MINGGU KEBAKTIAN MALAM AKHIR TAHUN, TGL. 31 DESEMBER 2016, EVANGELIUM: YOHANES 8:12-19

03.10.00 0 Comments A+ a-

YOHANES 8:12-19

8:12 Maka Yesus berkata pula kepada orang banyak, kata-Nya: "Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup."
8:13 Kata orang-orang Farisi kepada-Nya: "Engkau bersaksi tentang diri-Mu, kesaksian-Mu tidak benar."
8:14 Jawab Yesus kepada mereka, kata-Nya: "Biarpun Aku bersaksi tentang diri-Ku sendiri, namun kesaksian-Ku itu benar, sebab Aku tahu, dari mana Aku datang dan ke mana Aku pergi. Tetapi kamu tidak tahu, dari mana Aku datang dan ke mana Aku pergi.
8:15 Kamu menghakimi menurut ukuran manusia, Aku tidak menghakimi seorang pun,
8:16 dan jikalau Aku menghakimi, maka penghakiman-Ku itu benar, sebab Aku tidak seorang diri, tetapi Aku bersama dengan Dia yang mengutus Aku.
8:17 Dan dalam kitab Tauratmu ada tertulis, bahwa kesaksian dua orang adalah sah;
8:18 Akulah yang bersaksi tentang diri-Ku sendiri, dan juga Bapa, yang mengutus Aku, bersaksi tentang Aku."
8:19 Maka kata mereka kepada-Nya: "Di manakah Bapa-Mu?" Jawab Yesus: "Baik Aku, maupun Bapa-Ku tidak kamu kenal. Jikalau sekiranya kamu mengenal Aku, kamu mengenal juga Bapa-Ku."

MEMBUAT TERANG YANG DARI YESUS 
BAGIAN DARI KEHIDUPAN  DUNIA

1.      Berbicara tentang terang dunia, pertama-tama harus diingat berita penciptaan langit dan bumi serta segala isinya (Kej.1:1-2:4a). Menurut berita itu, di awal-awal, samudera raya menutupi seluruh permukaan tanah, dan kegelapan (gelap-gulita) menutupi seluruh permukaan samudera raya. Untuk tindakan-tindakan Yahowa ’Elohim  yang berikutnya, dibutuhkan terang. Lalu Yahowa’Elohim menjadikan terang  dengan berfirman: “Jadilah terang!” Terang itu jadi, dan baik. Kemudian ada zona yang diterangi, dan ada juga zona yang masih gelap di permukaan bumi. Terang itu disebut siang, dan gelap itu disebut malam. Yang perlu dicamkan dan direnungkan di sini, bahwa Firman sangat berkaitan erat dengan terang itu. Firman itu adalah daya yang menjadikan terang. Terang itu adalah karya dari pada Firman, atau penampakan daripada Firman yang bekerja. Dari sini dapat disimak makna keberadaan Yesus selaku Firman yang menjadi daging (menjadi manusia), dan  Yesus benar apabila DIA (yang adalah Firman yang bekerja) mengatakan: "Akulah terang dunia!”

2.      Selanjutnya dalam berita penciptaan itu diberitahu, bahwa agar ada yang mengatur terang di waktu siang dan di waktu malam, TUHAN menciptakan matahari dan bulan serta bintang-bintang. Namun belakangan diketahui bahwa sumber sinar yang dihasilkan bulan adalah dari sinar matahari. Dengan demikian TUHAN “mewakilkan” pemproduksian terang itu kepada benda-benda ciptaan-Nya. Di mana matahari bersinar, kegelapan sama sekali hilang; dan malam yang juga dibutuhkan harus diterangi dengan sinar-terang yang dibutuhkan di waktu malam. Berbeda dengan kegelapan (gelap-gulita) yang menutupi samudera raya, kegelapan malam dibuat menjadi suatu hal yang tidak menakutkan dan tidak membinasakan, melainkan sesuatu yang diperlukan untuk menopang kehidupan, setelah dibuat benda penerang yang lebih kecil (bulan dan bintang-bintang) yang menguasai malam. Dari itu dapat disimak arti dan tujuan Yesus Kristus, apabila DIA mewakilkan diri-Nya sebagai terang dunia kepada para pengikut-Nya, dengan mengukuhkan mereka menjadi terang dunia, sewaktu DIA mengatakan kepada mereka: “Kamu adalah terang dunia!” (Mat.5:14a). Terang yang dijadikan Firman itu, yang dipancarkan oleh TERANG DUNIA, harus   terus bersinar ke/di seluruh “kota”, “pelosok”, slum-slum dan kantong-kantong kehidupan manusia. Sinar terang dunia itu harus bersinar di kehidupan siang umat manusia (di dunia yang terang) dan juga di dunia yang gelap (di kehidupan malam umat manusia).

3.      Di awal penciptaan, hanya ada satu sumber terang, yaitu Firman itu sendiri. Tetapi tahap berikutnya, terang yang satu itu dibagi-bagikan kepada benda-benda langit untuk dipancarkan seterusnya. Sekarang ini, sungguh sangat banyak benda alam dan benda buatan manusia yang dapat memancarkan sinar terang. Sinar terang yang diproduksi itu pun sudah berwarna-warni. Dari itu timbul pertanyaan: Apakah Terang yang dijadikan Firman itu, yang kemudian menjadi sinar matahari dan sinar bulan, masih dibutuhkan oleh umat manusia? Di daerah kutub (utara maupun selatan), rutin dalam setahun selama enam bulan gelap dan matahari tidak kelihatan, lau enam bulan berikutnya matahari terus bersinar di sana dan tidak ada gelap (malam). Kebutuhan terang untuk manusia di masa gelap diatasi dengan memproduksi terang melalui mesin-mesin buatan manusia. Walaupun usaha manusia itu sudah berhasil, manusia di kutub itu sangat merindukan datangnya sinar matahari ke daerah mereka. Dan setelah itu datang, dan enambulan membuat daerah mereka tanpa kegelapan, mereka merasakan kehidupan dengan terang matahari itulah kehidupan yang lebih baik yang sangat didambakan. Sekarang manusia mengusahakan, agar sinar matahari yang bersinar enam bulan di kutub bisa disimpan dalam alat penyimpan daya, untuk dapat digunakan selama enambulan masa gelap di kutub-kutub tersebut. Di negeri, di mana ip-tek manusia telah dapat memproduksi terang dengan pembangkit listrik tenaga nuklir (sebagai produsen terang terkuat sampai sekarang), siang-malam dapat dibuat terang benderang di luar dan di dalam gedung dan manusia dapat bekerja dalam terang sepanjang waktu. Tetapi, ternyata, justru di negeri-negeri sedemikian sinar terang matahari semakin dibutuhkan. Di daerah-daerah gurun (seperti gurun Sinai, gurun Sahara, gurun Gobi), sinar matahari menjadi masa depan bagi kehidupan umat manusia, karena sinar matahari itu dapat diubahkan menjadi sumber energi yang sangat dibutuhkan oleh manusia. Hal-hal ini menjadi contoh, untuk dapat mengatakan, bahwa semakin banyak dan tinggi teknologi yang mampu memproduksi terang , justru sinar terang yang dijadikan Firman dan yang bersumber dari Firman itu semakin dibutuhkan dalam kehidupan umat manusia (baik di kehidupan siang maupun di kehidupan malam umat manusia). Dianalogikan dengan Terang Firman yang datang dari TUHAN Yesus Kristus, dapat dikatakan bahwa semakin banyak agama-agama, ideologi-ideologi, filsafat-filsafat, way of life, yang menyodorkan terang bagi kehidupan manusia di bumi, justru Terang Firman dari TUHAN Yesus Kristus semakin dibutuhkan oleh umat manusia. Oleh karena itu, sampai sekarang berlaku dan relevan untuk dijalankan suruhan TUHAN Yesus Kristus yang mengatakan: "Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk” (Mrk.16:15). Injil itu adalah cahaya TERANG DUNIA tersebut.

4.      Maka Yesus berkata pula kepada orang banyak, kata-Nya: "Akulah terang dunia (Ibrani: ’ȏr ha‘olam; Yunani: fōs tou kosmou); barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup."  Sebelum Yesus mengatakan sabda ini, seorang perempuan pezinah dihadapkan kepada-Nya oleh para ahli Taurat dan kaum Farisi. Menurut hukum Musa, perempuan itu harus dilempari sampai mati. Tetapi Yesus berkata: “barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu.” Lalu tidak ada orang yang berani melempari perempuan pezinah itu. Semua orang pergi. Yesus juga tidak menghukum perempuan itu, tetapi DIA memberi Firman yang menghidupkan kepada perempuan tersebut: "Aku pun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang." Dengan demikian perempuan pezinah itu terbebas dari “kegelapan hidup umat manusia”. Dosanya diampuni, nyawanya diselamatkan, dan hidupnya diarahkan agar selanjutnya berada dalam terang TUHAN, yakni “tidak berbuat dosa lagi mulai dari sekarang”. Lalu Yesus menegaskan tentang diri-Nya dengan mengatakan: “Akulah Terang Dunia, ...!” Dalam bahasa Ibrani dikatakan: ’ȏr ha‘olam yang dapat diterjemahkan juga dengan “terang kekal”.  Cahaya terangnya bersinar di zona yang gelap, dan mengusir kegelapan itu, sehingga dosa itu jelas-jelas terlihat, lalu dosa tersebut diampuni, dan kemungkinan untuk hidup lebih baik dan lebih benar dianugerahkan. Manusia harus bekerja dengan lebih baik selama terang itu bercahaya di zona di mana manusia itu berada. Itu tujuan maka ada terang. Sering orang beranggapan bahwa dosa adalah  kegelapan itu. Itu kurang tepat.  Kegelapan, ya kegelapan. Dosa sering dilakukan di zona terang, bukan hanya di zona gelap. Lalu dosa itu disembunyikan di dalam kegelapan. Dosa adalah salah satu dari banyak hal yang ditaruh di dalam kegelapan itu. Masih banyak lagi hal-hal yang ditaruh manusia dalam zona gelap, sehingga sangat sulit diatasi atau diperbaiki. Misalnya: kebodohan, kemiskinan, permusuhan, hosom-elat-teal-late, dendam, niat-niat jahat. Kalau dosa ditaruh di daerah gelap, maka dosa itu tidak kelihatan. Kalau dosa itu tetap tersembunyi, maka dosa itu tidak bisa jelas dan tegas diampuni. Dosa perempuan pezinah itu dibawa ke/dipaparkan di zona terang, di mana TUHAN Yesus Kristus berada, agar bisa ditimbangi, apakah perempuan itu dihukum atau diselamatkan. Ternyata, Terang Dunia itu, membuat semuanya terang,  bahwa orang yang menginginkan perempuan itu dilempari, memperlakukan diri sebagai orang yang juga termasuk orang berdosa, sehingga tidak ada di antara mereka yang berani melempar perempuan pezinah tersebut. Para ahli Taurat, kaum Farisi, dan perempuan itu adalah orang-orang yang perlu memperbaiki diri, apabila mereka hidup di dalam zona terang Firman TUHAN.

barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup", demikian lanjutan dari Firman TUHAN Yesus Kristus. Mengikut Yesus berarti selalu berada di mana TUHAN Yesus berada, dan di sana para pengikut Yesus itu melaksanakan perintah dan kehendak Yesus. Yesus bisa berada di bumi dan di sorga dalam waktu yang bersamaan. Apabila Yesus berada di bumi, DIA membawa kerajaan sorgawinya di bumi. Semua wilayah, isi, aturan dan pola kehidupan di dalam kerajaan sorgawi yang dibawa-Nya ke bumi itu, disinari (diterangi) oleh terang dari TUHAN Yesus Kristus. Jadi apabila seseorang mengikut Yesus, maka seseorang itu pasti berada dan berjalan dalam terang, bukan dalam kegelapan. Terang yang akan dinikmati dalam Kerajaan Sorgawi yang dibawa-Nya di bumi itu adalah TERANG HIDUP, yaitu terang yang bisa menerangi seluruh lika-liku kehidupan manusia, termasuk “bilik” hidup yang paling dalam. Itu bukan hanya terang cahaya listrik, sinar matahari, atau sinar bintang atau sinar terang laser, tetapi itu adalah terang yang dapat diolah untuk membuat terang-terang sedemikian. Terang hidup ini bukan hanya terang demokrasi, terang ekonomi, terang politik, terang ideologi, terang ilmu, terang agama, terang sosial, terang teknologi, tetapi juga terang yang dapat digunakan dan diolah menjadi masing-masing terang yang dikenal umat manusia itu. Sewaktu belum ada terang listrik, seorang percaya kepada Yesus dan didorong oleh Firman TUHAN, terus berpikir bagaimana  menghasilkan terang yang dikenalnya sebagai karya FIRMAN TUHAN. Dia yakin, kalau TUHAN dapat membuat terang yang dimiliki-Nya dipancarkan oleh matahari yang diciptakan-Nya, baginya itu berarti juga bahwa terang sedemikian dapat dibuat dihasilkan oleh benda yang diciptakan oleh manusia. Kuasa untuk mencipta atau menjadikan seperti itu telah diberikan oleh TUHAN kepada manusia.  Sebelum TERANG DUNIA itu digunakan untuk politik, maka politik barbarisme diberlakukan para diktator yang ada di seluruh dunia, termasuk oleh Adolf Hitler, penyulut Perang Dunia ke-Dua. Tetapi setelah TERANG DUNIA itu digunakan untuk terang politik, dan Jerman bertobat, maka politik di Jerman dan di seluruh dunia berubah dan menjadi politik demokrasi, termasuk dalam hal mendirikan Perserikatan Bangsa-bangsa, dan penyusunan Hak-Hak Azasi Manusia yang dideklarasikan. Sejak itu berlaku prinsif: Kediktatoran tidak sesuai dengan peri-kemanusiaan dan peri-keadilan. Sampai sekarang TERANG HIDUP itu belum benar-benar digunakan dalam terang ekonomi dunia, ataupun di setiap negara yang ada di dunia, sehingga keadilan sosial bagai seluruh rakyat dunia belum dapat diwujudkan. Di Indonesia, TERANG DUNIA itu belum juga digunakan dalam terang ekonomi Indonesia. Di Rusia terang ekonomi komunis pernah digunakan, tetapi ternyata gagal. Di Cina diterapkan terang ekonomi maoisme, yang mengkombinasi  komunisme yang mengendalikan kapitalisme, dan terang ini masih harus diuji oleh waktu apakah terang ini akan bersinar terus. Di Arab Saudi digunakan terang ekonomi syariah agama, yang ditopang oleh petro dollar (hasil penjualan minyak bumi), dan terang tsb juga masih diuji dalam perjalanan waktu, apakah bisa langgeng dan memakmurkan dunia. Ternyata terang ekonomi syariah di Arab Saudi hanya memakmurkan “kalangan mereka” sendiri. Umat beragama lain yang ada di negeri itu tidak ikut menikmati kemakmuran yang dihasilkkan terang ekonomi syariah yang mereka gunakan. Mudah-mudahan NKRI menjadi negeri yang dapat menggunakan TERANG HIDUP itu dalam terang bernegara, berbangsa, dan bermasyarakat atau terang berekonomi, berpolitik, berbudaya, berip-tek dan berlingkungan, bahkan dalam terang beragama.  Menggunakan TERANG DUNIA dalam penggunaan setiap terang itu, akan lebih memperbaiki masing-masing terang tersebut. Siapapun dan negara manapun menggunakan TERANG HIDUP yang dikatakan Yesus, pasti tidak berjalan dalam kegelapan dan pasti mempunyai terang hidup.

5.      Orang yang tidak mengenal TERANG HIDUP itu, bukan hanya kepada Yesus mengatakan: "Engkau bersaksi tentang diri-Mu, kesaksian-Mu tidak benar!", tetapi juga kepada murid-murid Yesus yang hidup sekarang. Tentang apa yang dikatakan di atas, orang akan berkata: “Ah itu hanya dari sudut fanatisme kekristenan saja, dan itu tidak benar.”  Yang lucu, justru banyak orang Kristen sekarang tidak mau dan tidak tahu menggunakan TERANG DUNIA yang dari TUHAN Yesus itu dalam segala lika-liku kancah kehidupan. Tetapi, kalau masih ragu kebenaran dari apa yang dikatakan TUHAN Yesus Kristus ini tentang TERANG DUNIA itu, mulailah dulu membahasnya, menganalisanya dalam hubungannya dengan bernegara, berbangsa dan bermasyarakat Pancasila, serta menggunakannya dalam terang politik, terang ekonomi, terang sosial, terang budaya, terang agama, terang ilmu-pengetahuan, terang teknologi dan terang lingkungan di bumi pancasila, yang mencita-citakan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Kalau TERANG DUNIA ini bersinar, dan terus bersinar, terangnya pasti tidak akan mematikan setiap terang yang diproduksi oleh manusia. TERANG DUNIA itu pasti akan membuat terang produk manusia semakin berguna dan semakin bermanfaat bagi manusia. Misalnya: Sinar TERANG DUNIA itu memancarkan sinar terang yang menyehatkan, memelihara lingkungan. Kemudian ada agama di zona yang diterangi TERANG DUNIA itu yang memancarkan sinar terang yang berusaha memelihara dan menyehatkan lingkungan. Dalam perjumpaan tersebut, pasti sinar TERANG DUNIA dan sinar terang agama itu, akan menjadi kombinasi untuk sama-sama menyehatkan dan memelihara lingkungan. Kenyataan ini benar, dan bukan omong kosong semata-mata. Kebenaran itu diakui di sorga dan di bumi. Bukan seperti terang komunis misalnya, yang kalau terang komunis itu bersinar, maka terang ekonomi pasar-sosial dan terang ekonomi kapitalisme dienyahkan dan dimatikan. Sinar TERANG DUNIA itu tidak demikian halnya. Sifat sinar TERANG DUNIA selalu menghidupkan, dan membuang segala jenis yang mematikan.

6.      TUHAN Yesus merujuk bukti kebenaran dari apa yang dikatakan-Nya tentang diri-Nya kepada Saksi di bumi (yaitu diri-Nya sendiri) dan saksi di sorga (yaitu TUHAN, Bapa sorgawi). Di bumi, di Timur Tengah, di kalangan orang Yahudi, dibutuhkan dua saksi di dalam suatu perkara, sehingga tuduhan/dakwaan dalam perkara itu dinyatakan benar. Dalam ilmu kepolisian, harus ada dua bukti untuk kesalahan, maka seseorang dapat ditahan sebagai tersangka. Tetapi saksi-saksi yang ada di bumi, seberapa banyak pun itu, itu dapat direkayasa. Bahkan sering massa (khalayak ramai/opini umum) dibuat menjadi bukti kesalahan seseorang, pada hal belum tentu tuduhan itu benar. Dalam peristiwa penyaliban Yesus terjadi hal sedemikian. Walaupun tidak terbukti bahwa Yesus melakukan kesalahan, teriakan-teriakan massa memaksa Pilatus memvonnis Yesus untuk dihukum mati. Dan jenis hukuman mati itupun didasarkan pada teriakan massa yang mengatakan: Salibkan Dia! Salibkan Dia! Yesus tidak menggugat perlunya dua saksi dalam membenarkan suatu dakwaan atau suatu kebenaran, karena itu didasarkan pada isi kitab Taurat Yahudi. Tetapi satu hal yang perlu diperhatikan oleh umat manusia, bahwa saksi yang paling benar adalah TUHAN sendiri. Saksi bagi Yesus adalah diri-Nya sendiri dan Bapa-Nya yang mengutus Dia. Benar-tidaknya seseorang adalah nabi TUHAN tergantung kepada kesaksian TUHAN sendiri. Banyak orang yang mengklaim dirinya nabi, tetapi ternyata kenabiannya hanya dilegitimasi oleh dunia, atau oleh sekolah nabi yang ditempuhnya, atau oleh pemerintahnya. Bagi Yesus, nabi-nabi sedemikian adalah nabi-nabi palsu. Yesus ingin mencelikkan mata ahli Taurat dan Farisi, agar mereka tidak hanya melihat legitimasi (pengesahan) berdasarkan hukum Taurat Musa, tetapi lebih memahami fungsi dan kuasa TUHAN menjadi saksi yang membenarkan utusan-Nya. Namun pembuktian kebenaran bahwa Yesus adalah TERANG DUNIA dengan saksi Yesus dan yang mengutus Yesus, berbeda dengan pembuktian benar-tidaknya seseorang adalah nabi. Sebab Nabi sebagai utusan, dan TUHAN sebagai pengutus, benar-benar merupakan dua oknum yang sangat berbeda. Tetapi dalam hal pembuktian Yesus sebagai TERANG DUNIA, Yesus dan Yang Mengutus-Nya (Bapa-Nya) adalah satu kesatuan yang bermanifestasi sekaligus dalam dua peristiwa. Yesus dan Yang Mengutus-Nya dapat dibedakan tetapi tidak dapat dipisahkan. Dengan demikian, kesaksian tentang kebenaran diri-Nya sebagai TERANG DUNIA semakin kuat. “Akulah yang bersaksi tentang diri-Ku sendiri, dan juga Bapa, yang mengutus Aku, bersaksi tentang Aku", kata Yesus. Dan kebenaran kata-kata-Nya ini tidak boleh digugat oleh siapapun.

7.      Benarnya kesaksian Yesus tentang diri-Nya sebagai TERANG DUNIA, sebab “Aku (Yesus) tahu dari mana Aku (Yesus) datang dan ke mana Aku (Yesus) pergi.” Ahli Taurat dan Farisi ragu tentang kebenaran kesaksian Yesus, karena mereka tidak tahu dari mana Yesus datang dan ke mana Yesus pergi. Kalau mereka tahu hal-hal ini, mereka akan menjadi pengikut Yesus yang setia. Agar manusia sekarang tidak ragu tentang benarnya kesaksian Yesus tentang diri-Nya, manusia sekarang harus berusaha agar tahu atau harus dibuat menjadi tahu, tentang dari mana Yesus datang dan ke mana Yesus pergi. Itu sebabnya mengapa Huria/Gereja harus mengajarkan tentang asal muasal Yesus Kristus, yang bukan hanya dari Betlehem, kampung Daud, dan bukan hanya dari Nazareth, tetapi yang terutama  tentang asal-muasal Yesus dari sorga. Dia adalah Firman yang menjadi daging (menjadi manusia). Manusia sekarang harus diajarkan tentang ke mana Yesus pergi setelah selesai tugas-Nya di dunia ini. Yesus bangkit dari antara orang mati, lalu naik ke sorga, dan memerintah dari sana. Dari sorga DIA akan datang kembali untuk menghakimi orang yang hidup dan yang mati. Pengetahuan tentang asal-muasal dan ke mana / di mana Yesus sekarang, sangat berguna bagi umat manusia untuk meyakinkan diri mereka bahwa Yesus adalah TERANG DUNIA.

8.      Sesuai dengan diri-Nya adalah TERANG DUNIA, Yesus tidak menghakimi, dan kalau DIA menghakimi, maka penghakiman yang dilakukan Yesus adalah benar, sebab DIA menghakimi bersama-sama dengan  Yang Mengutus DIA. Menghakimi adalah tugas paling utama dan paling mulia di tengah-tengah umat manusia. Hakim-hakim dunia menghakimi berdasarkan ukuran-ukuran manusia, misalnya berdasarkan undang-undang, hukum-hukum resmi yang diberlakukan di tengah-tengah suatu negara, di suatu agama atau di tengah masyarakat. Demikian pun, hakim yang bekerja di tengah negara atau hakim agama sudah terbilang sebagai hakim yang mulia. Tetapi penghakiman yang dilakukan TUHAN Yesus Kristus masih lebih mulia lagi dari penghakiman yang dilakukan hakim dunia ini. Mengapa? Karena penghakiman yang dilakukan Yesus bersama Yang Mengutus-Nya adalah penghakiman berdasarkan hukum kasih dan kebenaran. Dalam konteks hukum kasih, kadang-kadang hukum-hukum dunia, ukuran-ukuran manusia sering tidak dapat diandalkan, tetapi dalam kesempatan lain hukum kasih itu bisa lebih keras dari hukum-hukum dan aturan serta ukuran-ukuran manusia.  Dalam hukum kasih TERANG DUNIA, tidak ada toleransi terhadap kegelapan, dan membuat jelas dan tampak segala sesuatunya yang dulu dilingkupi oleh kegelapan itu. Menurut ukuran-ukuran manusia, banyak manusia yang dilumuri dosa (atau hal-hal yang sudah menjadi tampak dan jelas itu) patut dijatuhi hukuman mati, atau dikenakan hukuman seberat-beratnya. Tetapi menurut hukum kasih TERANG DUNIA, hal-hal yang telah tampak dan jelas itu, dan tidak lagi dilingkupi oleh kegelapan, dibuang dan diampuni, diatasi, lalu manusia berdosa ( manusia yang menjadi tempat melekat hal-hal jelek yang telah tampak jelas itu), diampuni dan diselamatkan. Lalu semua manusia yang diselamatkan itu diperkenankan hidup selanjutnya dalam sinar TERANG DUNIA tersebut.

9.      Kabar Baik yang disampaikan kepada umat Kristen (umat manusia) di malam terakhir  kalender 2016 ini adalah datangnya TUHAN dalam Yesus Kristus sebagai TERANG DUNIA, yang menyinari dan menerangi segala lika-liku kehidupan umat manusia, sehingga semua terang yang diproduksi manusia benar-benar semakin baik digunakan oleh umat manusia, dan supaya kehidupan umat manusia tidak dilingkupi oleh kegelapan, tempat menyembunyikan hal-hal yang jelek dalam kehidupan manusia itu. TERANG DUNIA membuat kejelekan (dosa, kebodohan, kemiskinan, korupsi, niat-niat jahat, dan lain-lain) dapat kelihatan dan tampak dengan jelas, sehingga kejelekan-kejelekan itu dapat dibuang , dihapus, diatasi, tanpa mengorbankan  nyawa manusia, lalu kehidupan umat manusia itu dipulihkan ke jalan yang benar dan kehidupan yang benar. Setelah dipulihkan, mereka akan berjalan dan hidup di dalam cahaya “terang hidup”. Seluruh umat manusia (khususnya umat Kristen) sungguh sangat beruntung dan berbahagia apabila mereka  menggunakan TERANG DUNIA ini menerangi semua lika-liku kehidupan mereka, seperti menerangi hidup berideologi, berpolitik, berekonomi, bersosial, berbudaya, beragama, berilmu-pengetahuan, berteknologi, berlingkungan (berekologi), menerangi kehidupan berbangsa, bermasyarakat dan bernegara. Dengan disediakannya TERANG DUNIA menyinari kehidupan umat manusia, semua umat TUHAN dapat melangkah ke tahun yang baru (2017) dengan penuh pengharapan, bahwa di tahun yang akan datang ini ada masa depan dan kehidupan yang lebih cerah. Umat TUHAN akan dapat bekerja dalam TERANG DUNIA atau TERANG HIDUP itu, di mana kalau dosa terjadi, dosa itu dapat diampuni, dihapus,  sehingga manusia berdosa diselamatkan, lalu pergaulan hidup seluruh umat TUHAN selalu kembali baik dan membahagiakan.

Kabar Baik berikutnya dari Firman TUHAN ini, memberitahu umat manusia, bahwa jalan terbaik bagi umat manusia adalah menggunakan TERANG DUNIA dalam menggunakan Terang Hukum Syariat Agama (Hukum Taurat Musa), sehingga penghakiman yang akan dialami umat manusia bukan untuk menghukum manusia dengan hukuman seberat-beratnya (hukuman mati) melainkan untuk mematikan/membuang dosa atau kejelekan manusia-manusia yang sudah sepantasnya dihukum berat, lalu memulihkan kehidupan manusia yang dosanya dihapus itu, agar selanjutnya dia dapat membangun kehidupan yang terbaik dalam TERANG HIDUP atau TERANG DUNIA itu.

Kabar Baik ini diharapkan memberikan pengenalan yang semakin mendalam dan semakin jelas kepada seluruh umat percaya tentang Yesus Kristus, TUHAN dan Yang mereka ikuti. Yesus adalah utusan Bapa untuk menyampaikan TERANG HIDUP kepada seluruh umat manusia. Melihat Yesus adalah melihat Bapa. Mengenal Yesus adalah mengenal Bapa. Bapa adalah penguasa kehidupan sorgawi. Dengan demikian, setiap orang percaya dapat memastikan dan meyakinkan dirinya, bahwa mengikut Yesus dan hidup dalam TERANG DUNIA (TERANG HIDUP) itu adalah jalan yang paling tepat, dalam rangka menikmati kehidupan sorgawi yang membahagiakan di bumi maupun di sorga. Masa depan sorgawi setiap orang yang hidup dalam TERANG DUNIA (TERANG HIDUP) itu dijamin sepasti-pastinya. Yesus berkata: Hari ini engkau bersama AKU hidup dalam Firdaus (sewaktu masih didup di bumi dan setelah meninggalkan hidup di dunia).  TUHAN menyertai seluruh umat-Nya mengakhiri tahun 2016 dan menyambut tahun yang penuh berkat, tahun 2017. Amim.


Pematangsiantar tgl. 8 Desember 2016. Pdt. Langsung Maruli Basa Sitorus (Pdt. LaMBaS).