MINGGU IV SETELAH TRINITAS TGL. 19 JUNI 2016, EVANGELIUM : LUKAS 8:26-39

17.01.00 0 Comments A+ a-

LUKAS

8:26   Lalu mendaratlah Yesus dan murid-murid-Nya di tanah orang Gerasa yang terletak di seberang Galilea.
8:27  Setelah Yesus naik ke darat, datanglah seorang laki-laki dari kota itu menemui Dia; orang itu dirasuki oleh setan-setan dan sudah lama ia tidak berpakaian dan tidak tinggal dalam rumah, tetapi dalam pekuburan.
8:28   Ketika ia melihat Yesus, ia berteriak lalu tersungkur di hadapan-Nya dan berkata dengan suara keras: "Apa urusan-Mu dengan aku, hai Yesus Anak Allah Yang Mahatinggi? Aku memohon kepada-Mu, supaya Engkau jangan menyiksa aku."
8:29  Ia berkata demikian sebab Yesus memerintahkan roh jahat itu keluar dari orang itu. Karena sering roh itu menyeret-nyeret dia, maka untuk menjaganya, ia dirantai dan dibelenggu, tetapi ia memutuskan segala pengikat itu dan ia dihalau oleh setan itu ke tempat-tempat yang sunyi.
8:30  Dan Yesus bertanya kepadanya: "Siapakah namamu?" Jawabnya: "Legion," karena ia kerasukan banyak setan.
8:31   Lalu setan-setan itu memohon kepada Yesus, supaya Ia jangan memerintahkan mereka masuk ke dalam jurang maut.
8:32   Adalah di sana sejumlah besar babi sedang mencari makan di lereng gunung, lalu setan-setan itu meminta kepada Yesus, supaya Ia memperkenankan mereka memasuki babi-babi itu. Yesus mengabulkan permintaan mereka.
8:33   Lalu keluarlah setan-setan itu dari orang itu dan memasuki babi-babi itu. Kawanan babi itu terjun dari tepi jurang ke dalam danau lalu mati lemas.
8:34   Setelah penjaga-penjaga babi itu melihat apa yang telah terjadi, mereka lari lalu menceritakan hal itu di kota dan di kampung-kampung sekitarnya.
8:35   Dan keluarlah orang-orang untuk melihat apa yang telah terjadi. Mereka datang kepada Yesus dan mereka menjumpai orang yang telah ditinggalkan setan-setan itu duduk di kaki Yesus; ia telah berpakaian dan sudah waras. Maka takutlah mereka.
8:36  Orang-orang yang telah melihat sendiri hal itu memberitahukan kepada mereka, bagaimana orang yang dirasuk setan itu telah diselamatkan.
8:37   Lalu seluruh penduduk daerah Gerasa meminta kepada Yesus, supaya Ia meninggalkan mereka, sebab mereka sangat ketakutan. Maka naiklah Ia ke dalam perahu, lalu berlayar kembali.
8:38  Dan orang yang telah ditinggalkan setan-setan itu meminta supaya ia diperkenankan menyertai-Nya. Tetapi Yesus menyuruh dia pergi, kata-Nya:
8:39   "Pulanglah ke rumahmu dan ceriterakanlah segala sesuatu yang telah diperbuat Allah atasmu." Orang itu pun pergi mengelilingi seluruh kota dan memberitahukan segala apa yang telah diperbuat Yesus atas dirinya.
IBLIS DAN PASUKANNYA TELAH DIKALAHKAN TUHAN YESUS, PEMBERITAAN INJIL HARUS DILAKUKAN WALAU PENDUDUK SETEMPAT MENOLAK TUHAN YESUS

1.      Sebelum berlayar ke Gerasa/Gadara/Gergesa Yesus Kristus berada  di Kapernaum (kota di pantai Danau Galilea sebelah Utara) (Mat.8:5). Di sana Yesus mengajak muridNya berlayar ke seberang, yakni ke daerah Gadara/Gerasa (yang kota besarnya adalah Gadara/9,6 km dari pantai Danau Galilea dan Gerasa/40 km dari pantai Danau Galilea) yang berpantai ke Danau Galilea di bagian Selatan. Daerah Gadara/Gerasa, bagian dari Dekapolis (sepuluh kota), berada di Tenggara/Selatan Danau Galilea, dan kotanya di pinggir pantai Danau Galilea bernama Gergesa. Dapat dimaklumi, nama-nama ini bisa silih berganti, dalam cerita orang, termasuk dalam cerita di Alkitab. Yesus menuju seberang tampaknya hanya satu tujuan: membebaskan orang yang dirasuk Legion dan menyembuhkannya. Waktu Yesus berlayar ke seberang, perahu mereka diserang badai, dan Yesus menghentikan badai itu hanya dengan satu ucapan: Diam, tenanglah! (Mrk.4:39). Tujuan Yesus ke seberang tidak boleh dihalangi kekuatan alam maupun kekuatan lainnya. Yesus dan murid-murid-Nya berhasil mendarat (berlabuh) dengan baik di pantai kota Gergesa, bagian dari tanah orang Gerasa/Gadara yang terletak di seberang kota Kaperanum di Danau Galilea. Yesus dan rombongan disambut seorang yang dirasuk oleh setan-setan (Matius mengatakan dalam Mat.:8:28 dua orang untuk lebih menekankan bahwa di Gerasa/Gadara benar-benar banyak yang dirasuk setan, dan semuanya disembuhkan/diselamatkan). Sesampainya Yesus di Gergesa/Gerasa/Gadara, “misi” untuk mencapai tujuan, yakni mengusir setan-setan dari manusia, dimulai.

2.      Sewaktu  pembagian tanah Kanaan kepada bangsa Israel oleh Yosua bin Nun, daerah Dekapolis, yang didalamnya  termasuk daerah Gadara/Gerasa/Gergesa, tidak turut dibagikan. Daerah ini berada di antara daerah Manasye (Timur) dan Manasye Barat. Di zaman Saul, daerah yang ada di pegunungan Gilead ini berada dalam kekuasaannya. Di zaman Alexander Agung kota-kota Dekapolis dibangun. Di zaman Yesus daerah ini dalam kekuasaan raja Herodes. Daerah dan Kota Gadara adalah salah satu daerah/Kota bebas. Dari itu dapat dimaklumi apabila penduduknya majemuk, dan kehidupan penduduk di Gadara kurang dipengaruhi oleh pengaturan keagamaan dari Yerusalem. Di daerah yang jarang penduduknya ini penduduk memelihara babi (binatang haram bagi Yahudi), untuk dijual kepada orang-orang Yunani. Yesus pernah lewat daerah Dekapolis (Mrk.7:31) dan menyembuhkan seorang yang tuli-bisu, sehingga dia dapat berbicara dan mendengar dengan baik. Yang disembuhkan itu tidak bisa dilarang memberitakan tentang Yesus. Dari Lukas 8:22-39 diketahui bahwa Yesus sengaja datang ke tanah Gadara/Gerasa untuk dua hal sekaligus: mengusir setan yang merusak hidup manusia, dan melenyapkan binatang haram yang ada di sana. Daerah Gadara/Gerasa harus masuk ke dalam Kerajaan Allah yang sudah datang di bumi. Di daerah Gadara/ kota Gergesa Yesus ditolak, tetapi berita keselamatan harus disampaikan kepada penduduknya.

3.      Yesus berlayar dari Kapernaum ke tanah Gerasa, dan Legion mengarahkan laki-laki yang dirasuk mereka melangkah dari kuburan yang menjadi sarangnya untuk datang ke Gergesa (ke tepi pantai) untuk berhadapan dengan Yesus. Para setan itu terusik, karena tahu bahwa Yesus akan tiba di daerah teritorial mereka. Kehadiran Yesus membuat masa depan para setan terancam. Legion memiliki startegi yang luarbiasa dalam menghadapi Yesus. Kalau Legion tidak dapat menaklukkan Yesus seperti menaklukkan laki-laki yang dirasuknya, maka “jalan damai” akan ditempuhnya. Begitulah biasanya taktik setan-setan di mana-manapun di dunia ini. Legion di tanah Gerasa tahu betul bahwa mereka tidak mampu melawan Yesus, sehingga Legion datang untuk membujuk Yesus agar mereka tidak dilenyapkan dari bumi. Dalam kedatangannya menemui Yesus, Legion menunjukkan bahwa mereka telah menaklukkan manusia, yakni seorang laki-laki yang lama sudah dibuat  merasa biasa tidak berpakaian dan senang bertempat tinggal di kuburan (tempat orang-orang mati). Berpakaian rapi/indah dan kerasan tinggal di rumah dibuat oleh para setan menjadi budaya yang menjijikkan bagi manusia yang dirasuknya. Kemanusiaan laki-laki yang dirasuk itu dimatikan oleh para setan tersebut. Para roh jahat (setan-setan) itu sering menyeret-nyeret laki-laki yang dirasuknya hingga mengganggu manusia-manusia normal. Para setan ini menunjukkan kekuatannya melalui kemampuan laki-laki yang dirasuknya dapat memutuskan rantai dan belenggu yang dibuat mengikatnya. Si laki-laki yang dirasuk ini bisa kuat walaupun tidak teratur makan, bahkan tidak makan berhari-hari. Dari dulu sampai sekarang, demikianlah perbuatan setan-setan terhadap/melalui orang yang dirasuknya. Tetapi Yesus tahu strategi setan-setan dan  tidak gentar sedikitpun menghadapi para setan yang terdiri dari satu legion (3000) dan dikomandani satu setan bernama “Legion”. Kiranya, para murid dan pengikut Yesus yang ada sekarangpun, seperti Yesus Kristus, tidak perlu gentar menghadapi setan sekuat apapun. Penulis juga sudah mengalami bagaimana kuasa Yesus lebih kuat dari kuasa para setan, dan Yesus di masa sekarang masih menunjukkan kuasa-Nya mengusir setan dari orang yang dirasuki setan dalam sekejab. Dan orang yang dibebaskan dari perasukan setan itu sehat selamanya. Setan-setan tunduk kepada Yesus, dan kepada kuasa Yesus yang dialirkan oleh para pengikut Yesus, baik dulu maupun  di masa sekarang.

4.   Satu legion setan (yang terdiri dari 3000 penampakan), yang dipimpin oleh satu komandannya yang juga disebut Legion berjumpa langsung dengan Yesus. Dengan penuh kelicikannya, komandan setan itu ingin berbicara baik-baik dengan Yesus. Peristiwa percakapan langsung antara TUHAN dan Iblis tentang Ayub seolah terulang kembali (Ayub 1:6-12), walaupun cerita itu dalam versi yang lain. Iblis, setan setan, dan para malaikat termasuk pada ciptaan TUHAN. Si Legion di Gerasa/Gadara/Gergesa menyadari statusnya, sehingga dia melakukan pendekatan “jalan damai”  kepada Yesus tetapi penuh kelicikan. Ketika melihat Yesus, Legion berteriak (bersuara keras) dan tersungkur di hadapan Yesus. Itu merupakan sikap menghormati yang sangat luar biasa. Legion menunjukkan sikap pasrah kepada Yesus dan dengan penuh ketakutan. Sewaktu Ular (yang dirasuk Iblis) menggoda Perempuan di Taman yang ada di Eden, Ular itu juga sangat sopan dan sangat hormat berbicara. Dengan metode itu godaannya si Ular sangat berhasil. Demikian juga dalam percakapan TUHAN dan Iblis tentang Ayub. Iblis itu berbaur, dan kompak dengan anak-anak TUHAN, dan datang bersama-sama di hadapan TUHAN bersama dengan anak-anak TUHAN. Sewaktu Iblis itu ditanya oleh TUHAN, si Iblis menjawab dengan sangat sopan dan hormat. Permintaan Iblis itupun dikabulkan TUHAN, yakni mencobai Ayub. Di peristiwa di Gerasa, si Legion membuat laki-laki itu berteriak dan bersuara keras sebagai petunjuk kehadiran Legion, tetapi sikapnya tersungkur menunjukkan sikap hormat dan sopan serta pasrah. Sikap hormat itu masih ditambah lagi dengan pengakuan, bahwa Yesus adalah Anak Allah Yang Mahatinggi. Banyak manusia lebih nakan dari Legion ini. Sedangkan Legion dan setan-setan percaya bahwa Yesus Anak Allah yang Mahatinggi, tetapi mengapa lima miliar lebih manusia di bumi tidak mau percaya  bahwa Yesus Anak Allah Yang Mahatinggi? Soal hormat dan sopan itu, Iblis, Legion dan setan-setan tidak kalah dibanding dengan sikap dan kesopanan manusia terhadap TUHAN. Bedanya adalah bahwa di balik sikap percaya, hormat dan sopannya si Iblis, Legion atau setan-setan, selalu ada niat, rencana memperdaya, mengecoh bahkan merusak kehidupan manusia dan relasi (hubungan) manusia dengan TUHAN. Ini juga termasuk tanda-tanda orang yang menjadi pengikut Iblis, Legion atau setan-setan maupun Beelzebul.  Orang yang tidak mau percaya bahwa Yesus Anak Allah Yang Mahatinggi, bukan lagi sikap hanya pura-pura, tetapi sikap penyangkalan terhadap Yesus yang datang. Sikap menyangkal lebih parah lagi dari sikap Iblis, Legion dan setan-setan. Hukuman kepada para penyangkal Yesus pasti lebih berat nantinya.

5.      Legion ingin tahu apa urusan Yesus mendatangi Legion  di Gerasa, walaupun Legion sudah tahu, bahwa kedatangan Yesus adalah untuk mengusir Legion itu dari dalam diri laki-laki yang dirasuknya. Sebelum Legion itu bertanya, memang Yesus sudah menghardiknya agar keluar dari diri laki-laki yang dirasuknya. Si Legion tahu bahwa dia harus keluar dari laki-laki itu, sehingga dia memohon agar dia (mereka) tidak disiksa. Penyiksaan yang dimaksud adalah membuang Legion dan pasukannya itu ke neraka jahannam atau jurang maut, sehingga mereka tidak bisa lagi gentayangan di dunia. Di jurang maut, para setan bukan lenyap atau dimatikan, tetapi disiksa dan menderita api neraka. Rupanya, dari dulu dan di zaman sekarang, Legion dan setan-setan lebih takut daripada manusia-manusia penyangkal Yesus Kristus dimasukkan ke jurang maut. Sebab penolakan dan penyangkalan mereka semakin menjadi-jadi walaupun semakin diperingatkan, bahwa penyangkalan mereka sudah benar-benar keterlaluan. Antara Legion ini dan para penyangkal Yesus punya kesamaan, yakni mereka ingin merasuki lebih banyak lagi ciptaan TUHAN, kalau seseorang berhasil diselamatkan dari perasukan mereka. (Lihatlah protes dan demo besar-besaran yang terorganiser dilakukan penyangkal Yesus Kristus, apabila ada seorang bertobat menjadi pengikut Yesus). Yesus tahu nama para penyangkal Yesus, nama yang sering merupakan nama yang mulia di kalangan mereka, seperti nama Legion di kalangan para setan. Dari itu dapat dikatakan, bahwa tidak satu pun dari mereka akan luput dari penghakiman akhirat yang akan terjadi dan menjatuhkan mereka ke jurang maut selama-lamanya.

6.   Legion meminta kepada Yesus agar para setan itu diperkenankan oleh Yesus untuk memasuki babi-babi yang kebetulan sedang dibiarkan para pemiliknya berkeliaran di daerah itu. Yang luar biasa adalah, bahwa Yesus mengabulkan permintaan para setan yang dipimpin Legion mereka. (Sedangkan permintaan para setan dikabulkan Yesus, apalagi permintaan para pengikut-Nya yang setia. Itu harus dipegang teguh para pengikut Yesus dalam Huria Kristen. Hati-hati juga, agar barang/milik maupun diri kita tidak menjadi objek yang diminta oleh para setan untuk diganggu. Untuk kewaspadaan itulah, maka Yesus mengajari para murid dan pengikut-Nya berdoa, yang dalam doanya dimohon: Jangan bawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami daripada yang jahat).Yesus tahu, bahwa di balik permintaan Legion itu masih ada “akal busuk”. Yesus tahu, bahwa babi-babi itu adalah milik penduduk setempat. Para penjaga babi itu ada di sana. Apabila babi-babi mereka diganggu oleh setan-setan, mereka akan marah dan mengusir Yesus dari daerah itu. Para setan, dengan segala upayanya, selalu berusaha menghancurkan cinta kasih di kalangan manusia. Di waktu itu, babi masih merupakan hewan haram menurut agama Yahudi, tetapi merupakan sumber pendapatan ekonomi yang baik bagi para pemiliknya. Sebenarnya ada berbagai kemungkinan yang bisa terjadi apabila babi-babi itu dirasuk oleh setan-setan tersebut. Bisa saja babi-babi yang kerasukan itu akan memberi keuntungan yang lebih besar kepada pemiliknya, apabila babi yang kerasukan itu dijual. Tetapi bisa juga terjadi, bahwa babi yang kerasukan itu akan ganas dan beringas sehingga menjadi membahayakan terhadap pemiliknya dan terhadap penduduk setempat. Tetapi dua alternatif ini tidak dibiarkan terjadi. Para setan itu tidak berdaya mengendalikan babi yang dirasuknya, agar tidak terjun ke jurang lalu ke danau. Itu berbeda dengan apa yang dilakukan para setan itu terhadap laki-laki yang mereka rasuk sebelumnya. Laki-laki itu dikendalikan oleh para setan tersebut. Tetapi babi-babi itu tidak bisa dikendalikan para setan itu. Mungkin karena para setan itu sudah terpecah, dan tidak lagi dalam satu diri, tetapi sudah terserak menjadi satu setan di dalam setiap ekor babi itu. Setan yang terpecah akan menjadi lemah. Tanpa bisa dikendalikan oleh para setan yang merasuk, babi-babi itu berlarian dan menerjunkan dirinya ke danau sehingga babi-babi itu mati tenggelam. Dengan demikian, keuntungan melalui barang-barang haram yang dirasuki setan tidak perlu diperoleh manusia. Barang yang dirasuki setan tidak perlu membahayakan diri manusia. Legion (setan-setan) di Gerasa yang selalu keranjingan merasuk makhluk-makhluk hidup menjadi hilang, tidak diketahui lagi ke mana rimbanya. Mungkin mereka masih gentayangan di daerah itu, dan ada kemungkinan akan merasuk manusia yang lain. Oleh karena itu, penduduk yang ada di daerah itu harus diberi pertahanan agar tidak dirasuk oleh setan. Untuk itulah mengapa Yesus menyuruh laki-laki yang diselamatkan itu tinggal di daerah itu dan memberitakan apa yang telah diperbuat Allah/Tuhan Yesus Kristus terhadap dirinya.
Satu analogi: Tuak atau minuman keras (beralkohol) yang murni bisa saja tidak membahayakan kepada diri manusia, apabila diminum satu gelas/seloki saja. Tetapi apabila tuak itu telah “dirasuk setan”, yakni diracik (dioplos) dengan narkoba, atau pinang atau ramuan yang membuat tuak itu menjadi “gila”, maka tuak sedemikian bisa saja memberi keuntungan yang sangat besar bagi penjualnya. Bisa juga membuat orang yang meminumnya menjadi membahayakan bagi orang lain, karena orang itu dibuat mabuk/tenggen luar biasa, dan tidak sadar lagi tentang apa yang dilakukannya. Maka tuak yang “dirasuk setan” itu harus dilenyapkan. Pemiliknya tidak dibolehkan mendapat keuntungan besar dari menjual barang sedemikian. Tidak boleh ada orang yang menjadi membahayakan terhadap orang lain, karena meminum tuak yang “dirasuk setan” tersebut. Kehadiran Huria Kristen di kampung-kampung paragat, penjual tuak, ditugaskan membimbing penduduk setempat untuk menyadari dan menghindari bahaya tuak yang “dirasuk setan”, sebagai bagian dari usaha pemberitaan Injil. Segala tuak yang diracik, dioplos atau sudah “dirasuk setan” harus dilenyapkan dari setiap daerah/kampung di Indonesia. Kalau tidak, semua orang yang meminum tuak yang “dirasuk setan” itu  nanti yang dilenyapkan oleh tuak itu sendiri. Dari contoh ini, dapat dimaklumi, mengapa babi-babi yang dirasuk setan itu lebih baik mati tenggelam (mati lemas). Barang haram itu, pendapatan haram itu, bahaya yang mengancam itu, dan setan-setan pengganggu itu harus sekaligus dilenyapkan.  

7.     Para penjaga babi itu menjadi orang pertama memberitahu kepada penduduk setempat (di kota dan di desa) tentang pekerjaan Yesus yang luar biasa itu. Mereka menceritakan bagaimana laki-laki yang dirasuk setan itu diselamatkan. Para penduduk menjadi berbondong-bondong menemui Yesus di tepi pantai (di Tempat Kejadian Peristiwa/TKP). Setelah penduduk itu mendengar cerita itu dan melihat kenyataan bahwa laki-laki yang dulu dirasuk setan dan sekarang telah diselamatkan berpakaian rapi, dan duduk di kaki Yesus dengan tenang, dan sudah waras; serta melihat babi-babi itu bergelimpangan di danau, reaksi pertama mereka adalah “sangat takut”. Mengapa? Karena kepentingan mereka terusik, dan merasa kepentingan mereka akan menjadi sirna apabila Yesus semakin lama tinggal di Gerasa. Ketakutan mereka menunjukkan bahwa mereka adalah orang-orang yang sangat jauh dari pengharapan keselamatan. Mereka takut dan gemetar karena keselamatan datang ke daerah mereka. Biasanya orang seperti ini bersikap demikian, disebabkan karena mereka merasa terancam dari sudut keimanan, pendapatan dan kebiasaan mereka. Dari ketakutan mereka dapat diduga, bahwa  penduduk setempat membiarkan laki-laki itu dirasuk setan, dan tidak mengusahakan kesembuhannya, karena mereka juga termasuk kepada penghormat setan-setan. Mereka merasa biasa hidup dengan barang-barang haram. Tidak ubahnya seperti penghuni kampung asusila (lokalisasi pelacur), atau penghuni kampung narkoba,  mereka takut kalau keselamatan dari Tuhan Yesus datang ke tempat itu. Karena mereka merasa pendapatan mereka hilang apabila manusia-manusia yang ada di sana diselamatkan dari barang-barang haram tersebut.
Reaksi kedua dari penduduk itu: Didorong oleh rasa ketakutan yang sangat hebat, mereka meminta Yesus pergi dari daerah mereka. Sebenarnya, balasan yang harus diberikan kepada penduduk Gerasa adalah kutuk, sebab terkutuklah penduduk suatu daerah yang mengusir Yesus dari daerah itu. Tetapi Yesus tidak marah karena adanya permintaan itu. Yesus tidak mengutuki mereka.  Yesus tidak ingin ada konfrontasi dengan penduduk setempat, dalam usahanya untuk menyatakan kerajaan sorga yang telah datang di daerah mereka. Yesus pergi tanpa marah. Yesus memberi waktu bagi mereka untuk bertobat atau untuk mengenal dan masuk dalam Kerajaan yang dibawa oleh Yesus Kristus.  (Demikian juga pengalaman para missionaris Jerman  yang datang memberitakan Injil di daerah Dayak, Kalimantan, di zaman penjajahan Belanda, tetapi mereka ditolak dan diusir. Tetapi mereka tidak melakukan konfrontasi, tetapi siap dikirim ke Sumatera Utara untuk membantu pekerjaan pekabaran Injil. Dayak akhirnya juga menerima Injil melalui misionaris yang lain). Penolakan terhadap Yesus di Gerasa, dan kepergian Yesus berlayar meninggalkan tempat itu, tidak berarti berita keselamatan harus dibiarkan terbenam dan hilang begitu saja di Gerasa. Pemberitaan keselamatan harus dilanjutkan di Gerasa. Makanya Yesus tidak mengijinkan laki-laki yang sudah diselamatkan itu pergi bersama Yesus meninggalkan daerah itu. Tetapi Yesus menyuruh laki-laki itu kembali ke rumahnya, ke kampungnya, dan menceritakan apa yang sudah diperbuat Allah kepadanya. Lalu laki-laki itu pergi menyebarkan berita keselamatan itu ke seluruh bagian kota di daerahnya, dan menceritakan apa yang telah dilakukan Yesus kepadanya. Laki-laki yang diselamatkan itu menjadi Pemberita Injil, menjadi Saksi Kristus. Penolakan terhadap laki-laki ini tidak ada diberitahukan. Dengan demikian, Yesus telah memulai, bahwa pemberitaan berita keselamatan sangat efektif apabila penduduk pribumi setempat disuruh menjadi pemberita keselamatan itu. Tentu yang disuruh itu harus terlebih dahulu mengalami keselamatan itu sendiri. Karena yang buta tidak mungkin mampu menuntun kaum yang buta menuju/masuk Kerajaan Sorgawi. Dan lihatlah para setan pun (walaupun setan itu melek) tidak mampu menuntun orang maupun binatang yang dirasuknya menikmati hidup yang baik di dunia ini, apalagi ke sorga. Tetapi Yesus sudah menegaskan: "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi.” (Mar.28:18). Yesus memerintahkan para pengikutnya untuk pergi ke seluruh dunia memberitakan Injil kepada segala makhluk, kepada segala bangsa; menjadikan mereka murid Tuhan Yesus Kristus dan mengajari mereka melakukan apa yang sudah diajarkan Tuhan Yesus Kristus (bd. Mat.16:15; Mat.28:19-20). Tuhan Yesus membekali orang yang disuruhnya:  “Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka, mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh." (Mrk.16:17-18). (Catatan: sering kaum Anti-Kristen memaksa pengikut Yesus meminum racun dengan dalih agar Tuhan Yesus menunjukkan kebenaran ucapanNya, bahwa pengikut Yesus yang minum racun tidak akan mati. Bukan perbuatan seperti itu yang dimaksudkan Yesus, karena perbuatan itu merupakan perbuatan Mencobai Tuhan Yesus. Jawaban untuk pencoba seperti itu, cukup seperti jawaban Tuhan Yesus kepada Iblis: “Jangan engkau mencobai Tuhan, Allahmu!” (Luk.4:12). Yang sering terjadi adalah seperti yang dialami Pdt. Dr. IL Nommensen, sewaktu ke dalam makanannya racun dicampurkan tanpa diketahui, dan Pdt. Dr. IL Nommensen tetap sehat walaupun memakan makanan berracun tersebut).  Huria Kristen harus menyadari, bahwa dirinya adalah orang-orang yang telah diselamatkan dari rasukan setan, atau orang yang dirinya tidak dibiarkan dirasuk oleh setan. Orang yang menyadari itu disuruh memberitakan Injil di tempat/kampung masing-masing. Setiap orang dari Huria Kristen harus punya cerita/berita tentang apa yang sudah diperbuat Allah/Yesus Kristus terhadap dirinya.  Huria Kristen yang ada sekarang kiranya mampu mengikut jejak Yesus dalam memenangkan manusia untuk TUHAN. Huria Kristen harus berkarya mengusir setan-setan yang sedang merasuk manusia-manusia modern di masa sekarang. Setan-setan zaman sekarang: Hidupnya kembali (revival) praktek beguganjang, roh-roh jahat (Perlu diketahui: Sudah banyak Pendeta HKI yang masih muda, dibekali dengan kemampuan mengusir roh jahat/setan dari diri yang dirasuk setan/roh jahat). Tetapi untuk mengusir setan-setan modern, para pendeta HKI harus dibantu oleh semua lapisan masyarakat. Setan modern sekarang ini berupa: narkoba, sabu-sabu, gelek, ganja dan sejenisnya; minuman-minuman keras dan sejenisnya; kerakusan, kelobaan, ketamakan; roh-penjajahan ekonomi dengan kapitalisme; ketidak-adilan; nafsu-bejat penggerak perkosaan; roh anarkisme; roh genocide yakni semangat ingin melenyapkan  salah satu suku bangsa dari muka bumi; roh religiocide, yakni semangat ingin melenyapkan salah satu kelompok agama dari muka bumi (seperti dilakukan ISIS);  korupsi sendiri-sendiri dan korupsi berjemaah. Banyak lagi contoh setan modern di zaman sekarang. Semua setan ini harus diusir dari diri manusia. Pengusiran setan-setan itu tidak bisa lagi sekejab, atau hanya dengan hanya satu kata. Pengusiran setan-setan modern ini harus distrategii mulai dari pendidikan anak di rumah orangtua; pemberian contoh yang baik dari orang dewasa/orang tua terhadap anak-anak di masyarakat; pengawasan yang ketat terhadap masyarakat agar jangan sampai ada yang berhasil dirasuki para setan-setan yang sangat berbahaya tersebut (Lapor kepada polisi, sipa pemproduksi, pengedar dan pengguna narkoba). Ide haram dan barang haram itu harus dilenyapkan dari tengah-tengah umat manusia (masyarakat). Ide haram sekarang ini adalah ide mengganti Pancasila sebagai Dasar Negara. Semua umat Huria Kristen harus bahu-membahu mengenyahkan setan-setan modern ini, dan juga bekerja sama dengan kaum beragama atau kelompok masyarakat lain, yang juga ingin agar setan-setan modern ini lenyap dari masyarakat. Kerja sama itu juga merupakan bagian dari Pekabaran Injil dan usaha penyelamatan umat manusia. Tuhan memberkati. Amen.

Pematangsiantar, tgl. 3 Juni 2016. Pdt. Langsung Maruli Basa Sitorus (Pdt. LaMBaS).