MINGGU PASKAH PERTAMA (I) TGL. 27 MARET 2016, EVANGELIUM : MAZMUR 118:1-2 14-28
MAZMUR
118:1 Bersyukurlah kepada TUHAN, sebab Ia baik!
Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.
118:2 Biarlah Israel berkata: "Bahwasanya
untuk selama-lamanya kasih setia-Nya!"
118:14
TUHAN itu kekuatanku dan mazmurku; Ia telah menjadi keselamatanku.
118:15 Suara
sorak-sorai dan kemenangan di kemah orang-orang benar: "Tangan kanan TUHAN
melakukan keperkasaan,
118:16 tangan
kanan TUHAN berkuasa meninggikan, tangan kanan TUHAN melakukan
keperkasaan!"
118:17
Aku tidak akan mati, tetapi hidup, dan aku akan menceritakan
perbuatan-perbuatan TUHAN.
118:18
TUHAN telah menghajar aku dengan keras, tetapi Ia tidak menyerahkan aku kepada
maut.
118:19
Bukakanlah aku pintu gerbang kebenaran, aku hendak masuk ke dalamnya, hendak
mengucap syukur kepada TUHAN.
118:20
Inilah pintu gerbang TUHAN, orang-orang benar akan masuk ke dalamnya.
118:21 Aku
bersyukur kepada-Mu, sebab Engkau telah menjawab aku dan telah menjadi
keselamatanku.
118:22
Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru.
118:23
Hal itu terjadi dari pihak TUHAN, suatu perbuatan ajaib di mata kita.
118:24
Inilah hari yang dijadikan TUHAN, marilah kita bersorak-sorak dan bersukacita
karenanya!
118:25
Ya TUHAN, berilah kiranya keselamatan! Ya TUHAN, berilah kiranya kemujuran!
118:26
Diberkatilah dia yang datang dalam nama TUHAN! Kami memberkati kamu dari dalam
rumah TUHAN.
118:27 TUHANlah
Allah, Dia menerangi kita. Ikatkanlah korban hari raya itu dengan tali, pada
tanduk-tanduk mezbah.
118:28 Allahku Engkau, aku hendak bersyukur kepada-Mu,
Allahku, aku hendak meninggikan Engkau.
TUHAN TELAH MENJADI
KESELAMATANKU
TUNG
TUHAN DO NA GABE HALUAON DOHOT HATUAONHU
1.
Untuk Peringatan Hari Paskah Kristiani tahun 2016
huria-huria lutheran dan huria anggota sekber uem di Indonesia memilih perikop
ini sebagai firman untuk direnungkan. Untuk itu isi perikop ini harus dimaknai
dalam bingkai iman Kristen (Huria, milik Kyrios). Pertama perlu ditandaskan di sini, bahwa Paskah
Yahudi dan Paskah Kristen punya kedalaman makna yang berbeda. Paskah Yahudi
merayakan kelepasan anak sulung Israel dari maut, tetapi menjadi kematian anak
sulung bagi bangsa Mesir. Di satu pihak ada bangsa yang sungguh bersukacita
(yakni Israel), tetapi bersamaan dengan itu ada bangsa yang luar biasa menangis
karena kesedihan yang terjadi (yakni Mesir). Merayakan paskah Yahudi mengundang
kebencian Mesir kepada Yahudi, dan sekaligus mengundang kebencian umat yang
bukan bangsa pilihan TUHAN kepada TUHAN Allah. Yesus menghentikan perayaan
Paskah sedemikian. Paskah Kristen merayakan sukacita bagi semua bangsa-bangsa
di dunia tanpa kecuali (termasuk Israel dan Mesir dan bangsa-bangsa lain)
karena maut akibat dosa Adam dan maut di neraka tidak lagi dikenakan kepada
mereka semua (anak sulung dan yang bukan anak sulung) yang merayakannya, dan
TUHAN Allah yang mengalami kematian “anak sulung” dan penderitaan akibat ulah
“malaikat maut” yang diizinkan melampiaskan amarahnya. Makanya Yahudi dan Mesir
harus mau merayakan Paskah Kristen (Paskah Golgatha) yang diberlakukan Tuhan
Yesus Kristus. Tujuannya, agar damai sejahtera terwujud di kalangan mereka. Siapa
merayakan Paskah Yahudi dengan sendirinya mengundang orang lain membencinya dan
membenci TUHAN, tetapi siapa merayakan Paskah Kristen mengundang sesamanya
manusia dan semua ciptaan TUHAN mengalami damai sejahtera.
2.
Paskah Yahudi dirayakan dengan menyembelih domba
paskah di hari Jumat (hari keenam/ Sesah), dan kurban itu tidak boleh ada
tersisa di hari Sabbat. Di Hari Sabbat itu Yahudi merayakan bahwa malaikat maut
di malam menuju Sabbat tidak mengambil nyawa anak sulung Israel, melainkan anak
sulung bangsa Mesir. Apabila keluarga campuran (Israel – Mesir) mematuhi
perintah Paskah, maka anak sulung keluarga itu pun luput dari maut. Hari Sabbat
menjadi perayaan luputnya anak sulung keluarga Israel dari maut, dan sekaligus
merayakan matinya anak sulung keluarga Mesir. Hari Sabbat dirayakan bukan hanya
lagi karena mengingat hari ketujuh sebagai hari istirahat TUHAN setelah selesai
mencipta (bd. Ul.5:15; Kel.20:11), tetapi juga karena luputnya anak sulung umat
Israel dari ancaman malaikat maut, sebagai awal keluarnya bangsa Israel dari
perbudakan Mesir di zaman Musa. Paskah Kristus dirayakan karena TUHAN Allah
telah menyembelih Anak-Nya Yang Tunggal (anak –sulung-Nya) di kayu salib di
Golgatha, dan tidak satu pun dari tulang-tulang-Nya dipatahkan tetapi secara
utuh dihantar ke liang kubur agar tidak ada yang tersisa di hari Sabbat. Hari
Sabbat, setelah hari Jumat itu benar-benar menjadi hari istirahat, hari penuh
doa, merenungi bagaimana “nasib” Yesus Kristus yang sudah berada di dunia
kematian, di liang kubur. Yesus telah membuat hari Sabbat kembali kepada hari
istirahat, hari tanpa perayaan, tetapi hari penuh doa, dan hari mengisi hidup
dengan pengharapan. Itu yang harus
dilakukan oleh bangsa-bangsa seluruh dunia, tanpa memandang dari agama mana,
demi menghormati TUHAN Allah Pencipta langit dan bumi. Hanya tiga orang yang
mati di hari Jumat, yakni Yesus Kristus dan dua penjahat, yang disalibkan di
Golgatha. Penjahat yang satu masuk Firdaus, penjahat yang satu lagi tidak tentu
ke mana rimbanya, selain dapat diduga bahwa dia masuk di alam barzah (dunia
kematian). Itulah mati tanpa masa depan yang pasti. Yesus, yang menyampaikan
nyawa-Nya kepada Bapa-Nya, menerima kembali Roh-Nya dari Bapa-Nya, sehingga DIA
bekerja di dunia orang mati menyelamatkan orang-orang yang mati di zaman
sebelumnya. Lalu Allah Bapa membangkitkannya di hari pertama minggu yang baru itu
(hari ketiga setelah kematian-Nya). Kaum Kristen tidak menjadi pengikut Tuhan
yang mati, tetapi pengikut Tuhan yang hidup. Hidup-nya Tuhan dan tersedianya
kehidupan bagi umat manusia (dan yang mengasihi-Nya segera menemukannya),
dirayakan oleh umat Tuhan di Paskah Kristen. Merayakan Paskah Kristen merupakan
pernyataan kepada seluruh umat manusia (termasuk kepada umat Israel dan
umat-umat anti Kristus), bahwa Tuhan Yesus Kristus tidak memiliki dendam
terhadap yang menyalibkan-Nya, tetapi yang ada pada-Nya adalah ajakan menikmati
pengampunan dosa dan keselamatan yang disediakan TUHAN dalam kematian dan
kebangkitan Yesus Kristus. Mari rayakan Paskah Kristen (Pasakah Golgatha) yang
mendamaikan dan menyuguhkan keselamatan itu.
3.
Perayaan Paskah Kristen bukan kesempatan
memperdebatkan bagaimana Yesus itu menjadi hidup kembali. Atau bagaimana Dia
yang dihantar di hari Jumat ke dalam kubur itu karena sudah benar-benar mati,
tak bernyawa, dan tubuhnya tak berdarah lagi karena sudah tertumpah sewaktu
lambungnya ditusuk dengan tombak, tetapi di pagi buta pada hari Ahad tidak
ditemukan di kuburan yang dikawal tentara Romawi itu dan kemudian di hari-hari
berikutnya Dia datang menemui murid-murid-Nya. Pasti tidak ada ujung pangkal
perdebatan tentang hal itu, apalagi kalau para pendebat itu tidak memiliki
kerohanian, dan tidak percaya kepada hal-hal yang supranatural, bahkan kalau
ada yang terus menerus menyangkal bahwa kebangkitan Kristus itu historis. Kata
terakhir dalam debat seperti itu adalah kembali kepada yang dikatakan Alkitab:
Kejadian 18:14: “Adakah sesuatu apa pun yang mustahil untuk TUHAN?”; Lukas
1:37: “Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil." Yeremia 32:27: "Sesungguhnya, Akulah TUHAN,
Allah segala makhluk; adakah sesuatu apa pun yang mustahil untuk-Ku?” Kisah
Para Rasul 26:8: “Mengapa kamu
menganggap mustahil, bahwa Allah membangkitkan orang mati?” Yeremia 32:17:
“Ah, Tuhan ALLAH! Sesungguhnya, Engkaulah yang telah menjadikan langit
dan bumi dengan kekuatan-Mu yang besar dan dengan lengan-Mu yang terentang.
Tiada suatu apa pun yang mustahil untuk-Mu!”
4.
Yang paling baik dilakukan dalam merayakan
Paskah Golgatha (Paskah Kristus), adalah mengambil makna Paskah Kristus itu untuk
kehidupan umat manusia. Untuk itulah isi Mazmur 118:1-2 + 14-28 sangat menolong
menemukan makna paskah Kristus atau kematian dan terutama kebangkitan Kristus. Sekarang,
alasan untuk bersyukur adalah terjadinya Paskah Kristus. Paskah Kristus adalah
tanda terbaik bahwa TUHAN itu baik dan kasih setia-Nya untuk
selama-lamanya. Umat TUHAN (dari kaum
Harun, orang yang takut akan TUHAN; umat Kristen masa kini) yang mengetahui
kebaikan TUHAN melalui Paskah Kristus pasti berkata: Bahwasanya untuk
selama-lamanya kasih setia TUHAN. (le‘ōlam
ḥasdō = kekal hesed-Nya; kekal kasih-setia-Nya). Kasih-setia
TUHAN adalah tindakan-Nya yang mengampuni dosa dan menyelamatkan umat manusia. Kekekalan kasih setia TUHAN itu dimeteraikan
dalam peristiwa penebusan dosa yang dilakukan-Nya melalui kematian Yesus
Kristus, dan penganugerahan keselamatan dari-Nya melalui kebangkitan Yesus
Kristus, yang hapax poiemenon (sekali dikerjakan bagi semuanya untuk selama-lamanya).
5.
Pemazmur mengatakan bahwa dia mengalami
kesesakan, dijepit oleh bangsa-bangsa, yang seperti api yang menyala-nyala
mengepungnya, dan dia ditolak dengan hebat sampai jatuh. Dia tidak berdaya
mengatasinya. Baginya, hanya TUHAN yang dapat menolong. Pengalaman manusia dari
sejak Adam sampai sekarang, manusia tidak berdaya menghapus dosanya dan tidak punya kuasa/kekuatan untuk
mendapat keselamatan untuknya. Dunia sudah mengerahkan kepandaian seluruh psikiater dan psikolog untuk membuang
dosa dari diri manusia, dan untuk mencari keselamatan jiwa maupun rohani para
atheist, ternyata tidak ampuh dan tidak
mampu. Karena mereka (para atheist) malu mencari pengampunan dosa dan
keselamatan itu dari TUHAN Allah, mereka membiarkan diri mereka menderita.
Tetapi bersyukurlah orang yang seperti pemazmur di sini. Pengenalan dan
pertemuannya dengan TUHAN Allah yang kasih setianya kekal, dan itu ditemukan
dalam karya Tuhan Yesus Kristus, sangat menolong dirinya terbebas dari
beban-beban jiwa dan rohani karena dosa-dosanya yang terjadi. Dia mengaku: “TUHAN itu kekuatanku dan mazmurku; Ia telah
menjadi keselamatanku.” Itu juga yang dialami Yesus Kristus dalam
menjalankan misi yang diembankan kepada-Nya. Seperti itu juga para
pengikut-Nya, sesuai dengan janji Tuhan, bahwa Tuhan akan menyertai mereka
sampai akhir zaman. Di sini dikatakan “tangan kanan TUHAN melakukan
keperkasaan”. Dalam kesaksian lainnya dalam Alkitab dikatakan bahwa tangan
kanan TUHAN yang meletakkan dasar bumi, membentangkan langit (bd. Yes. 48:13);
tangan kanan TUHAN yang membawa kemenangan (Yes.41:10; Mzm.44:4; Mzm. 20:7);
umur panjang ada di tangan kanan TUHAN (Ams.3:16); tangan kanan TUHAN
menyelamatkan (bd. Mzm.138:7; 98:1; 60:7; Mzm.17:7); tangan kanan TUHAN
menopang orang percaya (bd. Mzm.63:9; Mzm.18:36: menyokong); tangan kanan TUHAN
penuh dengan keadilan (bd. Mzm. 48:11); di tangan kanan TUHAN ada nikmat
senantiasa (bd. Mzm. 16:11). Dalam
peristiwa Paskah Golgatha, tangan kanan
TUHAN adalah Yesus Kristus, yang kepada-Nya dipercayakan tugas penyelamatan dan
pengampunan dosa dunia. Dia lah yang rela mati, tetapi tidak dibiarkan lama
dalam kematian, karena Dia dihidupkan kembali dan bangkit dari kematian. TUHAN
menghajar-Nya dengan keras, dan kuasa maut sempat menguasainya, tetapi TUHAN tidak membiarkan
kuasa maut memegang-Nya berlama-lama, sebab di hari ketiga sesudah
kematian-Nya, Dia dibangkitkan kembali. Dengan demikian perbuatan-perbuatan
TUHAN yang ajaib dan sama sekali baru harus diceritakan. Dengan kerelaan tangan kanan TUHAN mengalami hal
sedemikian, manusia dapat mengatakan: Aku
tidak akan mati, tetapi hidup; TUHAN menghajar aku dengan keras, tetapi Ia
tidak menyerahkan aku kepada maut. Suara sorak-sorai dan kemenangan di
kemah orang –orang benar, yang menyorakkan: “Hai maut di manakah kemenanganmu?
Hai maut, di manakah sengatmu?" Sengat maut ialah dosa dan kuasa dosa
ialah hukum Taurat. Tetapi syukur kepada Allah, yang telah memberikan kepada
kita kemenangan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita” (1 Kor. 15:55-57).
6.
Hari Raya memperingati Paskah Golgatha (Paskah
Kristus) adalah hari yang dijadikan TUHAN. TUHAN bukan hanya memperbaharui janji-Nya,
tetapi juga memperbaharui hari pernyataan kemenangan atas kuasa maut dan dosa.
Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat, demikian Taurat Musa (Kel.20:8-11;
Ul.5:12-16). Sekarang oleh Yesus datang perintah baru, yang dituliskan dengan
karya penyelamatan yang DIA lakukan: Ingat, kuduskan dan rayakanlah hari
Ahad, yang dipilih oleh TUHAN menjadi
HARI TUHAN (Hari MINGGU). TUHAN memilih hari Pertama (Ahad) menjadi hari
Kebangkitan Kristus, dan sebagai Hari Pencurahan Roh Kudus, dan sekaligus Hari
Berdirinya Huria Tuhan Yesus Kristus (HTYK) di dunia. Hari Pertama dipilih dan dinyatakan
menjadi Hari Yang Dijadikan TUHAN, bersesuaian dengan rencana TUHAN yakni “dimulainya
TERANG baru menyinari bumi/dunia”. “TUHAN lah Allah. Dia yang menerangi kita”,
demikian pemazmur (Mzm. 118: 27a). Menurut
berita penciptaan (Kej.1:1-5) di Hari Pertama TUHAN menciptakan TERANG, agar
dengan adanya TERANG, proses-proses penciptaan berikutnya dapat berjalan dengan
lancar. TERANG yang dibawa oleh Tuhan Yesus Kristus pertama-tama melalui
kebangkitan-Nya dan kemudian melalui Pencurahan Roh-Nya, membuka jalan kepada proses-proses penciptaan
dunia menjadi dunia yang baru, dan itu menjadi prasyarat utama bagi seluruh
dunia untuk menciptakan hal-hal baru, yang semua nantinya memberi kesimpulan: “Sungguh
sangat baik!” Termasuk manusia
diciptakan-Nya menjadi “ciptaan baru”, “manusia baru”.
Seperti batu
yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan, dipungut kembali dan dijadikan
menjadi batu penjuru; demikian Tuhan Yesus Kristus, yang dibuang di hari
Sabbat, telah dibuat menjadi fundasi kehidupan yang paling kokoh. “Karena tidak ada seorang pun yang dapat
meletakkan dasar lain dari pada dasar yang telah diletakkan, yaitu Yesus
Kristus” (1 Kor.3:11). “Kamu... yang dibangun di atas dasar para rasul dan para
nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru. Di dalam Dia tumbuh seluruh
bangunan, rapi tersusun, menjadi bait Allah yang kudus, di dalam Tuhan. Di
dalam Dia kamu juga turut dibangunkan menjadi tempat kediaman Allah, di dalam
Roh” (Ef. 2:19-22). Seperti dikatakan pemazmur:
“Hal itu terjadi dari pihak TUHAN, suatu perbuatan ajaib di mata kita”
(Mzm. 118:23).
Hari kebangkitan
Kristus bukanlah hari yang ditetapkan berdasarkan hasil rekayasa manusia,
tetapi merupakan hari berdasarkan ketetapan dari TUHAN. (Beda dengan hari
Perayaan Natal, Hari peringatan untuk Paskah Golgatha tidak selalu dalam
tanggal yang pasti dalam kalender manusia, tetapi sesuai dengan kalender
TUHAN). Oleh karena itu sorak sorai dan sukacita di perayaan Hari Paskah
Golgatha/ Hari Kebangkitan Kristus, jauh lebih besar dari semua sorak-sorai dan
sukacita yang ada dalam perayaan-perayaan lainnya yang dilakukan Huria Tuhan.
7.
Bila pemazmur meminta agar pintu gerbang kebenaran
dibukakan baginya, sebab dia hendak masuk ke dalam Rumah TUHAN, hendak mengucap
syukur kepada TUHAN, sudah datang jawaban dari TUHAN melalui dan di dalam
kebangkitan Yesus Kristus, yang mengalahkan maut itu. Kebangkitan Yesus telah membukakan pintu
gerbang kebenaran, yaitu pintu gerbang ke Rumah TUHAN, dan juga pintu gerbang sorga.
Orang-orang benar, yang masuk ke RUMAH TUHAN, di mana Yesus Kristus
ditinggikan, atau yang masuk ke dalam sorga, akan menikmati kebenaran yang
sebenar-benarnya. Bersama pemazmur, manusia masa kini sudah dapat mengatakan:
“Engkau telah menjawab aku, dan telah menjadi keselamatanku” (Mzm. 118:21b). “Sekarang
aku dapat melenggang masuk sorga.” “Allahku Engkau”, sekarang “aku hendak
bersyukur kepada-Mu, Allahku, aku hendak meninggikan Engkau” (Mzm.118:28).
Kiranya umat Huria Kristen menggunakan Perayaan Paskah Kristus sebagai HARI
BERSYUKUR, hari bersorak-sorak dan bersukacita. Kiranya setiap jemaat/Huria,
setiap keluarga Kristen merancang dengan baik, bagaimana mengekspresikan
syukur, sorak-sorai dan sukacita itu (entah potong lombu sitiotio, potong domba, kambing, babi pangambat; atau mengadakan pesta menari-nari sehari suntuk,
atau dengan pesta pembaptisan anak/dewasa, dan lain-lain). Itulah ekspresi daripada “mengikatkan korban
hari raya itu dengan tali, pada tanduk-tanduk mezbah” (Mzm.118:27).
8.
Merayakan Paskah Kristus (Paskah Golgatha)
adalah hari/kesempatan untuk memohon: “Ya
Tuhan, berilah kiranya keselamatan! Ya TUHAN, berilah kiranya kemujuran!”
(Mzm.118:25) (Batak Toba: Iale Yahowa,
sai manumpak ma Ho! Iale Yahowa, sai Ho
mambahen manjadi!). Paskah Kristus
menyediakan KESELAMATAN. Kiranya setiap orang memohon, agar keselamatan itu
benar-benar dikenakan kepada diri masing-masing. Kalau kamu pergi ke
pekan/pasar, jangan biarkan dirimu tidak membawa satu pun yang terbaik dari
pekan/pasar untukmu! Keselamatan telah disediakan TUHAN di Golgatha, kiranya
keselamatan itu tidak dibiarkan tertinggal di Golgatha, tetapi setiap orang
harus membawanya dari sana ke dalam hidup masing-masing.
Kemujuran (Ibrani: haşliyḥah; LXX: euódōson;
Batak Toba: manjadi) adalah hal-hal
yang dapat diperoleh di masa perjalanan hidup. Umpasa Batak Toba mengatakan: Pinantikkon hujur, marbullak tapian, manang
aha nijujur, ihut marbullak ma parsaulian. (Lembing ditancapkan, air keluar
membludak; kepada apa yang direncanakan, ikut sertalah kemujuran/keberuntungan
membludak). Keselamatan pasti akan
membawa kemujuran. (Dalam pemahaman Batak Toba: Panumpakon ni Yahowa, mambahen sude naniula manjadi, mangalehon hasil
na denggan). Di perayaan Paskah
Kristus, kemujuran itu harus dimohon kepada TUHAN, agar keselamatan yang
disediakan tidak menjadi sia-sia. Dengan memohon kemujuran, sehabis perayaan,
orang yang memohon itu pasti akan cerdas dan cekatan membuat usaha-usaha yang memungkinkan
kemujuran datang dan tiba kepadanya. Kemujuran itu akan membludak karena
disertai dengan berkat dari TUHAN, yang mengatakan: “Diberkatilah dia yang datang dalam nama TUHAN! Kami memberkati kamu
dari dalam rumah TUHAN.” (Sewaktu mengarak Yesus masuk ke Yerusalem dengan
mengendarai keledai, orang banyak menyerukan kata-kata berkat ini, tetapi
dengan menambahkan kata “yang datang sebagai Raja” sesudah kata “dia” dalam
kalimat itu). Semua peserta Perayaan Paskah Kristus (Perayaan Kebangkitan Yesus
Kristus) adalah orang yang datang dalam nama TUHAN. Berbahagialah mereka semua,
karena sewaktu mereka mau kembali ke rumah masing-masing sesudah perayaan,
mereka membawa berkat yang diberikan di rumah TUHAN. Berkat TUHAN melimpahi
mereka dalam perjalanan hidup mereka selanjutnya. Kemujuran akan mereka terima.
Sehingga syukur mereka kepada TUHAN, dan perbuatan mereka meninggikan TUHAN,
tidak akan henti-hentinya.
9. SELAMAT
MERAYAKAN KEBANGKITAN TUHAN YESUS KRISTUS. Roma
6:4: “Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh
baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari
antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam
hidup yang baru.” Roma 10:9 : “Sebab jika
kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam
hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu
akan diselamatkan.” II Korintus 5:15: “Dan Kristus telah mati untuk semua
orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi
untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka.”
Pematangsiantar,
16 Pebruari 2016
Pdt. Langsung
Maruli Basa Sitorus.