NATS
Latar belakang kisah Nats
adalah setelah kebangkitan Tuhan Yesus. Walaupun saat itu belum seperti
perkembangan Tehnology Informasi saat ini (belum ada tlp, sms, koran/majalah
eletronik, WA (group sesama murid), tetapi kabar kebangkitan Tuhan Yesus cepat
menyebar, menjadi Viral di Yerusalem. Ada info yg benar adanya, berdasar kesaksian
Maria Magdalena dan murid lain bahwa kubur telah kosong, mengacu kabarMalaikat yg
menyatakan Yesus Kristus telah hidup kembali. Ada juga berita Hoax hasil
rekayasa Sanhedrin, Parisi, Ahli Taurat dan tentara Romawi yg menyatakan Yesus
Kristus tidak bangkit hidup, melainkan mayatnya dicuri oleh para murid. Ada yg
percaya dan ada yg meragukan kebangkitan. Dikalangan murid Tuhan Yesus sendiri,
kebangkitan awalnya tidak mudah diterima oleh para murid. Disamping tetap
mengurung diri, sebagian dari pengikut Yesus memutuskan untuk kembali ke
kampung halamannya. Inilah latar belakang perjalanan 2 orang murid dari
Yerusalem ke Emaus. (Perlu kami sampaikan
diawal, sehubungan perikop ini tdd 23 ayat, cukup panjang, maka pembahasannya
pun juga agak panjang, km mhn kesabaran agar kita dapat menggali makna baik dari
nats. Saya mulai/red.)
PEMBAHASAN
NATS DAN RELEVANSI
1.
Menarik disini, PENTINGKAH LOKASI EMAUS Disebutkan ?
Saya setuju pada penafsiran yg menyatakan pencantuman nama desa Emaus disini menyatakan
Lukas (sbg Penulis) hendak mengingatkan sesuatu[1].
Emaus sendiri adalah sebuah desa yang bersejarah dalam perjuangan bangsa Yahudi
melawan penjajah. Emaus kerap dikaitkan
dengan kota emaus yg terdapat dalam Kitab Mekabe (1 Mak 3:40-57; 4:3; 9:50). Di
desa ini, pada Tahun 166 Seb.Masehi terjadi kemenangan perlawanan Yudas Mekabe
terhadap kekuasaan asing yg menjajah Israel. Peristiwa ini semakin menyuburkan
perlawanan kepada penjajah dan pengharapan akan hadirnya seorang Mesias yg akan
mempersatukan Yahudi mengusir penjajah& membangun kembali kejayaan bangsa
seperti dimasa Daud, sebuah gagasan Mesianisme Politik. Walaupun kemudian
gerakan Mekabe dan penerusnya mulai mundur dan tertumpas, akan tetapi
pengharapan Mesias Politik masih tetap subur hingga dimasa TUHAN Yesus. Melihat
keberadaan Yesus dan segala mujijat yg dilakukanNya, banyak orang mengira Yesus
itu Mesias dalam artian politis. Termasuk dikalangan sebagian murid. Bahkan
kalangan Romawipun beranggapan demikian, itu sebabnya resminya Yesus dihukum
mati sebagai pemimpin gerakan politik (lihat sangkaan di hadapan Pilatus,
Herodes dan tulisan INRI di kayu salib). Boleh diperkirakan Lukas lugas
menyebut Emaus sbg “simbol” guna meluruskan pandangan bahwa Yesus bukan Mesias
Politik melainkan Mesias dalam arti sesungguhnya, yg bangkit dari mati menebus
dosa manusia (ay 19-21).
2. Apa makna
mengapa dari 2 orang pengikut Yesus yg berjalan ke Emaus, tetapi Lukas hanya
menyebutkan 1 nama yaitu Kleopas (ay.18) dan seorang lain tidak. Mengapa? Ini
cara Lukas untuk membuat pembaca ikut serta dalam kisahnya. Pembaca seakan-akan
diajak menjadi murid yang tak disebut namanya itu. Dengan demikian pembaca bisa
merasa ikut disapa TUHAN Yesus yang menyertai perjalanan ke Emaus. Ini sebuah
metode mengajak pembaca ikut berdialog dalam perjalanan. [2]
Lantas siapa Kleopas, bukankah ia bukan bagian dari 12 murid TUHAN Yesus?
Memang tidak banyak sumber yg bisa kita dapat mengenal siapa Kleopas.Disamping
dalam Lukas 24:13-27 dan Markus 16, kemungkinan dia jugalah yg disebutkan dalam
Yoh 19:25. Tradisi Katolik dan Ortodox sampai sekarang meyakini bahwa Kleopas
dipercaya sebagai saudara laki-laki Santo Yusuf. [3] (jk ada peserta Serda memiliki info lain
ttg Kleopas silahkan berbagi)
3. Ditengah
keputus asaan dan kebingungan para murid ini, TUHAN Yesus hadir menemui mereka
(ay15). TUHAN Yesus tidak membiarkan keputusasaan mereka. Lalu Tuhan Yesus
memberikan pendampingan, menyertai mereka dalam perjalanan. Ayat 16: Tetapi ada sesuatu yang menghalangi mata
mereka, sehingga mereka tidak dapat mengenal Dia. Peserta SERMONterkasih,
coba kita simak ayat ini baik-baik, tidak disebutkan diayat ini bahwa Yesus
datang dengan menyamar dan tidak disebutkan juga bahwa Allah menaruh sesuatu
untuk menghalangi seperti kabut/asap/kegelapansehingga mereka tidak dapat mengenal
Dia. Jadi apa yg menghalangi mereka
untuk mengenali Yesus? Yang menghalangi mereka untuk mengenali Yesus bukan
hal-hal dari luar diri mereka, melainkan dari dalam diri mereka sendiri, yaitu
kesedihan, kemuraman mereka. Nampak dari ayat 17 dikatakan bahwa muka mereka
muram. Mengapa mereka bersedih? Karena kenyataan yg tidak sesuai dgn harapan.
Ayat 21 menerangkan“ padahal kami dahulu
mengharapkan, bahwa Dialah yg datang untuk membebaskan bangsa Israel. Tetapi
sementara itu telah lewat 3 hari, sejak semuanya itu terjadi”. Pemikiran
mereka, Yesus yg menjadi harapan mereka kini sudah tamat, tidak bisa berbuat
apa-apa. Inilah yg menutup mata hati dan pikiran mereka mengenali bahwa yang
dihadapan mereka adalah TUHAN Yesus sendiri. Dari sini bisa kita relevansikan,
saat ini bisa saja ditengah pergumulan pribadi, persoalan kesehatan, ekonomi,
persoalan penutupan Gereja, hingga teror bom, penabrakan truk, mungkin ada juga
umat Kristen yang mengalami hal demikian. Kemuraman dan kesedihan kita
menghalangi kita mengenali Allah yg berusaha menolong kita. Sering sekali sama
seperti murid, kita memiliki pengharapan yg salah , yg kemudian ketika
tidak terpenuhi, membuat mata iman kita
terhalang untuk melihat ada kehendak Allah yang jauh lebih sempurna dari pada
pengharapan manusia yang seringkali bersifat egois. Sehingga kita tidak
mengenali Yesus. Seakan-akan TUHAN sudah tamat, dan tidak bisa berbuat apa-apa
lagi dalam kehidupan kita. Dalamkesedihan dan kemuraman kita sering mengeluh : dimanakah Engkau TUHAN, mengapa Engkau tidak
menjagai aku? Mengapa Engkau meninggalkan aku dikala aku membutuhkanMu.
Saat ini mata hati dan kerohanian kita dibukakan untuk menyingkap segala
sesuatu yg menutup pengenalan kita terhadap Yesus yg sebenarnya tidak pernah
jauh dari kehidupan kita. Dia ALLAH yang MAHA HADIR.
4. Ketika
TUHAN Yesus membuka dialog : ...”Apakah
yang kamu percakapkan sementara kamu berjalan? Respon murid: “Maka berhentilah mereka dengan muka muram.
Seorang dari mereka yang bernama Kleopas berkata “adakah Engkau satu-satunya
orang asing di Yerusalem, yang tidak tahu apa yang terjadi di situ pada
hari-hari belakangan ini? (ayat 17-18)” mereka heran, ditengah viralnya
berita tentang kosongnya kubur Yesus, ternyata ada orang yang seolah tidak
mengetahuinya. Tetapi disini menariknya, mereka tetap dgn bersahabat
menjelaskan pembicaraan mereka sebelumnya, yaitu ttg figur TUHAN Yesus yang
mereka pahami : ayat 19 “Yesus orang
Nazareth. Dia adalah seorang Nabi yang berkuasa dalam pekerjaan dan perkataan
dihadapan Allah dan di depan seluruh bangsa kami”. Menjelaskan harapan mereka sebenarnya...: bahwa Dialah yang datang untuk membebaskan
bangsa Israel” (ay.21) dan kesedihan
mereka : akan tetapi Imam-imam Kepala dan
pemimpin (tua-tua Israel) telah menyerahkan Dia untuk dihukum mati dan mereka
telah menyalibkanNya (ay.20). Mereka tidak ingat (menjelaskan)
apa yg pernah dikatakan Yesus kepada mereka bahwa Ia akan mati dan bangkit pada
hari ketiga dari kematian ( Mat. 17 : 22-23 ). Para murid masih terbelenggu
konsep ke Mesias menurut Yahudi. Keterikatan mereka kepada konsep Yahudi adalah
suatu gambaran akan kegagalan mereka dalam memahami dan memaknai status
kemuridan mereka didalam terang misi dan pelayanan Yesus. Dari sini kita
belajar bahwa iman kita, pengenalan kepada Yesus bisa saja sekarang sama
seperti murid, yang walaupun sering “bersama“ dengan Tuhan Yesus, menjadi
Parhalado, mengurusi banyak hal di Gereja, tetapi tidak memahami sepenuhnya
Misi Yesus. Kita juga sering sama seperti Murid berusaha mendikte bagaimana
Tuhan Yesus harus bekerja memenuhi keinginan kita. Tidak membiarkan Yesus
bekerja dengan caraNya. Padahal jelas manusia harus berserah dan menyesuaikan
rencananya sesuai dengan rencana Tuhan. Tuhan bukan seseorang yg bisa kita atur
memenuhi keinginan kita.
5. Kemudian
mereka menceritakan kesaksian Maria Magdalena dkk, yang melihat kubur telah
kosong dan bertemu dengan malaikat di kubur Yesus yg mengabarkan bahwa Yesus
telah bangkit (bnk.Luk 24:1-12). Menarik disini walaupun Maria Magdalena sudah
menyampaikan hal ini kepada murid-murid Tuhan Yesus, tetapi tetap sulit mereka
terima. Memang dalam konteks Yahudi saat itu, kesaksian perempuan tidak
diperhitungkan sebagai sebuah kebenaran. Kesaksian perempuan tidak
diakui. Padahal, melalui kebangkitan Yesus, Allah mau mengubah keadaan itu,
kaum perempuan harus diberdayakan. Kaum Perempuan yg tersisihkan menjadi
Pemberita Injil pertama yg mengabarkan bahwa Yesus telah bangkit! Kebangkitan
Yesus adalah juga moment yg menproklamirkan ”Tidak ada pendiskreditan gender (
Gal 3 : 28, Roma 12:15, 15:6, 1 Kor 12:12 )”. Jadi memang peranan wanita dalam
peristiwa kebangkitan Yesus sangat besar. Dan kemudian hari, kisah
perjumpaan TUHAN Yesus dengan 2 orang murid ini melengkapi kesaksian dari
perempuan-perempuan yang melihat kubur kosong, yg kita terima hingga saat ini.
Dan kemudian menjadi dasar kebangkitan peran perempuan dalam Gereja(lih. Proses sejarah Gereja ttg penerimaan
tahbisan menjadi Pdt/Imam/Penetua bagi perempuan).
6. Lalu
apa jawaban TUHAN Yesus mendengar itu semua ? “...hai kamu orang bodoh, betapa lambannya hatimu, sehingga kamu tidak
percaya segala sesuatu, yang telah dikatakan para nabi! Bukankah Mesias harus
menderita semuanya itu untuk masuk ke dalam kemuliaanNya? “(ayat. 25-26).
TUHAN Yesus menegur dengan keras para murid dengan kalimat, “hai kamu orang
bodoh”. Yesus melihat para murid hanya mengarahkan diri kepada kedukaan dan
kekecewaan, sehingga lupa pada ajaran bahwa Yesus akan mati dan bangkit dalam
kemuliaan. Yesus mengatakan mereka bodoh, karena mereka tidak memiliki iman
dalam memandang semua peristiwa itu, menegur mereka yg lamban dalam hal rohani
(Mat 22:29). Disini TUHAN Yesus tidak marah atau bersikap tidak menghormati
mereka, melainkan teguran baik untuk kembali mengingat karyaNya berdasarkan
Kitab Suci.Bodoh. Dalam bahasa kita (misalnya kalau ini disampaikan di
sermon daerah/resort/jemaat), kata-kata ini terasa seperti hinaan. Tapi dalam
cara berdiskusi pada cendikia di zaman itu, kata seperti ini dimaksud sebagai
koreksi terhadap kesalahan mengolah fakta[4].
Dan ke 2 orang pengikut Yesus inipun tidak marah, dialog tetap berlanjut.Sehingga
pada ayat 27 diterangkan kemudian TUHAN Yesus “mengkuliah umumkan” kepada
mereka apa yg tertulis tentang DIA dalam seluruh Kitab Suci”. TUHAN Yesus
membekali mereka, dengan pikiran yg mereka yg tidak dikuasai agenda
tersembunyi, seperti Mesianis Politik.
7. Peserta
sermon yg baik, bagian ini bisa kita relevansikan, sudah berapa lamakah kita
menjadi pengikut Yesus Krisus? Apakah kita sudah mengenal Dia yang
sesungguhnya? Seberapa jauhkah pengenalan kita terhadap Yesus dibandingkan
pengenalan Kleopas kepada Yesus? Sering sekali kita tidak bisa melihat gambaran
besar dari rencana TUHAN dalam kehidupan kita. Yang kita lihat justru hanyalah
“gambaran-gambaran puzzle kecil kehidupan” yg TUHAN sedang susun dalam hidup
kita. Disinilah kita bertemu dengan kecewa, marah, gagal, menderita, kalah ;
itulah sebuah kebodohan. TUHAN Yesus menegur murid-murid waktu itu. Kenapa?
Karena yg mereka lihat hanya terfokus pada kepingan yg isinya penderitaan saja.
Padahal gambar-gambar kecilpenderitaanitu ibarat bagian kepingan-kepingan
puzzle indah dalam kehidupan kita.Jadi jika kita mengalami pergumulan saat ini,
jangan bertanya kepada TUHAN, “TUHAN kenapa semuanya ini terjadi dalam hidup
saya?’. Tapi beranilah kita untuk mulai belajar bertanya kepada TUHAN : TUHAN, apa yg sebenarnya TUHAN mau ajarkan
dan tunjukkan kepada saya melalui peristiwa berat macam ini ; Kuatkan saya
TUHAN untuk melihat gambaran puzzle besar yg TUHAN mau berikan dalam hidup
saya.Jemaat terkasih, demikianlah sampai sekarang TUHAN Yesus pun mungkin masih menegur
kebodohan-kebodohan manusia. Dimana kadangkala kita sama seperti murid, kita
bodoh, terlalu sukar untuk percaya, gagal mengenal TUHAN dan kasihNya sehingga
terus dirudung kesedihan dan kemuraman dalam perjalanan hidup,dll. (contoh-contoh ”kebodohan-kebodohan” lain :bisa
dikembangkan di sermon).
8. Ketika
mereka mendekati kampung Emaus, terjadi hal menarik. Yesus berbuat seolah-olah
hendak meneruskan perjalanannya. Tetapi murid mengatakan tinggallah bersama kami. Dihati murid-muridnya sudah mulai muncul
iman. Kemudian ketika mereka masuk, Yesus yg seolah-olah sebagai tamu, yg
diundang, tapi setelah itu Dialah yang kemudian mengambil roti, mengucapkan
berkat dan memecahkannya dan memberikan kepada mereka. Maknanya, disini Yesus
menyatakan kedaulatannya. Dia bukan tamu. Ini sejajar ketika TUHAN Yesus datang
menemui Zakheus. Yesus berkata, Zakeus
turunlah, Aku akan makan ditempat kamu. Disini siapa mengundang siapa?
TUHAN Yesus yg mengundang Zakeus atau Zakeus yg mengundang Yesus? Ternyata
Yesuslah yang mengundang Zakeus (Lukas 19:1-10). TUHAN Yesus yg mengundang
Zakeus agar Zakeus mengundang Yesus kerumahnya. JikaTUHAN Yesus tidak
mempercayakan diri untuk diundang maka Zakeus
tidak akan mengajak TUHAN Yesus kerumahnya. Demikian juga dalam perikop
ini. Yesus berbuat seolah-olah hendak meneruskan perjalanannya. Bukan mereka yg
berinisiatif untuk meminta Yesus tinggal bersama dengan mereka tetapi memang TUHAN
Yesus sendiri sudah berencana untuk bersama dgn mereka. Dan betul saja, waktu
Yesus duduk makan bersama mereka, Yesus memerankan diri sebagai penjamu. Dia
bukan tamu. Dari sini bisa kita relevansikan, bahwa sering kita
memperlakukan Yesus seolah tamu dalam kehidupan kita. Lihat saja ada doa-doa
kita yg mengundang kehadiran Yesus, dalam ibadah, pergumulan, usaha dll. Kita
berpikir berinisiatif untuk mengundang Dia adalah kita, Dia seolah terikat
sebagai tamu. Yesus tidak bisa
diperlakukan seperti itu. Tidak ada tempat dan kehidupan yang bisa
menjadikanNya sebagai tamu, dan seolah IA butuh izin
untuk itu. Dia tidak pernah menjadi tamu dimana semua kehidupan dan semesta
adalah milikNya, kitalah sebenarnya yg “tamu”. Dia itu TUHAN. Itu bukan nature
dari TUHAN. Dia tetap akan menjadi ALLAH, yg mengambil roti, mengucap (memberi)
berkat, memecah-mecahkan dan memberikannya kepada kita. Yesus yg akan menjamu
kita, yg akan mengenyangkan kehidupan kita. Memecahkan setiap persoalan kita.
Karena kehidupan ini milikNya. Amin? Amin....
9. CELIKLAH
MATA MURID : Ketika TUHAN Yesus memecah-mecahkan roti, saat itulah mereka
menyadari sepenuhnya bahwa orang itu sama dengan Dia yg dalam perjamuan malam
(Lukas 22: 16-18). Saat itulah celik mata mereka dan mereka mengenal Yesus.
Mereka percaya bahwa Yesus telah bangkit. Kemudian, saat itu juga Yesus
menghilang dari tengah-tengah mereka (ay.31). Disinilah perbedaan Yesus yang
dilahirkan dari rahim Maria, dengan Yesus yang bangkit dari kematian. Ia
dikatakan bisa menghilang. Hal ini tidak pernah dilakukanNya selama hidupNya
hingga mati disalibkan. Ia memiliki tubuh yang benar-benar tubuh, yang bisa
berjalan, berbicara, disentuh (lih.ketika Thomas menyentuh tangan bekas yang
dipakukan di kayu salib) dan juga bisa makan dan minum dan sekaligus juga bisa
menghilang. Kemudian, dari peristiwa menghilangnya Yesus dari hadapan muridNya,
bisa kita relevansikan bahwa Yesus bukan seseorang yang bisa kita genggam
dengan tangan kita. Dia adalah TUHAN. Ada orang yang keliru, dia pikir dia
sudah dekat dengan Yesus, setelah itu dia menjadikan Yesus seolah bisa
dikendalikan kapan muncul kapan pergi. Padahal Dia TUHAN yg MAHA HADIR.
10. Mereka
kemudian mengevaluasi perjalanan, katanya “bahwa
sebenarnya tanda-tanda tentang TUHAN Yesus sudah bersama mereka tergambar
ketika hati mereka berkobar-kobar ketika berbicara dengan TUHAN Yesus ttg Kitab
suci sepanjang perjalanan (ay.32). Hati yg berkobar-kobar adalah gambaran bahwa
mereka sebenarnya sudah merasakan bahwa TUHAN begitu dekat dengan mereka. Hati
mereka yg sempat padam, sedih dan muram diawal perjalanan kita menjadi hati yg
berkobar-kobar. Kehadiran Yesus memang tidak dapat mereka kukuhkan lagi saat
itu, namun ada yang tertinggal, yakni hikmat serta kekuatan baru untuk kembali
ke Yerusalem membawakan kabar gembira kepada rekan-rekan mereka yg butuh
kesadaran baru. Mereka paham, kinimerekalah yg harus pergi memberitakan injil,
bukan menjadi moment pertemuan dengan Yesus sebagai menara gading. Dan memang
sejak itu mereka mau berkarya menyebarkan berita kebangkitan itu kepada orang
banyak. Karna sukacitanya mereka langsung kembali dari Emaus ke Yerusalem
menemui ke 11 murid dan menceritakan kejadian nyata yg mereka alami. Itulah
makna Paskah yg kita peringati setiap tahunnya. Yesus mengajak kita keluar dan
bersaksi (menyatakan/menyanyikan Kasih Setia TUHAN : ber Micerikordias Domini).
11. Relevansi
lainnya dibahas dalam sermon.
PENUTUP
: Peserta
sermon yang terkasih, perjalanan dari Yerusalem ke emaus adalah perjalanan
penjernihan iman, perjalanan penguatan, dari hidup yg dikuasai kesedihan dan kemuraman
menjadi berkobar-kobar, mengubah yg ragu menjadi percaya. Jika kita
relevansikan, kita juga sedang menempuh perjalanan hidup/martohonan/marhuria/mar
HKI 90 Thn/mardaerah/bekerja/Proses
PILKADA, dll. Apakah kita dalam kondisi sedih dan muram, atau sedang
berkobar-kobar mengingat kebaikan TUHAN? Ingatlah dalam suka duka, Yesus
ternyata hadir dan menyertai kita, membuat kita terluput dari belenggu maut dan
hidup dgn ucapan syukur/bnk Epistel Maz
116). Mari terbuka untuk menerima peneguhan dari TUHAN Yesus&
menyingkirkan segala sesuatu yg menghalangi kita mengenal kasihNya. Kiranya
dialog perjalanan ke emaus ini juga bisa menjadi pengalaman pribadi/melayani
bagi kita. Mengubah kemuraman menjadi
hati yg berkobar-kobar mengingat kasihNya. GB
(bekasi timur, 10/4/2017/happypakpahan)
[1]Tafsiran lain menyatakan Emaus yg dibicarakan dalam
kitab Mekabe ini jaraknya sekitar 30 km sebelah barat laut Yerusalem. Berbeda
dari jarak yg digambarkan di nats. Penafsir dan sejarahwan mencoba menetapkan
dimana kota Emaus yg jaraknya 7 mil itu, tapi tak satupun bisa dipastikan. Yg
pasti, Lukas tampaknya memang tidak hendak berbicara mengenai lokasi geografis,
tetapi makna simbolis.
[2]Catatan kuliah
seminar PB di STT Abdi Sabda
