MINGGU V SETELAH TRINITAS TGL. 29 JUNI 2016, EVANGELIUM MAZMUR 16:1-11
MAZMUR
16:1 Miktam. Dari Daud.
Jagalah aku, ya Allah, sebab
pada-Mu aku berlindung.
16:2 Aku berkata kepada TUHAN:
"Engkaulah Tuhanku, tidak ada yang baik bagiku selain Engkau!"
16:3 Orang-orang kudus yang ada
di tanah ini, merekalah orang mulia yang selalu menjadi kesukaanku.
16:4 Bertambah besar kesedihan
orang-orang yang mengikuti allah lain; aku tidak akan ikut mempersembahkan
korban curahan mereka yang dari darah, juga tidak akan menyebut-nyebut nama
mereka di bibirku.
16:5 Ya TUHAN, Engkaulah bagian
warisanku dan pialaku, Engkau sendirilah yang meneguhkan bagian yang diundikan
kepadaku.
16:6 Tali pengukur jatuh bagiku
di tempat-tempat yang permai; ya, milik pusakaku menyenangkan hatiku.
16:7 Aku memuji TUHAN, yang telah
memberi nasihat kepadaku, ya, pada waktu malam hati nuraniku mengajari aku.
16:8 Aku senantiasa memandang
kepada TUHAN; karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak goyah.
16:9 Sebab itu hatiku bersukacita
dan jiwaku bersorak-sorak, bahkan tubuhku akan diam dengan tenteram;
16:10 sebab Engkau tidak
menyerahkan aku ke dunia orang mati, dan tidak membiarkan Orang Kudus-Mu
melihat kebinasaan.
16:11 Engkau memberitahukan
kepadaku jalan kehidupan; di hadapan-Mu ada sukacita berlimpah-limpah, di
tangan kanan-Mu ada nikmat senantiasa.
NILAI PLUS
BAGI ORANG YANG BERTUHAN KEPADA YAHOWA
1. Pengalaman
– pengalaman Daud menjadi latar belakang lahirnya Mazmur 16 ini, dan menjadi
suatu miktam, nyanyian yang sering dinyanyikan oleh orang – orang beriman,
terutama oleh orang – orang yang pengalaman hidupmereka mirip dengan pengalaman
hidup Daud, walaupun dalam versi yang lain. Suatu Mazmur yang dimulai dengan
ucapan kepasrahan kepada pemeliharaan dan penjagaan oleh Jahowa, satu-satunya
TUHAN bagi Daud. Dapat dibayangkan ucapannya di ayat 1 itu dikatakan sewaktu
dia mau berangkat menemui abang-abangnya di medan pertempuran melawan Goliat
(tentaran Filistin) dan kembali diucapkannya sewaktu menghadapi Goliat, si
manusia raksasa itu. Oleh karena kesetiaanya pada TUHAN, Daud mendapat
perlindungan, warisan, piala, bagian yang kokoh, hikmat, sukacita dan segala
harta kekayaan maupun kebahagiaan hidup
di dunia. Dia mengakui itu setelah dia menjadi raja dan mendapat kejayaan. Dia
yakin bahwa dia tidak masuk di dunia orang mati, tak mengalami kebinasaan oleh
kuat kuasa TUHAN Jahowa, yang dipujanya. Jaminannya dia ketahui, karena dia
berjalan di jalan TUHAN. Jalan yang ditempuhnya pasti menuju masa depan yang
cerah. Itu dia tahu pasti melalui janji TUHAN kepadanya. Mazmur ini merupakan ungkapan rangkuman dari
semua pergumulan hidup, keimanan dan kejiwaan yang dialami Daud sejak dari
seorang gembala kambing hingga menjadi Raja yang kuat di Israel. TUHAN
menghendaki agar ada orang beriman yang mampu mengungkapkan dalam syair-syair
maupun nyanyian tentang pergumulan hidup, keimanan dan keberuntungannya di
zaman sekarang karena pasrah menyerahkan diri dalam perlindungan TUHAN dan
setia kepada TUHAN sebagai Allahnya satu-satunya. Di manakah penggubah-penggubah puisi dan
pengarang-pengarang lagu dari kalangan anak-anak TUHAN? Tampillah dan
berkaryalah!
2. Daud
tahu dan yakin betul, bahwa TUHAN Jahowa lah penjaganya satu-satunya, sehingga
dia berlindung hanya kepada-Nya. Jahowa saja Tuhan yang baik baginya, tidak ada
yang lain. Di kesempatan lain selalu dia katakan bahwa Jahowa adalah gunung
batu perlindungan, kota benteng, keselamatan bagi Daud (baca: Mzm. 18:3;18:47;
28:1; 31:3;
144:1). Bagaimanakah TUHAN menjaga Daud? Roh TUHAN yang ada pada Daud mensiagakan Daud
senantiasa agar selalu waspada terhadap segala bahaya yang mengancam, dan
menuntun Daud mengambil langkah terbaik demi keselamatannya dari bahaya yang
mengancam. Salah satu contoh, sewaktu Daud terjepit oleh tentara Saul, dia
segera dapat mengambil tindakan menyamar di kalangan tentara Filistin dan
berkelakuan seolah-olah orang gila di sana, sehingga dia dibebaskan dari
penangkapan oleh tentara Filistin. Banyak lagi pengalaman Daud diceritakan
dalam Alkitab, yang menyiratkan pertolongan TUHAN meluputkan dia dari mara
bahaya yang mengancam nyawanya.
3.
Bagi
Daud TUHAN Yahowa adalah ’adonay
yakni Tuhan atau tuan. Dengan pengakuan ini Daud menyatakan kepada TUHAN bahwa
Daud adalah budak-Nya, milik-Nya sepenuhnya. Tetapi TUHAN sebagai tuannya tidak
seperti tuan-tuan yang ada di dunia ini, yang kejam terhadap budak-budaknya,
melainkan sangat baik. Bagi Daud tidak ada yang baik selain TUHAN. Di Mazmur-mazmur
gubahan Daud yang lain, Daud juga menyaksikan bahwa TUHAN itu baik: Mazmur 13:6: “... Aku mau menyanyi untuk TUHAN,
karena Ia telah berbuat baik kepadaku.” Mazmur
25:8: “TUHAN itu baik dan benar; sebab itu Ia menunjukkan jalan kepada orang
yang sesat.” Mazmur
34:9: “Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya TUHAN itu! Berbahagialah orang
yang berlindung pada-Nya!” Mazmur
86:5: “Sebab Engkau, ya Tuhan, baik dan suka mengampuni dan berlimpah kasih
setia bagi semua orang yang berseru kepada-Mu.” Mazmur 145:9: “TUHAN itu baik kepada semua orang,
dan penuh rahmat terhadap segala yang dijadikan-Nya.” Banyak penggubah Mazmur
mengikuti Daud menyaksikan bahwa TUHAN itu baik (Mzm. 107:1, passim). Bagaimana Daud mengatakan bahwa
TUHAN yang baik, padahal dia sendiri yang berprestasi? Karena Daud menyadari,
bahwa dalam dirinya ada dorongan-dorongan yang kuat yang membuat dia
berprestasi. Dan dorongan-dorongan itu dia yakini sebagai dorongan dari Roh
TUHAN yang bekerja dalam dirinya. Dari itu, Daud mengakui bahwa berhasilnya dia mengerjakan sesuatu yang baik,
menghasilkan suatu karya bagi dirinya, bagi bangsa, rakyat, negara dan
keluarganya adalah atas kebaikan TUHAN. Pengenalan dan kesadaran seperti
itulah yang telah sirna dan hilang dari
diri para atheis dan para penyangkal Yahowa (Yesus Kristus). Di tengah Huria
Kristen harus selalu ditumbuhkan pengenalan dan kesadaran seperti yang dimiliki
Daud tersebut.
4. Kehidupan
seseorang sangat indah apabila memiliki sahabat sejati. Setiap orang berusaha
memilikinya. Daud juga demikian. Tetapi dia memilih orang-orang kesukaannya
dari kalangan orang-orang kudus yang ada di negerinya. Dan menurut Daud
orang-orang kudus itulah orang-orang yang mulia. Orang kudus adalah orang yang
mendedikasikan atau yang mengkhususkan dirinya untuk TUHAN. Di zaman Daud, orang-orang
kudus yang dikenal adalah Samuel dan para murid Sekolah Kenabian yang
dipimpinnya. Kemudian Nabi Natan dan para pengikutnya. Nabi Gad dan
pengikutnya. Selain itu adalah para imam yang bekerja sepenuhnya untuk
kepentingan peribadahan umat Israel. Daud menunjukkan kesukaannya terhadap
orang-orang kudus ini, bukan hanya melalui kesediaannya menanyakan nasihat,
atau kehendak TUHAN dari mereka, dan melakukan yang dinasihatkan itu, melainkan
juga kesediaan Daud menanggung segala kebutuhan hidup mereka. Tuhan Yesus
Kristus telah menjadikan dirinya sahabat sejati bagi setiap orang yang datang
kepadanya. Demi persahabatan itu, Yesus memberikan jalan hidup bagi setiap
sahabatnya. Selain itu Yesus menunjukkan sikap kasih agave yang luar biasa
terhadap sahabat-sahabatnya. Dan untuk sahabat-sahabat kesukaanNya itu Yesus
rela mati, bahkan sampai mati di kayu salib. Tetapi bukan hanya itu, Yesus
menyediakan tempat yang sungguh indah di sorga bagi sahabat-kesukaanNya yang
setia sampai akhir. Mari ikut Yesus yang sekaligus juga mengikut Yahowa.
5.
Di
zaman Daud, kancah persaingan ilah-ilah dan sesembahan masih kuat. Berbeda
dengan zaman sekarang, bahwa persaingan bukan lagi di kalangan dewa-dewi,
Allah, TUHAN dan sesembahan lainnya, melainkan persaingan teknologi canggih,
yang dianggap lebih kuat dari pada sesembahan, dewa-dewi maupun TUHAN atau Allah.
Daud menyembah Yahowa ’Elohim, yaitu
yang membuat ada (pencipta) langit dan bumi serta segala isinya, termasuk yang
membuat ada (pencipta) para ’elohim,
para ilah-ilah yang dikenal oleh manusia di dunia Semitik waktu itu, dan yang
bersaing dengan Yahowa pencipta mereka. Daud tahu bahwa menyembah/mengikuti
allah lain selain Yahowa sama sekali
dilarang, bukan hanya karena dia mempelajari dan tahu isi Hukum Taurat TUHAN,
tetapi juga karena dari pengamatannya dia berkesimpulan bahwa mengikuti allah
lain berarti semakin menambah kesedihan para penyembahnya. Mengapa menambah
kesedihan? Karena para penyembahnya bukan hanya berhadapan dengan TUHAN Yahowa
yang sangat murka karena penyembahan allah lain, tetapi juga berhadapan dengan
kuasa negara (di bawah pemerintahan Daud) yang melarang sangat keras
penyembahan allah lain selain Yahowa dan menghukum berat para pelakunya. Walaupun
juga dalam ritus penyembahan allah lain itu
ada kesempatan mempersembahan korban curahan yang dari darah, itu sama sekali berbeda dengan kurban
curahan yang dari darah yang dipersembahkan kepada TUHAN Yahowa. Ritus mempersembahkan kurban curahan yang dari darah
dalam agama Yahowa samasekali bukan meniru-niru ritus penyampaian kurban curahan
yang dari darah kepada allah lain itu. Daud tidak ikut dalam (artinya: tidak
meniruniru) pengurbanan seperti dilakukan kepada allah lain. Fungsi darah dalam
kedua ritus keagamaan itu juga sangat berbeda. Darah yang dipersembahkan kepada
allah alin adalah demi mengenyangkan allah sembahan mereka. Darah yang
dicurahkan dalam agama Yahowa adalah demi keselamatan dan penghapusan dosa umat
penyembah Yahowa. Karena perbedaan yang
besar itu, maka Daud menegaskan dalam mazmurnya, bahwa dia sama sekali tidak
menyebut nama mereka di bibir Daud. Menyebut ritus mereka itu saja merupakan
kenajisan bagi Daud. Mengapa? Karena lebih memberi untung/berkat bagi Daud menyebut
atau merafal ritus penyembahan kepada Yahowa.
6. Para
ilah juga berusaha memberi warisan, piala, bagian yang diundikan, tanah pusaka
bagi para penyembah mereka masing-masing. Tetapi Daud tidak tertarik dengan
pemberian para ilah itu. Karena pemberian mereka hanya berupa benda yang
bersifat sementara. Daud menegaskan bahwa bukan benda yang menjadi warisan dan
piala bagi Daud, melainkan Yahowa (YHWH) sendiri, Sumber dari segala sesuatu
yang ada, yang kekal adanya, maha hadir dan maha pencipta, yang membuat segala
sesuatu menjadi ada. Daud akan meminum Air Hayat Kekal, karena Yahowa sendiri
yang menjadi pialanya; Yahowa sendiri yang mengisi pialanya dengan air
kehidupan kekal. “Engkau menyediakan
hidangan bagiku, di hadapan lawanku; Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak;
pialaku penuh melimpah”, kata Daud dalam
Mzm. 23:5. Oleh karena itu, untuk apa mencari-cari warisan dan piala kepada
ilah-ilah.
Dari Bilangan 33:54 dapat
diketahui bahwa undian ditetapkan menjadi metode untuk membagikan tanah Kanaan
kepada suku-suku marga Israel. Dan sewaktu umat Israel telah tiba di Kanaan,
Yosua menjalankan perintah melakukan undi dalam membagikan tanah Kanaan bagi
suku-suku bangsa Israel (baca: Yos.14-19). Metode undi itu juga menjadi sangat populer
dan dianggap sebagai cara terbaik untuk menentukan siapa dari para imam dan
para aparatur Bait Allah dari suku Lewi untuk mengemban tugas-tugas tertentu (baca:
I Taw.24:5 dybb). Undian dilakukan di hadapan Daud dan Zadok dan petinggi
lainnya. Untuk tugas-tugas pengajaran bernyanyi juga ditempuh dengan cara undi
atas petunjuk raja Daud (baca: 1 Taw.25:8 dybb). Untuk menentukan siapa petugas
menjaga gerbang ditempuh dengan cara undi (baca: 1 Taw.26:13). Undi untuk
menentukan siapa melakukan tugas apa, menjadi metode terbaik di kalangan umat
TUHAN. Berita tentang kapan dan apa yang diundikan menjadi tugas Daud tidak
diberitahu dalam Alkitab, tetapi Mazmur 16:5 menunjukkan bahwa Daud sebagai pemberi petunjuk dan pengawas
untuk pelaksanaan undi dalam menentukan
siapa untuk tugas apa, pasti juga menempuh cara undi untuk tugasnya. Saul diteguhkan menjadi raja juga dengan cara
undi (baca: 1 Sam.10:17-27). Samuel “mengundi” (dalam hatinya dengan petunjuk
dari TUHAN) anak-anak Isai untuk menentukan siapa yang akan diurapinya menjadi
raja menggantikan Saul (1 Sam.16:1-13). Bisa saja Daud memahami kedudukannya
sebagai raja merupakan hasil undian, dan TUHAN sendiri yang meneguhkan bagian
yang diundikan kepadanya tersebut. Hasil
undian yang diteguhkan TUHAN, harus TUHAN sendiri yang membatalkannya. Selama
TUHAN belum membatalkannya, maka hasil undian itu berlaku terus. Pembatalan
hasil undian itu terjadi kalau (1) TUHAN mencabut mandat yang diberikan kepada
yang mendapat undi itu (seperti kepada Saul); (2) TUHAN mencabut nyawa orang
yang mendapat undi itu; (3) periode tugas dari orang yang ditentukan melakukan
tugas itu menurut undi, telah habis (seperti masa tugas imam besar di Bait
Yahowa).
7.
Bagi
bangsa Israel, batas-batas tanah yang menjadi milik pusaka seseorang harus
jelas dan diberi tanda yang jelas dan tanda itu tahan berabad-abad. Untuk
menentukan batas yang pasti, maka ditarik tali pengukur. Itu dialami Daud dalam
menentukan tanah pusakanya di Yerusalem, yang dipilihnya menjadi ibukota
kerajaannya. Dia tahu kota Yerusalem dulu dikuasai Melkisedek, kemudian oleh
penduduknya suku Yebusy. Untuk tempat
berdirinya Bait Yahowa, dia membeli dari
Arauna (Ornan), orang Yebusy dengan harga yang pasti dan batas yang pasti.
Tanah ini merupakan pusaka Daud yang dipersembahkan kepada TUHAN, dan
kepemilikannya tidak boleh diganggu gugat oleh siapapun sampai sekarang. Kemudian
milik pusakanya yang berikut adalah lokasi tempat didirikannya Istana Daud dan
istana raja-raja dinasti Daud. Tanah itupun bukan dirampas oleh Daud dari
pemiliknya semula. Dua tempat ini merupakan tempat-tempat permai yang ada di
Bukit Zion. Kepermaiannya menjadi pujaan
umat Israel bahkan oleh bangsa-bangsa. Jadi bukan hanya hati Daud yang senang dengan milik pusaka Daud tersebut. Ini
juga merupakan nilai tambah bagi Daud yang percaya dan setia ber-Tuhan kepada
TUHAN Yahowa.
8.
Menyadari
semuanya itu, Daud melanjutkan ungkapan hatinya dalam mazmurnya. “Aku memuji
TUHAN”, kata Daud. Dia memuji bukan hanya karena apa yang telah diungkapkannya
sebelumnya, tetapi karena TUHAN memberi nasihat kepadanya. Nasihat itu
ditanamkan oleh TUHAN hingga ke dalam hati nuraninya, sehingga hati nuraninya
juga mengajari Daud untuk berprestasi, dan waspada senantiasa, dan berhikmat
dalam mengambil langkah-langkah dan keputusan dalam menjalankan hidupnya dan
pemerintahannya. Isi ayat 8 itu menyiratkan bahwa Daud adalah seorang yang
rajin mempelajari Hukum Taurat dan ajaran Firman TUHAN dari sejak kecil,
sehingga hati nuraninya benar-benar terbentuk menjadi hati nurani yang penuh
pengajaran yang baik. Sungguh seseorang mendapat penuh berkat, apabila hati nuraninya
ditempa oleh TUHAN Yahowa dari sejak kecil hingga dewasa. Hati nurani bekerja bukan hanya karena melihat sesama manusia
yang perlu ditolong dan dibebaskan dari penderitaannya, melainkan juga di waktu
malam hari, di waktu tidur, hati nurani itu bekerja mengisi otak manusia, agar
di esok harinya dilakukan pekerjaan-pekerjaan yang menunjukkan kasih agave.
Dengan adanya hati nurani Daud yang berisi pengajaran yang baik, Daud tidak
sampe hati membunuh Saul (mertuanya) yang nyawanya sudah diserahkan TUHAN ke
dalam tangan Daud [ingat peristiwa di gua di gurun En-Gedi, dan di perkemahan
Saul dan tentaranya di gurun Zif). Ungkapan hati nurani Daud nampak dari
kata-katanya: “lalu berkatalah ia (Daud) kepada orang-orangnya: "Dijauhkan
TUHANlah kiranya dari padaku untuk melakukan hal yang demikian kepada tuanku,
kepada orang yang diurapi TUHAN, yakni menjamah dia, sebab dialah orang yang
diurapi TUHAN." (1 Sam. 24:7)]. Manusia zaman sekarang sangat membutuhkan
hati nurani yang sehat, penuh hikmat, agar kehidupan umat manusia dapat semakin
baik, penuh dengan kasih. Untuk membentuk hati nurani sedemikian, Huria Kristen
terpanggil dan dipilih TUHAN melakukannya.
9. Daud
selalu memandang kepada TUHAN, yang diyakini selalu mendampinginya (berdiri di
sebelah kanan Daud). Kehadiran TUHAN mendampingi Daud membuat Daud tidak goyah
menghadapi apapun yang harus dihadapinya. Seperti menghadapi Goliat, Saul,
tentara Filistin, hukuman yang disampaikan Natan, pemberontakan Absalom, dan
masa tuanya dan suksesi tahtanya kepada
anaknya Salomo. Dia tahu pasti, bahwa TUHAN yang mendampinginya, menuntunnya ke
pada yang terbaik. Segalanya indah nanti pada waktunya, begitu keyakinannya. Sengaja
dikatakan bahwa pendampingan TUHAN itu dengan kehadiran TUHAN berdiri di
sebelah kanan Daud. Mengapa tidak di sebelah kiri atau sebelah kanan-kirinya
dan di depannya dan di belakangnya atau dari atasnya? Mengapa tidak seperti
sering terungkap dalam doa-doa orang sekarang, yang mengatakan: Tutup bungkus
aku dengan Roh-Mu yang TUHAN? Sebenarnya harus TUHAN yang menjawab pertanyaan
ini, barulah tepat jawabannya. Mungkin
maksudnya untuk menunjukkan bahwa TUHAN hendak menunjukkan bahwa seperti tangan
kanan TUHAN yang penuh berkat, keadilan dan pengayoman, demikian juga tangan
kanan Daud atas pendampingan TUHAN menjadi tangan yang penuh berkat, keadilan
dan pengayoman. Pendampingan (accompanion) dengan berdiri di sebelah
kanan Daud hendak menunjukkan bahwa TUHAN tidak jauh dari Daud, tetapi selalu
dekat, dan selalu siap untuk dipandang (dalam arti: selalu siap sebagai teman
berdiskusi, tempat mengadu, teman curhat) dalam segala gerak langkah yang akan
dijalankan. Sebagai penampakan dari pendampingan TUHAN tersebut, Daud membuat
nabi TUHAN seperti nabi Natan dan nabi Gad, dan imam seperti Zadok dan Abjatar sebagai tangan kanan Daud. Nasihat-nasihat
yang diberikan oleh para “tangan kanan” Daud (yang diterimanya sebagai nasihat
dari TUHAN sendiri), membuat Daud tidak goyah, melainkan berketetapan hati,
untuk terus maju sesuai dengan nasihat-nasihat itu. Adalah sangat baik, apabila hamba-hamba TUHAN
(Yesus Kristus) yang sedang bekerja di masa sekarang dapat menempatkan dirinya
dan nasihatnya sebagai wujud dan nasihat pendampingan TUHAN kepada para
penguasa/pemerintah yang ada dalam wilayah pelayanan masing-masing.
10. Setiap orang pasti bersukacita
dan jiwanya bersorak-sorak, apabila dia tahu ada pendampingan yang menjamin
keselamatan, dan memberi kesuksesan. Seorang anak kecil pasti bersukacita dan
hantinya bersorak, apabila dia tahu, ayahnya yang cukup kuat dan bijak
mendampinginya dalam perjalanannya bertamasya. Tubuh dan hati anak itu akan tenteram
disamping ayahnya, walaupun anak itu menunggang kuda yang belum pernah dia
tunggangi, atau naik kereta supercepat di arena permainan/hiburan. Anak itu
akan tertawa terbahak-bahak apabila dia diayun setinggi-tingginya, karena dia
didampingi oleh ayahnya yang sangat bertanggungjawab atas keselamatannya. Dirinya
tidak akan mengalami kematian, kalau ayahnya bersama dia dalam permainan yang
mengundang maut itu. Daud sangat bersukacita, jiwanya bersorak-sorak, karena
TUHAN mendampinginya, atau karena TUHAN berdiri di sebelah kanannya. Tubuhnya juga dapat tenang. Dia yakin
seyakin-yakinnya, bahwa dengan kesediaan TUHAN mendampinginya, TUHAN pasti
tidak menyerahkan dirinya ke dunia orang mati. Dan hal seperti itu sudah
terbukti dalam pengalaman-pengalaman Daud, dalam menghadapi “permainan dunia”
(di mana Saul dan orang Filistin turut sebagai aktor-aktornya) yang hendak
menghambat dia menjadi raja seluruh umat Israel. Bukan hanya diri Daud
sendiri yang pasti diluputkan dari bahaya kematian (dunia orang mati), juga
Orang Kudus TUHAN yang mengitari Daud pasti tidak melihat kabinasaan. Sejarah
zaman Daud membuktikan, bahwa tidak ada dari antara orang kudus TUHAN, yang
menjadi tangan kanan Daud, yang binasa atau dibinasakan. Salomo sendiri tidak
berani menjatuhkan hukuman mati terhadap Abjatar yang dipandang sudah tidak
sejalan lagi dengan Salomo, tetapi dijatuhkan hukuman “dijauhkan” ke Anantot. (Dari keturunannya
lahir nabi Yeremia). Pengharapan ini masih di sekitar pengharapan hidup di
dunia ini. Tetapi pengharapan ini bisa ditafsirkan menjadi pengharapan
eskhatologis.
Pendampingan yang sangat
menjanjikan bagi umat TUHAN (Yesus Kristus) adalah pendampingan yang dilakukan
TUHAN (Yesus Kristus) melalui kehadiran Roh Kudus-Nya menyertai setiap orang
dari umat TUHAN. Biarlah setiap orang beriman memandang kepada TUHAN yang hadir
melalui Roh Kudus dan Firman-Nya dalam perjalanan hidupnya sehari-hari. Setiap
orang beriman, yang dengar-dengaran kepada tuntunan Roh Kudus dan Firman Tuhan
Yesus Kristus tidak perlu goyah, tetapi berketetapan hati dan dengan langkah
tegap dan kepala tegak melangkahkan kaki mengarungi kehidupan sehari-harinya.
Dia tidak perlu gundah gulana, tetapi selalu tenang dan tenteram, dalam
menghadapi himpitan-himpitan hidup yang terjadi di keseharian hidupnya. Setiap hari pasti punya beban masing-masing,
dan beban-beban itu dihadapi dengan penuh ketenangan, disertai keyakinan, bahwa
TUHAN Yesus Kristus pasti berikan jalan keluar (solusi) terbaik, yang
mengandung berkat. Walaupun seorang
beriman yang tangguh itu mengalami kematian (secara wajar atau tidak wajar;
mati martir atau mati biasa), TUHAN yang mendampinginya tidak akan
membiarkannya masuk ke dunia orang mati, tetapi kematiannya (penghembusan
nafasnya) menjadi jalan menuju Firdaus yang dijanjikan TUHAN. Orang beriman
yang terhitung sebagai “orang kudus TUHAN”, pasti tidak dibiarkan binasa di
alam barzah (dunia orang mati), melainkan dibawa ke pangkuan Abraham di sorga
(seperti Lazarus yang miskin di dunia, tetapi senang di sorga), dunia yang penuh
kebahagiaan dan kesenangan itu. TUHAN sendiri telah menunjukkan “buah sulung”
untuk hal-hal seperti itu, ketika TUHAN membangkitkan Yesus Kristus dari dunia
orang mati, dan naik ke sorga. Bagi setiap pengikut Yesus Kristus yang setia
mau didampingi oleh TUHAN, pasti mendapat nilai plus di bumi dan di sorga.
11. Daud merasakan dan meyakini, bahwa
Yahowa sendiri yang memberitahukan jalan kehidupan kepadanya (ay.11a). Mulai dari kelahirannya sebagai seorang anak
bungsu dalam keluarga Isai, menjadi gembala kambing-domba ayahnya, dan menjadi
terlatih menghadapi binatang-binatang buas yang hendak mengganggu kambing domba
gembalaannya. Tetapi justru si anak bungsu ini mendapat pengurapan menjadi raja
bagi bangsa Israel, yang dilakukan Samuel, bapak rohaninya dan orang kudus
Tuhan baginya. Pengurapan itu justru terbalik dari adat kebiasaan bangsanya,
bahwa anak sulunglah yang pantas menjadi raja. Disuruh mengantar bekal kepada
abang-abangnya yang ikut bertempur melawan Filistin yang dipimpin Goliat, si
manusia raksasa. Daud dapat menumbangkan Goliat hanya dengan sebiji batu anak
ketapel yang sering digunakannya mengketapel binatang buas. Dia menjadi
pahlawan bagi bangsanya. Dia dianugerahi kepandaian main kecapi, dan petikan
kecapinya dapat mengusir roh jahat yang disuruh TUHAN menghinggapi Saul. Daud
menjadi mantu Saul. Daud diburon karena dicurigai menjadi pengambil alih tahta
Saul. Dia selalu luput dari cengkeraman maut yang datang dari Saul dan
Filistin. Dia diterima menjadi raja di Hebron, kemudian menjadi raja atas
seluruh Israel. Dia membangun kerajaan itu menjadi kerajaan yang kuat berdampingan
dengan Kerajaan-kerajaan Adikuasa (seperti Syria, dan Mesir) yang ada di sekeliling Israel. Dia
berhasil menarik upeti dari Moab, Amon dan Edom. Dia berhasil menegakkan peribadahan memuja
Yahowa, dan mengatur segala ritus yang ada di dalamnya. Dia berhasil
menyediakan segala yang diperlukan untuk pembangunan Bait Yahowa dan
peralatan-peralatan yang diperlukan di sana yang disalut dengan emas. Tetapi
dia tidak diperkenankan membangun Bait Yahowa itu, karena tangannya banyak
berlumuran darah. Itulah jalan kehidupan yang diberikan TUHAN kepada Daud. Dan
tidak kalah pentingnya, Daud menjadi prototype dari Mesias yang diharapkan
datang ke dunia. Pantas Daud mengaku bahwa di hadapan TUHAN ada sukacita
berlimpah-limpah (walaupun dalam perjalanan hidup Daud, dia pernah meratap dan
menangis kerena dosanya dan karena kematian anak-anaknya oleh karena pedang,
sebagai konsekwensi dari pada dosa Daud). Sikacita yang dialami melebihi dari duka yang
terjadi. Yang paling Daud syukuri adalah, bahwa di tangan kanan TUHAN ada
hikmat senantiasa, dan TUHAN selalu bersedia memberikan hikmat itu kepada Daud
dan kepada setiap orang yang merindukannya. Hikmat itu menjadi andalan utama
Daud dalam menjalankan pemerintahannya di tengah umat Israel yang sungguh sarat
dengan kedegilan, perlawanan, dan ketegartengkukan. Daud akhirnya dapat
memenuhi apa yang dikatakannya dalam Mazmurnya Mzm.23:6: “Kebajikan dan
kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan diam dalam
rumah TUHAN sepanjang masa.” Memang Daud berbahagia. Dan berbahagialah orang
yang juga menempuh jalan yang sudah ditunjukkan TUHAN melalui Yesus Kristus,
sewaktu Yesus berkata: Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang
pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku” (Yoh.14:6). Jalan TUHAN
memang dikatakan sempit: “sempitlah jalan yang menuju kepada kehidupan, dan sedikit
orang yang mendapatinya" (Mat.7:14c). Jalan itu memang sesempit “salib
Yesus”, tetapi seberapa banyak pun orang mau menjalaninya, itu tetap masih
terhitung sedikit. Sebab tempat yang disediakan di sorga, tetap melebihi jumlah
orang yang masuk melalui jalan “sempit” yang dikatakan tersebut. Kata Yesus: “Berbahagialah
orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya
Kerajaan Sorga. Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya
dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat” (Mat.5:10-11).
12. Apalah yang dapat dikhotbahkan
berdasarkan perikop Mazmur 16:1-11 ini?
a. Kiranya
diterangkan, bahwa setiap orang yang dapat berkarya, beprestasi, berbuat yang
terbaik, atau yang otaknya brilian (genius) atau menjadi penguasa, dan menjadi
orang yang sangat penting, perlu menyadari bahwa di balik semua yang
dihasilkannya itu, ada kekuatan yang mendorong dia memberhasilkan itu. Alkitab
menyebut kekuatan seperti itu Yahowa (Yesus), yakni yang membuat semuanya itu
menjadi ada dan selamat menjadi berhasil. Memang itu arti nama-Nya. Setiap orang yang sedemikian, pasti memerlukan
perlindungan, agar tidak segera binasa, dibinasakan karyanya atau kekuatan
lain, lalu dia perlu berseru kepada Yahowa: jagalah aku, sebab padamu aku
berlindung! Maka Yahowa akan mengajarinya membuat perlindungan-perlindungan
yang sebaik-baiknya bagi dirinya dan bagi karyanya. Dari itulah makanya ada hak
paten, ada benteng pertahanan, ada hak-hak azasi manusia, ada pemerintah, ada
hukum, ada adat, ada teman/sahabat, ada rumah, ada pagar rumah, ada engsel dan
kunci pintu, ada makanan yang sehat, udara yang sehat, iklim yang sehat,
lingkungan yang sehat. Semuanya itu dikerahkan oleh TUHAN untuk melindungi
setiap orang, tak terkecuali orang yang beprestasi, yang jenius, yang berkarya,
walaupun dia merasa dirinya atheis. Mereka
yang berprestasi, berkarya, orang genius, penguasa, pelaku kebaikan, sebaiknya
menyadari dirinya masing-masing sebagai orang-orang kudus, orang – orang mulia,
dan harus menampilkan dirinya sedemikian di tengah-tengah umat manusia.
b.
Sangat
baik apabila dikhotbahkan bahwa dari sudut pandang manapun, selalu tidak baik dan selalu melanggar hakekatnya sendiri
apabila seseorang memberhalakan atau mendewakan diri, karya, prestasi, baik yang
berupa ideologi maupun teknologi atau informasi. Akan semakin bertambah
kesedihan demi kesedihan apabila tiba kepada tingkat pendewaan seperti itu.
c.
Sangat
baik apabila dikhotbahkan, bahwa yang paling utama dalam kehidupan manusia
adalah mencari warisan yang langgeng, dan kalau boleh warisan yang sifatnya
kekal. Karena pencarian itulah maka setiap karya yang baru harus selalu
dipatenkan di tingkat nasional, internasional, dan bahkan di tingkat kekal (di
hadapan TUHAN Yang kekal). Sampai sekarang biasanya yang dipatenkan hingga ke
tingkat kekal masih nama-nama orang beriman, yang dituliskan bukan hanya di
akte lahir dan akte baptisnya, tetapi juga dalam kitab kehidupan di sorga. Warisan-warisan,
penemuan-penemuan baru perlu juga dipatenkan bersifat kekal. Dengan demikian
TUHAN meneguhkan setiap hal yang dipatenkan tersebut.
d.
Sangat
baik apabila dikhotbahkan betapa pentingnya setiap manusia memiliki hati nurani
yang penuh pengajaran yang baik dan kasih agave, jauh dari bibit-bibit dendam
dan benih kejahatan. Untuk itulah, betapa perlunya, lapisan atau kelompok
masyarakat manapun, berusaha membentuk hatinurani setiap orang di kelompoknya
dari sejak dini, sehingga muncul manusia-,manusia yang penuh kasih, konsisten
dalam keadilan, kebenaran dan kebaikan.
e.
Perlu
dikhotbahkan agar setiap manusia yang berprestasi, berkarya, berbuat baik,
menjalankan kuasanya dengan baik, akan selalu didampingi oleh kekuatan yang dia
tidak sadari hadir bersamanya, dan menuntun dia untuk maju terus mengembangkan
prestasi, karya, perbuatan baik dan kekuasaan yang baik itu. Ganjarannya
adalah, bahwa dia tidak akan dibiarkan terjerat oleh dunia orang mati, tetapi
selalu hidup dalam sanubari setiap orang, dan TUHAN akan memahkotainya dengan
mahkota kehidupan. Dia akan selalu mendapat nilai plus dalam kehidupannya.
Pematangsiantar,
4 Juni 2016. Pdt. Langsung Maruli Basa Sitorus (Pdt. LaMBaS).