MINGGU XV SETELAH TRINITAS TGL. 4 SEPTEMBER 2016, EVANGELIUM: ULANGAN 30:15-20
ULANGAN
30:15 Ingatlah, aku menghadapkan kepadamu pada hari
ini kehidupan dan keberuntungan, kematian dan kecelakaan,
30:16 karena pada hari ini aku memerintahkan
kepadamu untuk mengasihi TUHAN, Allahmu, dengan hidup menurut jalan yang
ditunjukkan-Nya dan berpegang pada perintah, ketetapan dan peraturan-Nya,
supaya engkau hidup dan bertambah banyak dan diberkati oleh TUHAN, Allahmu, di
negeri ke mana engkau masuk untuk mendudukinya.
30:17 Tetapi jika hatimu berpaling dan engkau tidak
mau mendengar, bahkan engkau mau disesatkan untuk sujud menyembah kepada allah
lain dan beribadah kepadanya,
30:18 maka aku memberitahukan kepadamu pada hari
ini, bahwa pastilah kamu akan binasa; tidak akan lanjut umurmu di tanah, ke
mana engkau pergi, menyeberangi sungai Yordan untuk mendudukinya.
30:19 Aku memanggil langit dan bumi menjadi saksi
terhadap kamu pada hari ini: kepadamu kuperhadapkan kehidupan dan kematian,
berkat dan kutuk. Pilihlah kehidupan, supaya engkau hidup, baik engkau maupun
keturunanmu,
30:20 dengan mengasihi TUHAN, Allahmu, mendengarkan
suara-Nya dan berpaut pada-Nya, sebab hal itu berarti hidupmu dan lanjut umurmu
untuk tinggal di tanah yang dijanjikan TUHAN dengan sumpah kepada nenek
moyangmu, yakni kepada Abraham, Ishak dan Yakub, untuk memberikannya kepada
mereka."
MEMILIH KEHIDUPAN,
SUPAYA GENERASI
SEKARANG DAN GENERASI YANG AKAN DATANG
BENAR-BENAR
SEJAHTERA
1. Sewaktu menjelaskan perikop khotbah evangelium
untuk tgl. 10 Juli 2016 dari Ulangan
30:9-14 sudah diberikan beberapa keterangan tentang kitab Ulangan. Bacalah
sekali lagi bahan tersebut, kemudian dilanjutkan dengan penjelasan perikop
Ulangan 30:15-20 di bawah ini.
2. Sejak NKRI menjalankan demokrasi Pancasila yang
semakin disempurbakan, bangsa Indonesia telah belajar dalam hal memilih dan
dipilih. Sekali dalam lima tahun diadakan Pemilihan Umum untuk memilih Presiden
– Wakil Presiden; Yang akan duduk di Dewan Perwakilan Daerah; Yang akan duduk
di Dewan Perwakilan Rakyat; Yang akan menjadi Gubernur – Wakil Gubernur; Yang
akan menjadi Bupati – Wakil Bupati; Yang akan duduk menjadi Walikota – Wakil
Walikota di negeri Indonesia. Pemilihan – pemilihan ini ada yang bersamaan
waktunya dan ada yang tidak bersamaan waktunya. Sewaktu reklame yang dilakukan
tokoh lintas agama dan lintas etnis di TV mengatakan “Pakailah Produk-produk
Indonesia”, maka Indonesia juga menggunakan Demokrasi Pancasila Yang Semakin
Disempurnakan (DPYSD) produk Indonesia. Para calon yang akan dipilih diterangkan
sejelas mungkin melalui baliho-baliho, brosur-brosur, kampanye akbar dengan
tatap muka dan terbuka antara si calon dan rakyat yang akan memilih. Bangsa dan
negara-negara yang ada di dunia salut melihat NKRI yang selalu sukses melakukan
beberapa kali pemilihan umum dengan pemungutan langsung suara rakyat, di negeri
puluhan ribu pulau, ratusan suku dan bahasa daerah, dan demokrasi itu terjadi,
yang beda dengan demokrasi Eropah dan demokrasi Amerika maupun dengan demokrasi
Republik Rakyat Tiongkok.Semakin salut lagim mereka, karena mengingat bahwa
mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam, yang asal agama ini dari suatu
negara yang sampai sekarang belum mengenal dan belum menjalankan demokrasi; dan
masih baru-baru ini ada yang disebut dewan syuro (dewan musyawarah) yang bukan
membicarakan/menyepakati hukum-hukum yang akan diberlakukan di negeri itu. NKRI
menganut multi-partai, tetapi partai-partainya tidak bersaing tetapi
“berlomba”. Di indonesia dapat ditemukan bahwa suatu partai mencalonkan yang
bukan kadernya menjadi calon yang akan dipilih rakyat, walaupun partai itu
memiliki kursi mayoritas dan dari jumlah kursinya bisa mencalonkan kadernya
sendiri tanpa koalisi dengan partai lain. Kampanye mengatakan: Pilihlah si ANU
agar cita-cita bangsa Indonesia yang dirumuskan di Pembukaan UUD 1945 dapat
dipercepat terwujud, yakni masyarakat Indonesia yang sejahtera, adil dan
makmur. Bangsa Indonesia semakin belajar dan berbuat agar dalam setiap pilpres,
setiap pileg, setiap pilkada yang mereka lakukan tidak lagi seperti memilih
“kucing dalam karung”. Politik uang semakin dihilangkan. Semua semakin
dilakukan dengan transparan. Semakin sukses Pemilu Indonesia, semakin jaya
demokrasi Pancasila, dan semakin cepat rakyat Indonesia sejahtera, adil dan
makmur, dan dunia aman dan tertib. Melalui perikop Ulangan 30:15-30 ada seruan
untuk memilih.
3. TUHAN yang disaksikan Alkitab beda tipis dengan
Tuhan yang diperkenalkan oleh agama-agama yang lain. Walau beda tipis, tetapi
itu sangat menentukan dalam penghayatan dan pengamalan ajaran-ajaran
agama-agama tersebut. Ada agama yang memperkenalkan Tuhan mereka sebagai Tuhan
yang berpendapat mutlak, yang arahannya mutlak harus dipatuhi, yang menunjukkan
hanya ada satu tawaran, yang memerintah diktatoris dan otoriter, yang
mengatakan kepada umatnya :”Harus ini!”, “Inilah jalan lurus!”. Tampaknya,
Tuhan yang seperti ini merupakan Tuhan yang sangat tegas menterapkan
hukum-hukumnya demi kemaslahatan umat-Nya. Siapa menyimpang pasti diterjang dan
diganyang. Siapa patuh, dipersilahkan kenyang, kalau tiba di sorga yang penuh
dayang-dayang. Tapi jangan terkejut apabila semuanya tinggal bayang-bayang.
Bila Tuhan mereka salah mengarahkan, atau arahannya tidak lagi relevan, itu tak
mungkin dilawan. Apa kata tu(h)an, itulah yang dibuat pedoman. Hidup atau mati,
asal bersama Tuhan. Itu disebut kebebasan.
Jahowa, yang diperkenalkan oleh Alkitab, adalah Tuhan yang cemburu, yang
melarang keras umat-Nya menyembah allah lain; dan yang menginginkan umat-Nya berjalan dalam
jalan kehidupan. Tetapi Jahowa juga menunjukkan “jalan kematian”, bukan hanya
“jalan kehidupan”. Jahowa mengajak
umat-Nya memilih. Dia ingin agar umat-Nya yang menentukan jalan hidup mereka
secara bertanggungjawab, dan agar mereka
memper-Tuhan Jahowa dengan penuh kesadaran dan atas keputusan mereka yang
bertanggungjawab. Bersama Jahowa adalah keterikatan. Di luar Jahowa adalah
kematian. Jahowa memberi umatnya kebebasan, mana yang mereka inginkan menjadi
milik mereka. Jahowa sangat menghormati hak-hak penentuan nasib sendiri oleh
umat –Nya itu sendiri. Jahowa, TUHAN Yang diperkenalkan oleh Alkitab adalah
Tuhan yang mendengar “suara rakyat”, “suara umat”-Nya.Walaupun tidak dapat
dikatakan bahwa “suara rakyat” adalah “suara TUHAN”, namun TUHAN yang satu ini
sungguh sangat menghargai dan mendorong adanya semangat demokratis di
tengah-tengah umat-Nya.
Dua macam Tuhan telah diperkenalkan. Tuhan yang mana sebenarnya yang
paling cocok bagi manusia? Tuhan yang
memaksakan kehendaknya? Tuhan yang hanya mengangarkan kebesarannya kepada
umatnya? Atau Tuhan yang mengajak umat-Nya memilih yang terbaik bagi mereka?
Tuhan yang menyediakan (El-Royi/Jahowa Jir’eh) dan memberi kemerdekaan? Pasti
lebih indah kemanusiaan bersama Tuhan yang menyediakan dan yang memerdekakan.
4. Ingatlah,
.... hari ini, kata TUHAN Jahowa. Diharapkan umat Israel tidak melupakan
peristiwa bersejarah ini dalam kehidupan mereka berbangsa, bernegara,
bermasyarakat, berbudaya dan beragama. Mereka harus menghindari penyakit anamnesia (penyakit lupa ingatan). Untuk
itu mereka harus mengurus kehidupan mereka dalam segala hal (rohani dan
jasmani; history (sejarah), story (cerita) dan accompany (penyertaan) maupun religi
(iman), sehingga penyakit lupa tidak
menyerang kehidupan dan jiwa bangsa dan setiap individu umat Israel. Hari ini mengingatkan bahwa hal
mengingat itu harus segar setiap hari. Kewajiban mengingat itu tidak kemarin, dan tidak besok, tetapi kini dan di
sini; di saat umat Israel masih menghirup nafasnya, dan di manapun mereka
berada.
5. TUHAN Jahowa menghadapkan kepada umat-Nya: kehidupan >< kematian dan keberuntungan >< kecelakaan; dan berkat >< kutuk. Lalu TUHAN Jahowa menyeru umatnya: “Pilihlah
kehidupan, supaya engkau hidup, baik engkau maupun keturunanmu!” Jalan kehidupan, keberuntungaan dan berkat itu
diuraikan di dalam seluruh kitab Ulangan. Jalan kehidupan itu diuraikan dengan pemaparan sepuluh Hukum
Taurat (Ul. 5), dilanjuti dengan
hukum-hukum keagamaan dan hukum-hukum kemasyarakatan (Ul.6-27), lalu diakhiri
dengan paparan tentang berkat-berkat (Ul.28)[1] yang
akan diterima oleh bangsa itu, apabila mereka memilih kehidupan. Dalam kitab
Ulangan juga diceritakan, bagaimana umat Israel mengalami kecelakaan, kesialan,
atapun corak kehidupan yang dinilai sebagai kutukan dari Jahowa. Misalnya:
Kecelakaan yang dialami umat Israel karena kemurtadan mereka di Horeb (Ul.9:7-29//Kel.32).
Dan Dalam Ul.27:11-26 disebutkan duabelas ucapan kutuk, dan dalam Ul.28:15-46 dipaparkan
tigapuluh jenis-jenis kutuk yang bisa
saja menimpa umat Israel apabila mereka memilih kematian.[2] TUHAN
Jahowa tidak menyuruh umat-Nya memilih, kalau tidak jelas bagi mereka tentang
kehidupan dan kematian itu, dan apa saja yang akan terjadi pada umat-Nya
apabila memilih salah satu dari tawaran TUHAN Jahowa tersebut. Manusia jaman sekarang juga perlu mendalami
berkat-berkat apa yang dapat diraihnya apabila manusia menjalankan hukum-hukum
kebaikan (hukum-hukum kehidupan) di dunia ini; dan juga mengetahui jelas
bahaya-bahaya apa yang akan menghancurkan kemanusiaan apabila manusia
menyimpang dari hukum-hukum kebaikan atau semakin keranjingan melakukan
hukum-hukum kejahatan (hukum-hukum kematian).
6.
TUHAN memerintahkan kepada umat-Nya agar mereka
mengasihi TUHAN Allah , dengan hidup menurut jalan yang ditunjukkan TUHAN dan berpegang kepada perintah,
ketetapan dan peraturan TUHAN. Perintah ini juga diulangi Jesus Kristus kepada
umat TUHAN (Mat.22:37). Juga dengan rumusan baru: “Carilah dahulu Kerajaan
Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu”
(Mat.6:33). Mengapa manusia harus mengasihi TUHAN? Mengapa manusia harus
mencari Kerajaan TUHAN dan kebenaran-Nya? Karena hal itulah jalan terbaik bagi
kemanusiaan. Kebenaran firman ini – tidak boleh tidak - harus dilakukan oleh
siapapun, kalau dia masih terhitung manusia yang ingin hidup dan ingin
keturunannya hidup. Mungkin juga seseorang itu tidak percaya kepada Jahowa,
bahkan menyangkalnya, atau dia seorang atheis, tetapi perintah ini berlaku juga
bagi dia dalam konteks kehidupannya masing-masing, kalau dia dan keturunannya ingin
sejahtera. Orang yang anti Jahowa atau anti Kristus, anti agama, anti TUHAN,
pasti ada yang dia per-Tuhan. Apapun mereka sebut Tuhan mereka, mereka pasti
mengakuinya sebagai “kebaikan”. Umat
TUHAN (Huria Kristen) mengenal TUHAN itu
sebagai “kabaikan” atau sumber kebaikan. Manusia yang manapun (tanpa kecuali)
harus mengasihi “kebaikan”, sehingga manusia itu dapat hidup dengan baik dan
keturunannya pun dapat hidup lebih baik lagi. Kalau pendapat ini disetujui,
maka “kebaikan” yang dirumuskan dari sudut pandang manapun, pasti mempunyai aturan-aturan
yang harus dilakukan , sehingga kebaikan itu terwujud, dan dampaknya akan
memberikan “kehidupan” yang baik kepada yang melakukan aturan-aturan kebaikan
(pelaku kebaikan) itu dan kepada yang menjadi objek kebaikan tersebut. Bila
demikian halnya, baik pengikut TUHAN (Yesus Kristus) maupun yang bukan pengikut
TUHAN (Yesus Kristus) dapat bekerjasama dan bahu-membahu untuk mengusahakan
agar generasi sekarang maupun generasi yang akan datang dapat hidup sejahtera,
adil, makmur, aman dan tertib. Mereka bertemu di dalam hukum-hukum kebaikan
kemanusiaan, kebaikan yang dapat diterima oleh semua pihak. Perlu dicamkan,
bahwa kebaikan sepihak hanya berlaku untuk kalangan sendiri, dan bukan untuk
semua. Kebaikan sepihak yang dipaksakan kepada pihak lain, sudah merupakan
penyimpangan dari hukum-hukum kebaikan itu sendiri. Namun harus diwaspadai,
bahwa kebenaran Tuhan yang dijadikan penganut agama sebagai dasar kebaikan,
berbeda dari satu agama dengan yang dari agama yang lain, dan perbedaan itu
bisa memicu tidak ditemukannya “kebaikan” yang diyakini oleh semua pihak. Tetapi
harus diketahui, bahwa kebenaran Tuhan bisa berbeda, namun kebaikan yang
diidamkan Tuhan X dan Tuhan Y untuk kemanusiaan pasti ada titik temunya. Dalam
hal inilah terjadi toleransi Tuhan yang satu terhadap Tuhan yang lain;
toleransi antara umat pengikut Tuhan X terhadap umat pengikut Tuhan Y, dan
sebaliknya. Demi toleransi dari pihak Jahowa, maka Jahowa tidak bersabda:
“Pilih lah AKU, supaya engkau hidup, baik engkau maupun keturunanmu!” melainkan
memerintahkan: Pilih lah kehidupan, supaya engkau hidup, baik engkau maupun
keturunanmu!” Kalau umat-Nya disuruh memilih “AKU” (TUHAN), maka titik temu
dengan pihak lain akan sulit ditemukan; tetapi dengan menyuruh umat-Nya memilih
“KEHIDUPAN”, TUHAN menginginkan kebersamaan umat-Nya dengan umat-umat lainnya
membangun kehidupan. Demi kehidupan, Jahowa datang bukan dalam “AKU”-Nya,
tetapi dalam wujud MANUSIA, agar ada kehidupan bersama seluruh umat manusia.
7. Mengasihi Jahowa diaturkan sebagai berikut: (1)
dengan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya; (2) berpegang pada perintah,
ketetapan dan peraturannya; (3) mendengarkan suara-Nya; (4) berpaut kepada-Nya.
Mengasihi Jahowa berarti hidup menurut jalan yang ditunjukkan kehidupan;
berpegang pada perintah, ketetapam dan peraturan kehidupan; mendengarkan suara
kehidupan; dan berpaut kepada kehidupan. Salah satu dari corak kehidupan telah
diaturkan oleh Jahowa sebagaimana dipaparkan dalam kitab Ulangan. Tentu saja
semua jalan, perintah, ketetapan peraturan, suara dan pautan kehidupan yang
diaturkan dulu itu akan terus dapat diterapkan di “hari ini” (sekarang), selagi
masih relevan untuk sekarang. Tetapi apapun dari itu yang tidak relevan untuk
kehidupan sekarang, dengan sendirinya tidak berlaku lagi. Mengapa? Karena
kehidupan selalu berpaut dengan “sekarang”, bukan berpaut pada yang lalu, atau
pada angan-angan.
8. Dalam mengasihi TUHAN dengan mengasihi
kehidupan, seperti disebutkan di atas, itu sama sekali tidak mengarahkan hati
orang berpaling dari TUHAN atau menjadi tidak mendengarkan TUHAN atau menjadi
sesat atau menjadi sujud menyembah allah lain dan beribadah kepada allah lain
itu. Merelevansikan peraturan-peraturan
kehidupan tidak berarti murtad dari kehidupan. Mempertemukan kehidupan yang
diinginkan TUHAN dengan kehidupan yang diidamkan umat lain, bukan berarti
mengadakan synkristisme. Pengikut TUHAN dapat (harus) tetap setia kepada TUHAN,
dan sama sekali tidak menyembah allah lain, apabila dia berada dalam kehidupan
yang dibangun bersama dengan umat yang lain (yang bukan pengikut Jahowa). Ada
tiga perbuatan mudarat yang harus diwaspadai pengikut TUHAN agar dirinya tidak
jatuh kedalam perbuatan tersebut: (1) Hati
berpaling dari TUHAN, yang berarti
hati itu tidak mau lagi tunduk kepada perintah TUHAN, melainkan tunduk
kepada ketentuan hati itu sendiri atau kepada ketentuan kekuatan-kekuatan lain
selain TUHAN. (2) Tidak mau mendengar
berarti menutup telinga jasmani dan telinga rohani terhadap suara TUHAN yang
datang menyapa, tetapi membuka telinga itu terhadap bisikan-bisikan iblis atau
kepentingan-kepentingan diri sendiri. (3) Disesatkan
untuk sujud menyembah kepada allah lain dan beribadah kepadanya merupakan
puncak dari keberpalingan dari TUHAN dan ketidakmauan mendengar TUHAN, yang
berarti bahwa seseorang itu sudah
menyangkal keberadaan TUHAN dan mengakui keberadaan dan kelebih-besaran
kekuasaan allah lain itu dibanding kekuasaan TUHAN. Pengakuan kepada allah lain
ditindak lanjuti dengan sujud menyembah allah lain itu dan memberi sesajen atau
yang dianggap menyenangkan allah lain tersebut. Orang-orang murtad itu biasanya
menunjukkan sikap-sikap yang lebih fanatik mematuhi allah lain yang sudah
disembahnya dibanding sewaktu dia masih pengikut Jahowa. Tiga perbuatan mudarat
ini dapat dihindari para pengikut TUHAN (Yesus Kristus), di dalam hal mereka
memilih kehidupan dan membangun kehidupan itu bersama-sama dengan umat
penyembah allah lain. Kebersamaan pengikut TUHAN dengan mereka yang bukan
pengikut TUHAN justru harus digunakan oleh pengikut TUHAN untuk menunjukkan
dirinya sebagai garam dan terang dunia. Nasihat Rasul Paulus dalam Gal.6:1
berlaku juga dalam hal ini: "Saudara-saudara, kalaupun seorang kedapatan
melakukan suatu pelanggaran, maka kamu yang rohani, harus memimpin orang itu ke
jalan yang benar dalam roh lemah lembut, sambil menjaga dirimu sendiri, supaya
kamu juga jangan kena pencobaan" (Gal
6:1).
Tidak jatuh ke dalam tiga perbuatan mudarat yang disebutkan tadi, sewaktu
memilih kehidupan, membuat pengikut TUHAN tidak dikenakan kutuk , kematian dan
kecelakaan dalam kehidupannya dan kehidupan keturunannya. Kutuk itu dikatakan:
(1) binasa; (2) tidak akan lanjut umur
di negeri yang akan diberikan TUHAN. Tentu saja juga 12 kata kutukan dan 30
jenis kutuk yang telah disebutkan Musa tidak akan tertimpa kepada pengikut
TUHAN, yang memilih kehidupan, dan mengasihi kehidupan itu, serta membangun
kehidupan bersama dengan umat-umat yang bukan pengikut TUHAN. Dalam pergumulan
yang berat itu, yakni pergumulan karena memilih kehidupan dengan segala
konsekwensinya, TUHAN menjanjikan berkat-Nya.
9. Ada beberapa lagi berkat yang diulangi oleh Musa
menyebutkannya dalam Ulangan 30:16c. 20b, yakni: (a) umat TUHAN akan hidup dan
bertambah banyak dan diberikati oleh TUHAN Jahowa di negeri di mana umat TUHAN
masuk dan mendudukinya. (b) Dalam hidupnya, umat TUHAN akan lanjut umurnya
untuk tinggal di tanah yang dijanjikan TUHAN dengan sumpah kepada nenek moyang
umat TUHAN. Tuhan Yesus Kristus lebih memperdalam lagi bagaimana hidup itu,
apabila umat TUHAN memilih kehidupan dengan mengasihi TUHAN, mendengar suara
TUHAN dan berpaut kepada-Nya, sewaktu Yesus mengatakan: "Akulah
kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia
sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan
mati selama-lamanya" (Yoh 11:25-26a).
Hidup yang ditegaskan Yesus Kristus itu akan dianugerahkan kepada setiap orang
yang memilih kehidupan, seperti dianjurkan TUHAN.
“Bertambah banyak” merupakan dambaan umat TUHAN, sesuai dengan janji TUHAH
Jahowa kepada Abraham sewaktu Abraham dipanggil agar pindah dari Ur-Kasdim ke
negeri yang akan diberikan TUHAN kepada keturunannya. Janji berkat itu juga adalah tindak lanjut
dari Janji TUHAN memberkati Abraham dan keturunannya, dan membuat mereka jadi berkat bagi bangsa-bangsa. Berkat
yang paling besar bagi umat Israel
adalah adanya tanah-air mereka yang dijanjikan oleh TUHAN. Israel menjadi
bangsa yang memiliki negeri/tanah air di mana mereka bisa mendirikan negara,
membangun masyarakat dan budayamereka,
dan membangun agama dan kepercayaan mereka. TUHAN Jahowa menjadi allah mereka
satu-satunya. Berkenannya Jahowa menjadi allah umat Israel adalah juga berkat yang
luar biasa bagi umat Israel. Tuhan Yesus Kristus menguatkan dan memperbaharui
janji berkat ini semua sewaktu DIA bersabda: "Akulah jalan dan kebenaran
dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui
Aku" (Yoh 14:6). Dan Paulus
menegaskan: “Karena kewargaan (= tanah air) kita adalah di dalam sorga, dan
dari situ juga kita menantikan Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat”
(Flp.3:20).
Lanjut usia atau umur panjang adalah dambaan yang sering diungkapkan dalam
Alkitab Suci. "Tambahilah umur raja, tahun-tahun hidupnya kiranya sampai
turun-temurun" (Mzm 61:7). Bahkan
panjangnya umur itu didambakan tak terbatas: "Kiranya lanjut umurnya
selama ada matahari, dan selama ada bulan, turun-temurun!" (Mzm 72:5). Yang memilih kehidupan adalah yang
mengingini umur panjang: "Siapakah orang yang menyukai hidup, yang
mengingini umur panjang untuk menikmati yang baik?" (Mzm 34:13). Menyukai hidup berarti takut akan
TUHAN. "Takut akan TUHAN memperpanjang umur, tetapi tahun-tahun orang
fasik diperpendek" (Amsal 10:27).
Memang umur panjang ada di tangan TUHAN: “Umur panjang ada di tangan kanannya,
di tangan kirinya kekayaan dan kehormatan"(Amsal 3:16). Kalau umat TUHAN berseru kepada TUHAN,
DIA akan menjawab dan memberi umur panjang. "Bila ia berseru kepada-Ku,
Aku akan menjawab, Aku akan menyertai dia dalam kesesakan, Aku akan
meluputkannya dan memuliakannya.Dengan panjang umur akan Kukenyangkan dia, dan
akan Kuperlihatkan kepadanya keselamatan dari pada-Ku" (Mzm 91:15-16). Bertalian dengan itu sang Hikmat
mengajak umat TUHAN, dan berkata: “Hai anakku, janganlah engkau melupakan
ajaranku, dan biarlah hatimu memelihara perintahku, karena panjang umur dan
lanjut usia serta sejahtera akan ditambahkannya kepadamu.(Amsal 3:1-2). Hukum TUHAN mengaturkan supaya
menghormati orang tua (ayah dan ibu) agar lanjut umur setiap anak di kalangan
umat TUHAN (Ul.5:16). TUHAN telah memberitahukan jalan kehidupan, yang
memilihnya akan mendapat nikmat. "Engkau memberitahukan kepadaku jalan
kehidupan; di hadapan-Mu ada sukacita berlimpah-limpah, di tangan kanan-Mu ada
nikmat senantiasa" (Mzm 16:11).
10. Dalam menyampaikan kebenaran firman-Nya, TUHAN
memanggil langit dan bumi menjadi saksi terhadap umat-Nya pada hari ini. Mengapa tidak para malaikat
dipilih menjadi saksi? Karena manusia tidak mungkin mencari-cari malaikat untuk
membuktikan kebenaran firman TUHAN. Langit dan bumi adalah tempat manusia dalam
hidup mereka hari ini. Oleh karena
itu, umat TUHAN dapat senantiasa meminta kesaksian-kesaksian langit dan bumi,
bahwa TUHAN benar dalam segala apa yang difirmankan-Nya kepada umat-Nya. Dengan
diangkatnya langit dan bumi menjadi saksi, maka langit dan bumi serta segala
isinya, tidak boleh berubah fungsi menggantikan TUHAN di hadapan umat TUHAN.
Saksi harus tetap sebagai saksi, bukan pelaku. Karena fungsi langit dan bumi
hanya sebagai saksi, hati umat TUHAN tidak boleh berpaling kepada langit dan bumi atau kepada isinya,
lalu menyembahnya, walaupun umat TUHAN melihat bahwa langit dan bumi bisa juga
menawarkan kehidupan, keberuntungan, berkat maupun kematian, kecelakaan dan
kutuk. Memilih kehidupan yang ditawarkan
TUHAN, itulah yang harus dilakukan oleh umat TUHAN (umat manusia) sehingga umat
itu dan keturunan mereka hidup, sejahtera, adil dan makmur serta aman dan
tertib.
Pematangsiantar,
18 Agustus 2016. Pdt. Langsung Maruli Sitorus (Pdt. LaMBas).
[1] Berkat-berkat itu: (1) Israel akan diangkat menjadi di
atas segala bangsa di bumi. (2) Umat Israel akan diberkati di kota dan di
ladang. (3) Diberkati buah kandungan, hasil bumi, hasil ternak umat Israel. (4)
Diberkati bakul dan tempat adonan umat Israel. (5) Diberkati Israel waktu masuk dan waktu keluar. (6)
Musuh-musuh Israel senantiasa kalah. (7) Diberkati lumbung dan usaha umat
Israel. (8) Umat Israel diberiakti di negeri yang diberikan TUHAN kepada mereka
(9) Umat Israel ditetapkan menjadi umat kudus TUHAN (10) Bangsd-bangsa akan
takut kepada umat Israel karena nama TUHAN Jahowa. (11) Umat Israel dilimpahi
dengan kebaikan dalam buah kandungan, dalam hasil ternak dan dalam hasil bumi.
(12) TUHAN membuka perbendaharaan-Nya
bagi umat Israel, sehingga mereka bisa meminjamkan kepada banyak bangsa dan
tidak akan meminjam.(13) Umat Isrel selalu menjadi kepala, tidak pernah ekor;
akan terus naik, tek pernah turun.
[2] Kutuk yang menanti orang yang
memilih kematian: (1) Terkutuklah orang
yang membuat patung, yang menjadi kekejian bagi TUHAN. (2) Terkutuklah orang
yang memandang rendah ibu dan bapanya. (3) Terkutuklah orang yang menggeser
batas tanah sesamanya manusia. (4) Terkutuklah orang yang membawa orang buta ke
jalan yang sesat, (5) Terkutuklah orang yang memperkosa hak orang asing, anak
yatin dan janda. (6) Terkutuklah orang yang tidur tidur dengan isteri ayahnya.
(7) Terkutuklah orang yang tidur dengan binatang apapun. (8) Terkutuklah orang
yang tidur dengan saudaranya perempuan, anak ayah, atau anak ibunya. (9)
Terkutuklah orang yang tidur dengan mertuanya perempuan. (10)Terkutuklah orang
yang membunuh sesamanya manusia dengan tersembunyi. (11) Terkutuklah orang yang
menerima suap untuk membunuh seseorang yang tidak bersalah. (12) Terkutuklah
orang yang tidak menepati perkataan hukum Taurat ini dengan perbuatan. Jenis-jenis
kutuk itu: (1) Terkutuk di kota dan di ladang. (2) Terkutuk bakul dan tempat
adonan. (3)Terkutuk buah kandungan, hasil bumi, dan “ternak”. (4) Terkutuk
waktu masuk dan waktu keluar. (5) Kutuk, huruhara, penghajaran ke umat TUHAN
dalam segala usaha, sampai umat TUHAN itu punah dan binasa dengan segera. (6) Penyakit
sampar menimpa sampai umat itu dihabiskan. (7) Dihajar dengan batuk kering,
demam, demam kepialu, sakit radang, kekeringan, hama dan penyakit gandum,
hingga umat itu binasa. (8) Bagi umat itu langit menjadi tembaga, dan tanah
menjadi besi ( = taka ada hujan, tak ada kesuburan). (9) Umat itu ditimpa hujan
abu dan abu dari langit hingga musnah. (10)
Umat itu dipukul kalah oleh musuh-musuh mereka, hingga menjadi kengerian
bagi segala kerajaan di bumi. (10) Mayat-mayat umat itu menjadi makanan
binatang liar. (11) Umat itu dihajar dengan barah Mesir, borok, kedal, kudis,
yang tak sembuh-sembuh. (12) Umat itu dihajar dengan kegilaan, kebutaan, dan
kehilangan akal; sehingga selalu dirampasi tanpa ada pertolongan. (13) Tunangan
orang Israel ditiduri orang lain. (14) Rumah yang dibangun orang Israel tidak
akan didiami orang yang membangunnya. (15) Pemilik kebun anggur tidak mengecap
hasilnya. (16) Lembu umat itu disembelih orang lain, tapi pemiliknya tak ikut
menikmati dagingnya. (17) Keledai umat itu dirampas, dan tidak dibalikkan lagi. (18) Kambing domba dirampas
dan diberikan kepada musuh. (19) Putra-puteri umat itu diserahkan kepada
bangsa-bangsa lain di depan mata mereka, dan mereka tidak bisa erbuat apa-apa.
(19) Umat itu akan selalu ditindas dan diinjak; hasil bumi umat itu dirampas
bangsa lain. (20) Umat itu menjadi gila karena apa yang dilihat mereka. (21)
Umat itu diserang barah jahat di lutut, paha, telapak kaki, dan batok kepala,
dan tidak bisa sembuh. (22) Umat TUHAN dibuang kenegeri asing dan mereka
menjadi penyembah berhala di sana. (23) Umat itu menjadi kedahsyatan, kiasan,
sindiran di kalangan bangsa-bangsa. (24) Benih yang dirtabur tak memberi hasil
yang banyak karena dihabisi hama belalang. (25) Kebun-kebun anggur tak
berhasil, karena diserang hama ulat. (26) Kebun zaitun tak memberi minyak
zaitun, karena buahnya gugur muda. (27) Putera –puteri umat itu ditawan musuh.
(27) Pohon-pohon dan hasil bumi akan
dihabisi belalang. (28) Orang asing di negeri umat itu makin tinggu, dan umat
itu makin rendah (29) Orang asing itu menjadi yang meminjami umatnya, umat tak
mampu memberi pinjaman. (30) Orang asing menjadi kepala, umat TUHAN menjadi
ekor.