MINGGU IV SETELAH TRINITAS TGL. 19 JUNI 2016, EVANGELIUM : LUKAS 8:26-39
LUKAS
8:26 Lalu mendaratlah Yesus dan murid-murid-Nya di
tanah orang Gerasa yang terletak di seberang Galilea.
8:27 Setelah Yesus naik ke darat, datanglah
seorang laki-laki dari kota itu menemui Dia; orang itu dirasuki oleh
setan-setan dan sudah lama ia tidak berpakaian dan tidak tinggal dalam rumah,
tetapi dalam pekuburan.
8:28 Ketika ia melihat Yesus, ia berteriak lalu
tersungkur di hadapan-Nya dan berkata dengan suara keras: "Apa urusan-Mu
dengan aku, hai Yesus Anak Allah Yang Mahatinggi? Aku memohon kepada-Mu, supaya
Engkau jangan menyiksa aku."
8:29 Ia berkata demikian sebab Yesus memerintahkan
roh jahat itu keluar dari orang itu. Karena sering roh itu menyeret-nyeret dia,
maka untuk menjaganya, ia dirantai dan dibelenggu, tetapi ia memutuskan segala
pengikat itu dan ia dihalau oleh setan itu ke tempat-tempat yang sunyi.
8:30 Dan Yesus bertanya kepadanya: "Siapakah
namamu?" Jawabnya: "Legion," karena ia kerasukan banyak setan.
8:31 Lalu setan-setan itu memohon kepada Yesus,
supaya Ia jangan memerintahkan mereka masuk ke dalam jurang maut.
8:32 Adalah di sana sejumlah besar babi sedang
mencari makan di lereng gunung, lalu setan-setan itu meminta kepada Yesus,
supaya Ia memperkenankan mereka memasuki babi-babi itu. Yesus mengabulkan
permintaan mereka.
8:33 Lalu keluarlah setan-setan itu dari orang itu
dan memasuki babi-babi itu. Kawanan babi itu terjun dari tepi jurang ke dalam
danau lalu mati lemas.
8:34 Setelah penjaga-penjaga babi itu melihat apa
yang telah terjadi, mereka lari lalu menceritakan hal itu di kota dan di
kampung-kampung sekitarnya.
8:35 Dan keluarlah orang-orang untuk melihat apa
yang telah terjadi. Mereka datang kepada Yesus dan mereka menjumpai orang yang
telah ditinggalkan setan-setan itu duduk di kaki Yesus; ia telah berpakaian dan
sudah waras. Maka takutlah mereka.
8:36 Orang-orang yang telah melihat sendiri hal
itu memberitahukan kepada mereka, bagaimana orang yang dirasuk setan itu telah
diselamatkan.
8:37 Lalu seluruh penduduk daerah Gerasa meminta
kepada Yesus, supaya Ia meninggalkan mereka, sebab mereka sangat ketakutan.
Maka naiklah Ia ke dalam perahu, lalu berlayar kembali.
8:38 Dan orang yang telah ditinggalkan setan-setan
itu meminta supaya ia diperkenankan menyertai-Nya. Tetapi Yesus menyuruh dia
pergi, kata-Nya:
8:39 "Pulanglah ke rumahmu dan
ceriterakanlah segala sesuatu yang telah diperbuat Allah atasmu." Orang
itu pun pergi mengelilingi seluruh kota dan memberitahukan segala apa yang
telah diperbuat Yesus atas dirinya.
IBLIS DAN
PASUKANNYA TELAH DIKALAHKAN TUHAN YESUS, PEMBERITAAN INJIL HARUS DILAKUKAN
WALAU PENDUDUK SETEMPAT MENOLAK TUHAN YESUS
1.
Sebelum
berlayar ke Gerasa/Gadara/Gergesa Yesus Kristus berada di Kapernaum (kota di pantai Danau Galilea
sebelah Utara) (Mat.8:5). Di sana Yesus mengajak muridNya berlayar ke seberang,
yakni ke daerah Gadara/Gerasa (yang kota besarnya adalah Gadara/9,6 km dari
pantai Danau Galilea dan Gerasa/40 km dari pantai Danau Galilea) yang berpantai
ke Danau Galilea di bagian Selatan. Daerah Gadara/Gerasa, bagian dari Dekapolis
(sepuluh kota), berada di Tenggara/Selatan Danau Galilea, dan kotanya di
pinggir pantai Danau Galilea bernama Gergesa. Dapat dimaklumi, nama-nama ini
bisa silih berganti, dalam cerita orang, termasuk dalam cerita di Alkitab. Yesus
menuju seberang tampaknya hanya satu tujuan: membebaskan orang yang dirasuk
Legion dan menyembuhkannya. Waktu Yesus berlayar ke seberang, perahu mereka
diserang badai, dan Yesus menghentikan badai itu hanya dengan satu ucapan:
Diam, tenanglah! (Mrk.4:39). Tujuan Yesus ke seberang tidak boleh dihalangi
kekuatan alam maupun kekuatan lainnya. Yesus dan murid-murid-Nya berhasil
mendarat (berlabuh) dengan baik di pantai kota Gergesa, bagian dari tanah orang
Gerasa/Gadara yang terletak di seberang kota Kaperanum di Danau Galilea. Yesus
dan rombongan disambut seorang yang dirasuk oleh setan-setan (Matius mengatakan
dalam Mat.:8:28 dua orang untuk lebih menekankan bahwa di Gerasa/Gadara
benar-benar banyak yang dirasuk setan, dan semuanya disembuhkan/diselamatkan).
Sesampainya Yesus di Gergesa/Gerasa/Gadara, “misi” untuk mencapai tujuan, yakni
mengusir setan-setan dari manusia, dimulai.
2.
Sewaktu
pembagian tanah Kanaan kepada bangsa
Israel oleh Yosua bin Nun, daerah Dekapolis, yang didalamnya termasuk daerah Gadara/Gerasa/Gergesa, tidak
turut dibagikan. Daerah ini berada di antara daerah Manasye (Timur) dan Manasye
Barat. Di zaman Saul, daerah yang ada di pegunungan Gilead ini berada dalam
kekuasaannya. Di zaman Alexander Agung kota-kota Dekapolis dibangun. Di zaman
Yesus daerah ini dalam kekuasaan raja Herodes. Daerah dan Kota Gadara adalah
salah satu daerah/Kota bebas. Dari itu dapat dimaklumi apabila penduduknya
majemuk, dan kehidupan penduduk di Gadara kurang dipengaruhi oleh pengaturan
keagamaan dari Yerusalem. Di daerah yang jarang penduduknya ini penduduk
memelihara babi (binatang haram bagi Yahudi), untuk dijual kepada orang-orang
Yunani. Yesus pernah lewat daerah Dekapolis (Mrk.7:31) dan menyembuhkan seorang
yang tuli-bisu, sehingga dia dapat berbicara dan mendengar dengan baik. Yang
disembuhkan itu tidak bisa dilarang memberitakan tentang Yesus. Dari Lukas 8:22-39
diketahui bahwa Yesus sengaja datang ke tanah Gadara/Gerasa untuk dua hal
sekaligus: mengusir setan yang merusak hidup manusia, dan melenyapkan binatang
haram yang ada di sana. Daerah Gadara/Gerasa harus masuk ke dalam Kerajaan
Allah yang sudah datang di bumi. Di daerah Gadara/ kota Gergesa Yesus ditolak,
tetapi berita keselamatan harus disampaikan kepada penduduknya.
3.
Yesus
berlayar dari Kapernaum ke tanah Gerasa, dan Legion mengarahkan laki-laki yang
dirasuk mereka melangkah dari kuburan yang menjadi sarangnya untuk datang ke
Gergesa (ke tepi pantai) untuk berhadapan dengan Yesus. Para setan itu terusik,
karena tahu bahwa Yesus akan tiba di daerah teritorial mereka. Kehadiran Yesus
membuat masa depan para setan terancam. Legion memiliki startegi yang luarbiasa
dalam menghadapi Yesus. Kalau Legion tidak dapat menaklukkan Yesus seperti
menaklukkan laki-laki yang dirasuknya, maka “jalan damai” akan ditempuhnya.
Begitulah biasanya taktik setan-setan di mana-manapun di dunia ini. Legion di
tanah Gerasa tahu betul bahwa mereka tidak mampu melawan Yesus, sehingga Legion
datang untuk membujuk Yesus agar mereka tidak dilenyapkan dari bumi. Dalam
kedatangannya menemui Yesus, Legion menunjukkan bahwa mereka telah menaklukkan
manusia, yakni seorang laki-laki yang lama sudah dibuat merasa biasa tidak berpakaian dan senang bertempat
tinggal di kuburan (tempat orang-orang mati). Berpakaian rapi/indah dan kerasan
tinggal di rumah dibuat oleh para setan menjadi budaya yang menjijikkan bagi
manusia yang dirasuknya. Kemanusiaan laki-laki yang dirasuk itu dimatikan oleh
para setan tersebut. Para roh jahat (setan-setan) itu sering menyeret-nyeret
laki-laki yang dirasuknya hingga mengganggu manusia-manusia normal. Para setan
ini menunjukkan kekuatannya melalui kemampuan laki-laki yang dirasuknya dapat
memutuskan rantai dan belenggu yang dibuat mengikatnya. Si laki-laki yang
dirasuk ini bisa kuat walaupun tidak teratur makan, bahkan tidak makan
berhari-hari. Dari dulu sampai sekarang, demikianlah perbuatan setan-setan
terhadap/melalui orang yang dirasuknya. Tetapi Yesus tahu strategi setan-setan
dan tidak gentar sedikitpun menghadapi
para setan yang terdiri dari satu legion (3000) dan dikomandani satu setan
bernama “Legion”. Kiranya, para murid dan pengikut Yesus yang ada sekarangpun, seperti
Yesus Kristus, tidak perlu gentar menghadapi setan sekuat apapun. Penulis juga
sudah mengalami bagaimana kuasa Yesus lebih kuat dari kuasa para setan, dan
Yesus di masa sekarang masih menunjukkan kuasa-Nya mengusir setan dari orang
yang dirasuki setan dalam sekejab. Dan orang yang dibebaskan dari perasukan
setan itu sehat selamanya. Setan-setan tunduk kepada Yesus, dan kepada kuasa
Yesus yang dialirkan oleh para pengikut Yesus, baik dulu maupun di masa sekarang.
4. Satu
legion setan (yang terdiri dari 3000 penampakan), yang dipimpin oleh satu
komandannya yang juga disebut Legion berjumpa langsung dengan Yesus. Dengan
penuh kelicikannya, komandan setan itu ingin berbicara baik-baik dengan Yesus.
Peristiwa percakapan langsung antara TUHAN dan Iblis tentang Ayub seolah
terulang kembali (Ayub 1:6-12), walaupun cerita itu dalam versi yang lain.
Iblis, setan setan, dan para malaikat termasuk pada ciptaan TUHAN. Si Legion di
Gerasa/Gadara/Gergesa menyadari statusnya, sehingga dia melakukan pendekatan
“jalan damai” kepada Yesus tetapi penuh
kelicikan. Ketika melihat Yesus, Legion berteriak (bersuara keras) dan
tersungkur di hadapan Yesus. Itu merupakan sikap menghormati yang sangat luar
biasa. Legion menunjukkan sikap pasrah kepada Yesus dan dengan penuh ketakutan.
Sewaktu Ular (yang dirasuk Iblis) menggoda Perempuan di Taman yang ada di Eden,
Ular itu juga sangat sopan dan sangat hormat berbicara. Dengan metode itu
godaannya si Ular sangat berhasil. Demikian juga dalam percakapan TUHAN dan
Iblis tentang Ayub. Iblis itu berbaur, dan kompak dengan anak-anak TUHAN, dan
datang bersama-sama di hadapan TUHAN bersama dengan anak-anak TUHAN. Sewaktu
Iblis itu ditanya oleh TUHAN, si Iblis menjawab dengan sangat sopan dan hormat.
Permintaan Iblis itupun dikabulkan TUHAN, yakni mencobai Ayub. Di peristiwa di
Gerasa, si Legion membuat laki-laki itu berteriak dan bersuara keras sebagai
petunjuk kehadiran Legion, tetapi sikapnya tersungkur menunjukkan sikap hormat
dan sopan serta pasrah. Sikap hormat itu masih ditambah lagi dengan pengakuan,
bahwa Yesus adalah Anak Allah Yang Mahatinggi. Banyak manusia lebih nakan dari
Legion ini. Sedangkan Legion dan setan-setan percaya bahwa Yesus Anak Allah
yang Mahatinggi, tetapi mengapa lima miliar lebih manusia di bumi tidak mau
percaya bahwa Yesus Anak Allah Yang
Mahatinggi? Soal hormat dan sopan itu, Iblis, Legion dan setan-setan tidak
kalah dibanding dengan sikap dan kesopanan manusia terhadap TUHAN. Bedanya
adalah bahwa di balik sikap percaya, hormat dan sopannya si Iblis, Legion atau
setan-setan, selalu ada niat, rencana memperdaya, mengecoh bahkan merusak
kehidupan manusia dan relasi (hubungan) manusia dengan TUHAN. Ini juga termasuk
tanda-tanda orang yang menjadi pengikut Iblis, Legion atau setan-setan maupun
Beelzebul. Orang yang tidak mau percaya
bahwa Yesus Anak Allah Yang Mahatinggi, bukan lagi sikap hanya pura-pura,
tetapi sikap penyangkalan terhadap Yesus yang datang. Sikap menyangkal lebih parah lagi dari sikap
Iblis, Legion dan setan-setan. Hukuman kepada para penyangkal Yesus pasti lebih
berat nantinya.
6. Legion
meminta kepada Yesus agar para setan itu diperkenankan oleh Yesus untuk
memasuki babi-babi yang kebetulan sedang dibiarkan para pemiliknya berkeliaran
di daerah itu. Yang luar biasa adalah, bahwa Yesus mengabulkan permintaan para
setan yang dipimpin Legion mereka. (Sedangkan permintaan para setan dikabulkan
Yesus, apalagi permintaan para pengikut-Nya yang setia. Itu harus dipegang
teguh para pengikut Yesus dalam Huria Kristen. Hati-hati juga, agar barang/milik
maupun diri kita tidak menjadi objek yang diminta oleh para setan untuk
diganggu. Untuk kewaspadaan itulah, maka Yesus mengajari para murid dan
pengikut-Nya berdoa, yang dalam doanya dimohon: Jangan bawa kami ke dalam
pencobaan, tetapi lepaskanlah kami daripada yang jahat).Yesus tahu, bahwa di
balik permintaan Legion itu masih ada “akal busuk”. Yesus tahu, bahwa babi-babi
itu adalah milik penduduk setempat. Para penjaga babi itu ada di sana. Apabila
babi-babi mereka diganggu oleh setan-setan, mereka akan marah dan mengusir
Yesus dari daerah itu. Para setan, dengan segala upayanya, selalu berusaha
menghancurkan cinta kasih di kalangan manusia. Di waktu itu, babi masih
merupakan hewan haram menurut agama Yahudi, tetapi merupakan sumber pendapatan
ekonomi yang baik bagi para pemiliknya. Sebenarnya ada berbagai kemungkinan
yang bisa terjadi apabila babi-babi itu dirasuk oleh setan-setan tersebut. Bisa
saja babi-babi yang kerasukan itu akan memberi keuntungan yang lebih besar
kepada pemiliknya, apabila babi yang kerasukan itu dijual. Tetapi bisa juga
terjadi, bahwa babi yang kerasukan itu akan ganas dan beringas sehingga menjadi
membahayakan terhadap pemiliknya dan terhadap penduduk setempat. Tetapi dua
alternatif ini tidak dibiarkan terjadi. Para setan itu tidak berdaya mengendalikan
babi yang dirasuknya, agar tidak terjun ke jurang lalu ke danau. Itu berbeda
dengan apa yang dilakukan para setan itu terhadap laki-laki yang mereka rasuk
sebelumnya. Laki-laki itu dikendalikan oleh para setan tersebut. Tetapi
babi-babi itu tidak bisa dikendalikan para setan itu. Mungkin karena para setan
itu sudah terpecah, dan tidak lagi dalam satu diri, tetapi sudah terserak
menjadi satu setan di dalam setiap ekor babi itu. Setan yang terpecah akan
menjadi lemah. Tanpa bisa dikendalikan oleh para setan yang merasuk, babi-babi
itu berlarian dan menerjunkan dirinya ke danau sehingga babi-babi itu mati
tenggelam. Dengan demikian, keuntungan melalui barang-barang haram yang
dirasuki setan tidak perlu diperoleh manusia. Barang yang dirasuki setan tidak perlu
membahayakan diri manusia. Legion (setan-setan) di Gerasa yang selalu
keranjingan merasuk makhluk-makhluk hidup menjadi hilang, tidak diketahui lagi
ke mana rimbanya. Mungkin mereka masih gentayangan di daerah itu, dan ada
kemungkinan akan merasuk manusia yang lain. Oleh karena itu, penduduk yang ada
di daerah itu harus diberi pertahanan agar tidak dirasuk oleh setan. Untuk
itulah mengapa Yesus menyuruh laki-laki yang diselamatkan itu tinggal di daerah
itu dan memberitakan apa yang telah diperbuat Allah/Tuhan Yesus Kristus
terhadap dirinya.
Satu analogi: Tuak atau minuman
keras (beralkohol) yang murni bisa saja tidak membahayakan kepada diri manusia,
apabila diminum satu gelas/seloki saja. Tetapi apabila tuak itu telah “dirasuk
setan”, yakni diracik (dioplos) dengan narkoba, atau pinang atau ramuan yang
membuat tuak itu menjadi “gila”, maka tuak sedemikian bisa saja memberi
keuntungan yang sangat besar bagi penjualnya. Bisa juga membuat orang yang
meminumnya menjadi membahayakan bagi orang lain, karena orang itu dibuat
mabuk/tenggen luar biasa, dan tidak sadar lagi tentang apa yang dilakukannya. Maka
tuak yang “dirasuk setan” itu harus dilenyapkan. Pemiliknya tidak dibolehkan
mendapat keuntungan besar dari menjual barang sedemikian. Tidak boleh ada orang
yang menjadi membahayakan terhadap orang lain, karena meminum tuak yang “dirasuk
setan” tersebut. Kehadiran Huria Kristen di kampung-kampung paragat, penjual tuak, ditugaskan
membimbing penduduk setempat untuk menyadari dan menghindari bahaya tuak yang “dirasuk
setan”, sebagai bagian dari usaha pemberitaan Injil. Segala tuak yang diracik,
dioplos atau sudah “dirasuk setan” harus dilenyapkan dari setiap daerah/kampung
di Indonesia. Kalau tidak, semua orang yang meminum tuak yang “dirasuk setan”
itu nanti yang dilenyapkan oleh tuak itu
sendiri. Dari contoh ini, dapat dimaklumi, mengapa babi-babi yang dirasuk setan
itu lebih baik mati tenggelam (mati lemas). Barang haram itu, pendapatan haram
itu, bahaya yang mengancam itu, dan setan-setan pengganggu itu harus sekaligus
dilenyapkan.
7. Para
penjaga babi itu menjadi orang pertama memberitahu kepada penduduk setempat (di
kota dan di desa) tentang pekerjaan Yesus yang luar biasa itu. Mereka
menceritakan bagaimana laki-laki yang dirasuk setan itu diselamatkan. Para
penduduk menjadi berbondong-bondong menemui Yesus di tepi pantai (di Tempat
Kejadian Peristiwa/TKP). Setelah penduduk itu mendengar cerita itu dan melihat
kenyataan bahwa laki-laki yang dulu dirasuk setan dan sekarang telah
diselamatkan berpakaian rapi, dan duduk di kaki Yesus dengan tenang, dan sudah
waras; serta melihat babi-babi itu bergelimpangan di danau, reaksi pertama
mereka adalah “sangat takut”. Mengapa? Karena kepentingan mereka terusik, dan
merasa kepentingan mereka akan menjadi sirna apabila Yesus semakin lama tinggal
di Gerasa. Ketakutan mereka menunjukkan bahwa mereka adalah orang-orang yang
sangat jauh dari pengharapan keselamatan. Mereka takut dan gemetar karena
keselamatan datang ke daerah mereka. Biasanya orang seperti ini bersikap demikian,
disebabkan karena mereka merasa terancam dari sudut keimanan, pendapatan dan
kebiasaan mereka. Dari ketakutan mereka dapat diduga, bahwa penduduk setempat membiarkan laki-laki itu
dirasuk setan, dan tidak mengusahakan kesembuhannya, karena mereka juga
termasuk kepada penghormat setan-setan. Mereka merasa biasa hidup dengan
barang-barang haram. Tidak ubahnya seperti penghuni kampung asusila (lokalisasi
pelacur), atau penghuni kampung narkoba,
mereka takut kalau keselamatan dari Tuhan Yesus datang ke tempat itu.
Karena mereka merasa pendapatan mereka hilang apabila manusia-manusia yang ada
di sana diselamatkan dari barang-barang haram tersebut.
Reaksi kedua dari penduduk itu: Didorong
oleh rasa ketakutan yang sangat hebat, mereka meminta Yesus pergi dari daerah
mereka. Sebenarnya, balasan yang harus diberikan kepada penduduk Gerasa adalah
kutuk, sebab terkutuklah penduduk suatu daerah yang mengusir Yesus dari daerah
itu. Tetapi Yesus tidak marah karena adanya permintaan itu. Yesus tidak
mengutuki mereka. Yesus tidak ingin ada
konfrontasi dengan penduduk setempat, dalam usahanya untuk menyatakan kerajaan
sorga yang telah datang di daerah mereka. Yesus pergi tanpa marah. Yesus
memberi waktu bagi mereka untuk bertobat atau untuk mengenal dan masuk dalam
Kerajaan yang dibawa oleh Yesus Kristus. (Demikian juga pengalaman para missionaris
Jerman yang datang memberitakan Injil di
daerah Dayak, Kalimantan, di zaman penjajahan Belanda, tetapi mereka ditolak
dan diusir. Tetapi mereka tidak melakukan konfrontasi, tetapi siap dikirim ke
Sumatera Utara untuk membantu pekerjaan pekabaran Injil. Dayak akhirnya juga
menerima Injil melalui misionaris yang lain). Penolakan terhadap Yesus di
Gerasa, dan kepergian Yesus berlayar meninggalkan tempat itu, tidak berarti
berita keselamatan harus dibiarkan terbenam dan hilang begitu saja di Gerasa. Pemberitaan
keselamatan harus dilanjutkan di Gerasa. Makanya Yesus tidak mengijinkan
laki-laki yang sudah diselamatkan itu pergi bersama Yesus meninggalkan daerah
itu. Tetapi Yesus menyuruh laki-laki itu kembali ke rumahnya, ke kampungnya,
dan menceritakan apa yang sudah diperbuat Allah kepadanya. Lalu laki-laki itu
pergi menyebarkan berita keselamatan itu ke seluruh bagian kota di daerahnya,
dan menceritakan apa yang telah dilakukan Yesus kepadanya. Laki-laki yang
diselamatkan itu menjadi Pemberita Injil, menjadi Saksi Kristus. Penolakan
terhadap laki-laki ini tidak ada diberitahukan. Dengan demikian, Yesus telah
memulai, bahwa pemberitaan berita keselamatan sangat efektif apabila penduduk
pribumi setempat disuruh menjadi pemberita keselamatan itu. Tentu yang disuruh
itu harus terlebih dahulu mengalami keselamatan itu sendiri. Karena yang buta
tidak mungkin mampu menuntun kaum yang buta menuju/masuk Kerajaan Sorgawi. Dan
lihatlah para setan pun (walaupun setan itu melek) tidak mampu menuntun orang
maupun binatang yang dirasuknya menikmati hidup yang baik di dunia ini, apalagi
ke sorga. Tetapi Yesus sudah menegaskan: "Kepada-Ku telah diberikan segala
kuasa di sorga dan di bumi.” (Mar.28:18). Yesus memerintahkan para pengikutnya
untuk pergi ke seluruh dunia memberitakan Injil kepada segala makhluk, kepada
segala bangsa; menjadikan mereka murid Tuhan Yesus Kristus dan mengajari mereka
melakukan apa yang sudah diajarkan Tuhan Yesus Kristus (bd. Mat.16:15;
Mat.28:19-20). Tuhan Yesus membekali orang yang disuruhnya: “Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang
yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan
berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka, mereka akan memegang ular,
dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka;
mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan
sembuh." (Mrk.16:17-18). (Catatan: sering kaum Anti-Kristen memaksa
pengikut Yesus meminum racun dengan dalih agar Tuhan Yesus menunjukkan
kebenaran ucapanNya, bahwa pengikut Yesus yang minum racun tidak akan mati.
Bukan perbuatan seperti itu yang dimaksudkan Yesus, karena perbuatan itu
merupakan perbuatan Mencobai Tuhan Yesus. Jawaban untuk pencoba seperti itu,
cukup seperti jawaban Tuhan Yesus kepada Iblis: “Jangan engkau mencobai Tuhan,
Allahmu!” (Luk.4:12). Yang sering terjadi adalah seperti yang dialami Pdt. Dr.
IL Nommensen, sewaktu ke dalam makanannya racun dicampurkan tanpa diketahui, dan
Pdt. Dr. IL Nommensen tetap sehat walaupun memakan makanan berracun tersebut). Huria Kristen harus menyadari, bahwa dirinya
adalah orang-orang yang telah diselamatkan dari rasukan setan, atau orang yang
dirinya tidak dibiarkan dirasuk oleh setan. Orang yang menyadari itu disuruh
memberitakan Injil di tempat/kampung masing-masing. Setiap orang dari Huria
Kristen harus punya cerita/berita tentang apa yang sudah diperbuat Allah/Yesus
Kristus terhadap dirinya. Huria Kristen
yang ada sekarang kiranya mampu mengikut jejak Yesus dalam memenangkan manusia
untuk TUHAN. Huria Kristen harus berkarya mengusir setan-setan yang sedang
merasuk manusia-manusia modern di masa sekarang. Setan-setan zaman sekarang:
Hidupnya kembali (revival) praktek beguganjang,
roh-roh jahat (Perlu diketahui: Sudah banyak Pendeta HKI yang masih muda,
dibekali dengan kemampuan mengusir roh jahat/setan dari diri yang dirasuk
setan/roh jahat). Tetapi untuk mengusir setan-setan modern, para pendeta HKI
harus dibantu oleh semua lapisan masyarakat. Setan modern sekarang ini berupa:
narkoba, sabu-sabu, gelek, ganja dan sejenisnya; minuman-minuman keras dan
sejenisnya; kerakusan, kelobaan, ketamakan; roh-penjajahan ekonomi dengan
kapitalisme; ketidak-adilan; nafsu-bejat penggerak perkosaan; roh anarkisme;
roh genocide yakni semangat ingin melenyapkan
salah satu suku bangsa dari muka bumi; roh religiocide, yakni semangat
ingin melenyapkan salah satu kelompok agama dari muka bumi (seperti dilakukan
ISIS); korupsi sendiri-sendiri dan
korupsi berjemaah. Banyak lagi contoh setan modern di zaman sekarang. Semua
setan ini harus diusir dari diri manusia. Pengusiran setan-setan itu tidak bisa
lagi sekejab, atau hanya dengan hanya satu kata. Pengusiran setan-setan modern
ini harus distrategii mulai dari pendidikan anak di rumah orangtua; pemberian
contoh yang baik dari orang dewasa/orang tua terhadap anak-anak di masyarakat;
pengawasan yang ketat terhadap masyarakat agar jangan sampai ada yang berhasil
dirasuki para setan-setan yang sangat berbahaya tersebut (Lapor kepada polisi,
sipa pemproduksi, pengedar dan pengguna narkoba). Ide haram dan barang haram
itu harus dilenyapkan dari tengah-tengah umat manusia (masyarakat). Ide haram
sekarang ini adalah ide mengganti Pancasila sebagai Dasar Negara. Semua umat
Huria Kristen harus bahu-membahu mengenyahkan setan-setan modern ini, dan juga
bekerja sama dengan kaum beragama atau kelompok masyarakat lain, yang juga
ingin agar setan-setan modern ini lenyap dari masyarakat. Kerja sama itu juga
merupakan bagian dari Pekabaran Injil dan usaha penyelamatan umat manusia.
Tuhan memberkati. Amen.
Pematangsiantar,
tgl. 3 Juni 2016. Pdt. Langsung Maruli Basa Sitorus (Pdt. LaMBaS).