MINGGU ADVENT KETIGA, TGL. 11 DESEMBER 2016, EVANGELIUM: YESAYA 35:1-10

04.11.00 0 Comments A+ a-

YESAYA

35:1   Padang gurun dan padang kering akan bergirang, padang belantara akan bersorak-sorak dan berbunga;
35:2   seperti bunga mawar ia akan berbunga lebat, akan bersorak-sorak, ya bersorak-sorak dan bersorak-sorai. Kemuliaan Libanon akan diberikan kepadanya, semarak Karmel dan Saron; mereka itu akan melihat kemuliaan TUHAN, semarak Allah kita.
35:3   Kuatkanlah tangan yang lemah lesu dan teguhkanlah lutut yang goyah.
35:4   Katakanlah kepada orang-orang yang tawar hati: "Kuatkanlah hati, janganlah takut! Lihatlah, Allahmu akan datang dengan pembalasan dan dengan ganjaran Allah. Ia sendiri datang menyelamatkan kamu!"
35:5   Pada waktu itu mata orang-orang buta akan dicelikkan, dan telinga orang-orang tuli akan dibuka.
35:6   Pada waktu itu orang lumpuh akan melompat seperti rusa, dan mulut orang bisu akan bersorak-sorai; sebab mata air memancar di padang gurun, dan sungai di padang belantara;
35:7   tanah pasir yang hangat akan menjadi kolam, dan tanah kersang menjadi sumber-sumber air; di tempat serigala berbaring akan tumbuh tebu dan pandan.
35:8   Di situ akan ada jalan raya, yang akan disebutkan Jalan Kudus; orang yang tidak tahir tidak akan melintasinya, dan orang-orang pandir tidak akan mengembara di atasnya.
35:9   Di situ tidak akan ada singa, binatang buas tidak akan menjalaninya dan tidak akan terdapat di sana; orang-orang yang diselamatkan akan berjalan di situ,
35:10   dan orang-orang yang dibebaskan TUHAN akan pulang dan masuk ke Sion dengan bersorak-sorai, sedang sukacita abadi meliputi mereka; kegirangan dan sukacita akan memenuhi mereka, kedukaan dan keluh kesah akan menjauh.

IKUT BERJALAN DI JALAN KUDUS, YANG  PENUH  DENGAN SORAK SORAI DAN KEINDAHAN ALAM
1.      Yang membaca Yesus 35 dan Yesaya 11 akan tersentak dan berdecak: Mungkinkah itu terjadi, di suatu negeri seperti Israel, yang terdiri dari padang gurun, padang kering, tanah  tandus, padang belantara, yang sangat jarang kedatangan hujan, binatang juga sangat langka, dan temperaturnya di siang hari antara 32 hingga 45 derajat Celcius, tetapi di malam hari bisa menjadi 4 derajat Celcius? Cuacanya saja sudah mematikan tanaman-tanaman. Tetapi tanah Israel (Tanah Perjanjian) itu diciptakan TUHAN untuk dapat mewujudkan nubuat-nubuat nabi-nabi-Nya. Mungkin abad 21 termasuk menjadi abad pemenuhan nubuat-nubuat itu, 21 abad setelah TUHAN memenuhi kedatangan Yahowa dalam TUHAN Yesus Kristus untuk menyelamatkan umat-Nya dan menyatukan semua bangsa-bangsa di bawah panji Damai Sejahtera. Diinspirasi oleh adanya jalan Kudus di tanah suci itu, Republik Israel telah membangun jalan tol, Jln. Ishak Rabin, mulai dari kota paling selatan (Aqaba) hingga ke kota paling utara di negeri Israel (Dan), yang panjangnya hampir empat ratus kilometer. Pelabuhan Udara di Tell-Aviv menjadi lapangan terbang internasional, tempat berlabuh pesawat terbang dari semua negara sahabat Israel, yang membawa umat manusia dari segala bangsa. Di negeri Israel berdiam manusia dari segala bangsa dan menjadi warga negaranya, (yakni dari negeri-negeri Arab, termasuk suku Palestina, keturunan dari penduduk di negeri-negeri di Eropa, Afrika, Asia,  Amerika, Australia), dan penganut dari berbagai agama (Yahudi, Islam, Kristen, Bahai). Yang terbanyak adalah penganut agama Yahudi (-/+ 8 juta) . Kedua terbanyak penganut agama Islam (terutama keturunan Arab) (-/+ 1,5 juta), kemudian penganut agama Bahai (-/+ seratus ribu); Druze (-/+ 1 juta); hanya sedikit penganut agama Kristen (-/+ 500 ribu). Yang Kristen kebanyakan orang –orang Palestina. Orang Yahudi yang Kristen hampir tidak ada). Walaupun seorang keturunan Yahudi beragama Kristen di Amerika, Eropa, Australia, tetapi sejak dia menginjakkan kaki di Israel, mereka  segera menunjukkan diri bahwa mereka penganut agama Yahudi.   Hambatan yang paling sulit dalam rangka mewujudkan damai seperti digambarkan dalam Yes.11 adalah sulitnya diwujudkan perdamaian antara Israel dan Palestina, yang dilatarbelakangi sentimen tanah air, bukan karena sentimen agama. Mudah-mudahan penyelesaian damai itu dapat segera tercapai. Sebab singa dan rusa dan macantutul/leopard, menurut Yesaya, bisa berdamai dan hidup berdampingan, tanpa saling mengganggu, bahkan sama-sama “merumput”. Segala bangsa harus hidup dalam damai di tanah suci, Israel Raya. 

Sekarang ini telah direncanakan mengalirkan air tawar yang ada di danau Galilea ke gurun Negep di tengah hingga ke Gurun Sinai di selatan.  Apabila air Danau Galilea kurang, maka akan dibangun sungai yang mengalirkan air dari Laut Tengah ke Danau Galilea, tetapi sebelum air itu sampai di danau Galilea (yang rendahnya lebih 150 meter di bawah permukaan laut), air itu akan dibuat menjadi pembangkit listrik tenaga air dan arus listrik yang dihasilkan itu akan digunakan untuk membuat air laut itu menjadi tawar. Garamnya dikeluarkan dari air tersebut, dan ditimbun menjadi bahan industri, air tawarnya dimasukkan di Danau Galilea. Air tawar (setawar air Aqua) yang dimasukkan ke Danau Galilea akan ada sebesar air tawar yang dialirkan sungai Asahan dari Danau Toba ke laut. Di sungai buatan dari Laut Tengah ke Danau Galilea (65 km) kapal-kapal laut sebesar Kapal Laut Kambuna, dan armada tanker-tanker akan bisa saling berpapasan tanpa bergesekan, dan dapat berlabuh dengan baik. Air tawar yang ditampung di Danau Galilea itu akan dialirkan ke gurun-gurun dan padang belantara di seluruh Israel. Dengan demikian padang gurun, padang kering dan padang belantara yang dialiri air itu menjadi tanah yang paling subur, dan menjadi daerah pertanian yang subur. Lalu bunga mawar akan bisa ditanam dan bunganya mekar-mekar. Mata air akan memancar di padang gurun, karena digerakkan oleh pompa-pompa air yang super canggih. Sungai (selokan-selokan) di padang belantara menjadi ada. Tanah pasir yang hangat akan menjadi kolam tempat memelihara ikan. Tanah kersang menjadi sumber-sumber air, karena sudah diairi. Di tempat serigala berbaring akan tumbuh tebu dan pandan, karena tanah itu sudah menjadi subur dan cukup air. Sungai Yordan yang sekarang sudah kering, akan kembali mengalir dengan kapasitas penuh. Sehingga Laut  Mati akan kembali kepada luasnya yang semula. Memang kalau TUHAN berfirman, manusia terpanggil untuk merealisasikan isi firman itu.

2.      Padang gurun dan padang kering akan bergirang, padang belantara akan bersorak-sorak dan berbunga; seperti bunga mawar ia akan berbunga lebat, akan bersorak-sorak, ya bersorak-sorak dan bersorak-sorai. Kemuliaan Libanon akan diberikan kepadanya, semarak Karmel dan Saron; mereka itu akan melihat kemuliaan TUHAN, semarak Allah kita. Apa yang dikatakan dalam ayat ini, bisa terjadi terhadap padang gurun, padang kering dan padang belantara, apabila terjadi musim hujan berkepanjangan di seluruh negeri Israel (sedikitnya enam bulan). Tetapi itu hanya sebentar saja. Paling-paling satu musim saja. Menyadari dan melihat kenyataan itu, dan didorong oleh nubuat para nabi (terutama Yesaya), Israel di zaman modern menggunakan segala teknologi yang mereka temukan untuk merealisasikan nubuat nabi, sehingga Tanah Perjanjian itu benar-benar sebagai tanah yang penuh susu dan madu, dan dapat mengadai bahan sembako di dalam negeri dan mengekspor ke seluruh negeri di tetangganya (Mesir, Syria, Libia, Libanon, Palestina/Gaza, Turki, Italia,  dan lain-lain). Sekarang saja, dengan pertanian modern mereka, belum semodern yang direncanakan yang disebut di atas, Israel telah mengekspor hasil pertanian mereka ke seluruh dunia (misalnya; pisang, jeruk, delima, mangga, dll.).  Padang gurun akan begirang karena sudah bisa ditumbuhi oleh pohon-pohon terbaik dari seluruh dunia, dan pohon-pohon itu akan “bernyanyi” karena dihembus oleh angin, dan hidup mereka tidak tergantung lagi pada musim hujan, tetapi bergantung pada keadaan damai sejahtera di negeri itu. Kalau damai itu selalu ada, maka tidak ada manusia yang akan merusak teknologi yang sudah digunakan untuk menopang seluruh kehidupan di negeri itu. Bunga –bungaan dari seluruh dunia menjadi bisa tumbuh di tanah Perjanjian itu, sehingga bunga mawar, bunga melati, semua selalu segar dan bersenang hati. Kemuliaan Libanon ada, karena terkenal sebagai penghasil kayu-kayu terbaik (pohon sanobar), sehingga kayu-kayu yang dibutuhkan membangun Bait TUHAN di Yerusalem diimpor dari Libanon. Kemuliaan Libanon merupakan dampak dari hutannya yang lestari dan indah.  Semarak Karmel dan Saron ada karena di sana TUHAN menyatakan diri. Semarak TUHAN yang terjadi di sana akan dipindahkan ke negeri Perjanjian, ke Israel, ke Yerusalem. Padang belantara tidak lagi hanya menumpuhkan rumput-rumput yang hidup segan mati tak mau, melainkan menghasilkan rumput-rumput yang segar-segar dan dapat menjadi tempat merumput ternak peliharaan (lembu, kambing, domba dll), yang pada akhirnya menghasilkan hewan-hewan ekspor ke seluruh dunia. Itu semua bisa terjadi, kalau manusia benar-benar bekerja sesuai dengan kehendak TUHAN Yahowa, yang cinta perdamaian bagi seluruh bangsa-bangsa. Masa depan yang indah sedemikian menjadi alasan untuk terus memberitakan kehendak TUHAN, dan menguatkan kehidupan berbangsa, bermasyarakat, beragama dan bernegara di negeri Perjanjian.

3.      Kuatkanlah tangan yang lemah lesu dan teguhkanlah lutut yang goyah. Katakanlah kepada orang-orang yang tawar hati: "Kuatkanlah hati, janganlah takut! Lihatlah, Allahmu akan datang dengan pembalasan dan dengan ganjaran Allah. Ia sendiri datang menyelamatkan kamu!"  Membayangkan keras, kejam dan buasnya padang gurun dan padang kering, yang tidak memperkenankan tumbuh apapun, banyak orang yang gentar, lesu, lututnya  goyah dan tawar hati, apabila dia harus mengarungi padang gurun, padang kering dan padang belantara yang buas tersebut. Kalau gurun, tanah kering dan belantara  itu merupakan kiasan untuk lingkungan hidup manusia,  suatu lingkungan yang tidak memungkinkan kehidupan yang baik, bahkan sudah menjadi lingkungan yang mematikan segala kehidupan yang ada di sana, maka banyak sekali dari umat TUHAN yang gentar, lesu, lututnya goyah dan tawar hatinya menjalankan kehidupannya mengarungi “gurun” kehidupan ini. Dalam konteks Proto Yesaya (1-39), dan mengingat nabi Yesaya bekerja di zaman Uzia, Yotam, Ahas dan Hizkia, raja-raja Yehuda, bangsa Israel (Yehuda) mengalami kegentaran apabila membayangkan  ancaman-ancaman yang memusnahkan yang datang dari raja Assyur, Tiglath-Pileser. Raja Hizkia mulai gentar dan lesu melihat perkembangan baru yang terjadi di Assyur sewaktu Salmanasser menjadi raja, lalu dia mendekatkan diri kepada Babel, kerajaan yang mulai bangkit dan dia anggap dapat mengatasi Assyur. Hizkia memperkenankan utusan Babel melihat semua perbendaharaan istana Hizkia dan peralatan-perlatan emas di Rumah TUHAN.  Yesaya menegor raja Hiskia atas sikapnya terhadap utusan Babel tersebut. Dalam kegentaran Hiskia itu, Yesaya memberikan nubuat Firman TUHAN. Yesaya datang untuk menguatkan Hiskia yang gentar menghadapi Assyur. TUHAN tidak ingin membiarkan Hiskia, yang setia kepada YUHAN itu, menjadi letih-lesu, gentar dan takut. TUHAN telah membuktikan penyertaan-Nya kepada Hizkia, sewaktu TUHAN berjanji bahwa penyakitnya sembuh dan TUHAN memperpanjang usianya. Pengalaman ini sebenarnya sudah harus bisa menguatkan hati Hiskia dalam keyakinan bahwa TUHAN akan melindungi kerajaan Yehuda. Tetapi TUHAN menyuruh Yesaya lagi datang kepada Hiskia (dan sekaligus kepada seluruh rakyat Yehuda) untuk mengatakan kepadanya (mereka): "Kuatkanlah hati, janganlah takut! TUHAN menginginkan pengikut-pengikut-Nya benar-benar kuat dalam segala hal. Beberapa dari segala hal itu: kuat iman, kuat phisik, kuat mental, kuat rohani, kuat ilmu, kuat ketaatan, kuat  pengabdian, kuat  teknologi. Memiliki kekuatan-kekuatan itu menolong pengikut TUHAN  untuk berani, yakni berani berbuat baik dan berani menangkal segala sesuatu yang jahat. Menangkal yang jahat tidak identik dengan melakukan  pembalasan terhadap orang jahat karena kejahatan-kejahatan mereka. Pembalasan adalah hak TUHAN, bukan wewenang  para pengikut-Nya. Kalau pengikut TUHAN masih kurang kuat agar tidak takut, Yesaya menubuatkan: Lihatlah, Allahmu akan datang dengan pembalasan dan dengan ganjaran Allah. Ia sendiri datang menyelamatkan kamu!"  Kedatangan TUHAN melakukan pembalasan dan memberi ganjaran serta menyelamatkan  sedang terjadi, dan orang percaya dapat melihatnya sekarang dan di sini (hic et nunc). Ada tiga hal yang dikerjakan TUHAN, dalam waktu DIA datang, yaitu: (2) pembalasan); (2) ganjaran; (3) menyelamatkan. Para penjahat akan mendapat pembalasan dari TUHAN, agar mereka tidak lagi menjahati. Ganjaran yang dimaksud adalah ganjaran bagi pedosa, dan ganjaran bagi orang baik.  Pedosa akan  diganjar dengan neraka, dan orang yang baik menerima ganjaran berupa kesempatan masuk Firdaus/Sorga. Keselamatan  yang dilatarbelakangi dengan pengampunan dosa dan kehidupan baru dianugerahkan. Peristiwa datangnya TUHAN membawa tiga misi ini, dipernyata dan diperjelas dalam peristiwa kedatangan Firman Yang Menjadi Manusia atau Keberadaan dan karya TUHAN Yesus Kristus. Sejak itu, umat percaya  dapat melihat kedatangan TUHAN untuk melakukan pembalasan, pemberian ganjaran dan penyelamatan. Siapa yang dapat melihat kedatangan TUHAN itu dengan mata rohani dan mata imannya, akan mendapat berkat yang melimpah.

4.      Bahwa TUHAN datang untuk mengadakan pembalasan, ganjaran dan penyelamatan, ditandai dengan : (1) Hal-hal yang akan dialami manusia: Pemulihan orang – orang yang difable (cacat): Pada waktu itu mata orang-orang buta akan dicelikkan, dan telinga orang-orang tuli akan dibuka. Pada waktu itu orang lumpuh akan melompat seperti rusa, dan mulut orang bisu akan bersorak-sorai;. Kalau manusia mengakui, bahwa membuat orang buta (sejak lahir, atau karena kecelakaan) menjadi celik (dapat melihat) merupakan salah satu pekerjaan yang paling sulit di dunia medis, maka manusia pasti akan terkagum-kagum apabila mengetahui bahwa TUHAN Yesus Kristus membuat orang-orang buta dapat melihat, dengan cara yang sangat sederhana. (Baca: Bartimeus dapat melihat, Mrk.10:46-52 par.; orang buta di Betsaida menjadi dapat melihat, Mrk.8:22-26). Tetapi kalau TUHAN datang, bukan hanya orang buta secara fisik yang disembuhkan/dicelikkan, melainkan juga orang-orang yang buta huruf, buta ilmu, buta kesadaran lingkungan, buta iman, buta kebenaran, buta kasih, buta pengharapan, buta keadilan, dan kebutaan-kebutaan lainnya, dicelikkan atau dihilangkan. Dengan kehadiran TUHAN, umat manusia bekerja agar semua dapat membaca, punya ilmu, sadar lingkungan, beriman yang kuat, membela kebenaran, saling mengasihi, berpengharapan masa depan yang baik, menjadi pelaku keadilan, dan memiliki kecerdasan-kecerdasan lainnya. Dengan kebersamaan dengan TUHAN, manusia dapat melakukan tugasnya dengan baik, yakni tugas: “mengusahakan tanah” (Kej.2:5)  atau “mengusahakan dan memelihara taman” (Kej.2:15) yang diserahkan TUHAN kepada manusia; dan tugas:   Beranakcucu dan bertambah banyak; memenuhi bumi dan menaklukkan itu, berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi (bd. Kej.1:28).  

Dari sejak purbakala hingga sekarang, manusia tuli tidak mendengar apa yang dikatakan pihak lain kepadanya. Ketulian sangat merugikan kemanusiaan. Di zaman sekarang, teknologi tercanggih belum dapat benar-benar mengatasi ketulian. Untuk sekedar membantu agar yang tuli dapat mendengar, sudah ada teknologi canggih. Transplantasi gendang pendengar sudah bisa dilakukan. Kalau TUHAN datang, orang tuli dapat mendengar. Itu sudah dibuktikan dalam kedatangan TUHAN dalam diri Yesus Kristus. Ada dua macam ketulian yang dihilangkan TUHAN Yesus Krisus dari diri manusia, yaitu ketulian telinga fisik dan ketulian telinga rohani atau telinga hati. Yesus menyembuhkan atau membuat orang tuli menjadi mendengar (baca: Mrk.7:31-37; Mat.11:5//Luk.7:5). Selain orang yang tuli telinganya perlu disembuhkan, dan ilmu kedokteran yang sekarang harus terus melanjutkan misi TUHAN Yesus Kristus, juga misi-Nya membuat telinga rohani / telinga hati yang tuli bisa jelas mendengar  di zaman sekarang ini harus diteruskan. Sewaktu Yesus di dunia dan bekerja di kalangan umat Yahudi di Yudea dan Galilea, telinga hati tokoh-tokoh agama Yahudi (Sanhedrin, Imam Kepala, para imam, kaum Lewi, Saduki, Farisi, alhi-ahli Taurat) sungguh sangat tuli dan tidak bisa mendengar Firman TUHAN yang disampaikan Yesus Kristus dan pemenuhan nubuat nabi Perjanjian Lama dalam diri TUHAN Yesus Kristus. Ketulian seperti ini tidak berbeda dengan ketulian orang sewaktu mendengar pemberitaan Firman dari mimbar. Rohani/hati orang tidak bisa mendengar, karena hati dan pikirirannya dipenuhi oleh pendapat-pendapat dan angan-angan yang berjejal-jejal dalam otaknya. Misalnya, sewaktu pengkhotbah menerangkan tentang “bagaimana mengikut TUHAN Yesus Kristus sekarang”, otak pendengar dipenuhi dengan pandangan-pandangan tentang “bagaimana mendapat uang sebanyak-banyaknya”. Dengan demikian, apa yang dikatakan pengkhotbah dari mimbar tidak sempat masuk telinga kiri keluar telinga kanan pendengar, tetapi “terpental” dari kulit kepala pendengar. Lalu apabila pendengar ditanya tentang apa yang dikatakan pengkhotbah, dia samasekali tidak dapat mengatakan apa-apa. Yahudi di zaman Yesus, apabila mendengar penjelasan-penjelasan Yesus tentang Firman TUHAN dari Perjanjian Lama, dan mengenakannya kepada diri-Nya, otak/pikiran para Yahudi itu dipenuhi pengharapan Mesias tentang datangnya Elia berupa malaikat, bukan berupa manusia, sehingga apapun yang dikatakan Yesus tentang kemesiasan-Nya, sama sekali tidak masuk akal kaum Yahudi tersebut. Telinga hati atau telinga rohani mereka tuli. Reaksi mereka berikutnya adalah, bahwa kabar yang disampaikan Yesus  dianggap sebagai pelecehan terhadap Firman atau nubuat TUHAN. Beberapa dari mereka yang mau mengosongkan otaknya dan mendengar kabar baik yang disampaikan Yesus Kristus, mereka mendapat keselamatan dan pemenuhan pengharapan mereka. Sekarang ini, ketulian manusia dan agama-agama  terhadap Injil harus dibongkar-bangkir; ketulian manusia dan agama-agama terhadap nilai-nilai luhur Pancasila, UUD RI 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan kerakyatan Republik Indonesia, harus dihapuskan.  Apabila ketulian itu terhapus, diharapkan bahwa setiap warga Indonesia, setiap agama di Indonesia, mampu menyerap Injil Keselamatan itu; mampu menyerap nilai-nilai luhur Pancasila, UUD RI  1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan Kerakyatan RI, lalu dapat menjelaskannya menurut ajaran agama masing-masing, dan menurut way of life setiap individu bangsa Indonesia.

Pada waktu itu orang lumpuh akan melompat seperti rusa, kata Yesaya. Di zaman sekarang, orang yang mendapat rehablitasi lumpuh, dengan kaki-kai palsu, belum tentu dapat melompat-lompat seperti rusa. Sebagai tindak lanjut penyembuhan orang lumpuh yang sudah dilakukan Yesus Kristus dulu (bd. Mrk.2:1-12 par), sekarang sudah bisa ditukangi tulang paha, tulang kaki, dan saraf-saraf yang melekat ke tulang-tulang itu sudah dapat dipulihkan kembali. Dan setelah bertahun-tahun, orang lumpuh itu dapat berjalan normal, dan juga melompat-lompat. TUHAN Yesus Kristus sudah memberi harapan kepada ilmu kedokteran, bahwa orang lumpuh dapat disembuhkan. Para dokter atheis pun mengakui, bahwa TUHAN Yesus Kristus masih lebih unggul dari mereka dalam hal menyembuhkan orang lumpuh, dan membuat orang lumpuh dapat melompat-lompat seperti rusa. Bersama TUHAN memang orang lumpuh punya harapan yang teguh, bahwa mereka dapat normal berjalan seperti orang-orang lain. Tetapi bukan hanya kelumpuhan fisik yang (ingin) disembuhkan oleh TUHAN Yesus Kristus. DIA menginginkan agar juga kelumpuhan-kelumpuhan lainnya tidak dialami oleh umat manusia. Misalnya: kelumpuhan ekonomi, kelumpuhan transportasi, kelumpuhan ilmu pengetehuan, kelumpuhan politik, maupun kelumpuhan  agama, dan kelumpuhan-kelumpuhan lainnya. TUHAN Yesus Kristus menginginkan, agar semuanya dapat berjalan normal dan lancar. Negara Venezuela sudah pernah mengalami kelumpuhan ekonomi. Mereka kaya minyak, tetapi miskin sandang pangan. Walau uang banyak, tidak ada bahan makanan yang dapat dibeli. Ekonomi mereka lumpuh total. Untung negara tetangganya Kolumbia datang menolong. TUHAN Yesus Kristus menginginkan agar Indonesia tidak mengalami kelumpuhan-kelumpuhan yang disebutkan tadi. Jadi Ekonomi Indonesia harus berjalan, dan maju; pertumbuhannya kalau boleh sedikitnya hingga mencapai delapan persen; tidak cukup kalau hanya 5,4 persen pertahun. Transportasi di Indonesia diharapkan dapat berjalan lancar. Maka jalan tol darat, jalan tol laut, jalan tol udara dibangun secepar mungkin. Walaupun sekarang itu dimulai, itu masih belum terlambat. Tetapi tugas pelancaran transportasi bukan hanya tugas pemerintah, melainkan juga tugas rakyat. Mentalitas membuat jalan sempit ke rumah-rumah, harus diganti dengan mentalitas membangun jalan-jalan lebar hingga ke lorong-lorong. Untuk itu rakyat harus merelakan tanahnya diganti rugi dengan normal agar jalan-jalan itu dapat diperlebar. Sudah ternyata, jalan sempit dengan kendaraan yang sangat banyak, membuat transportasi lumpuh. Menyembuhkannya, semua harus gotongroyong. Ilmu pengetahuan sering lumpuh karena tidak bisa diterapkan, terutama di negara-negara miskin. Sarana-sarana penunjang untuk penterapan ilmu pengetahuan tidak tersedia. Kerjasama negara-negara maju dalam ilmu dan penterapannya, harus membantu negara-negara miskin, sehingga ilmu pengetahuan di negara miskin tidak lumpuh, tetapi dapat bekerja untuk membangun kemanusiaan. Penduduk negara miskin pun harus betul-betul ip-tek-minded.

 Lagi tanda kehadiran TUHAN bersama manusia dikatakan: dan mulut orang bisu akan bersorak-sorai. Kemanusiaan dapat dikatakan adil,  kalau orang-orang bisu bersama orang yang dapat bicara dapat bersorak-sorai, bukan hanya bercakap-cakap. Bersorak-sorai merupakan ungkapan sukacita yang mendalam dan sungguh-sungguh. Seseorang itu bisu, apabila peralatan bicaranya di kerongkongan dan mulutnya tidak berfungsi dengan baik. Ada yang bisu karena anak lidahnya tidak di tempatnya yang sebenarnya, atau lidahnya jatuh ke kerongkongannya; dan/atau ada yang karena saraf bicaranya rusak (bahasa Alkitab: karena dirasuk setan). Menurut berita dalam Alkitab (PB), membuat orang bisu dapat bicara bukan hal yang sulit bagi TUHAN Yesus Kristus (bd. Mrk.9:14-29; Luk.7:22). Semua mengakuinya sebagai pekerjaan ilahi, yang dilakukan oleh TUHAN Yesus Kristus. Tetapi kebisuan terhadap korupsi, pemerasan, ketidak adilan, dan perkosaan-perkosaan HAM, terhadap penyelewengan, dan penyalah-gunaan agama,  harus juga diretas, sehingga manusia harus bicara tentang hal-hal yang menghambat mereka menjadi manusia yang sebenarnya, atau yang membuat manusia tidak diperlakukan sebagai manusia. Pengikut TUHAN Yesus Kristus harus “berbicara”  untuk menghapus korupsi, ketidak adilan, pemerasan, perkosaan HAM, penyelewengan, penyalah-gunaan agama, penyalah-gunaan ganja dan terus berbicara agar kehidupan umat manusia penuh dengan kejujuran, keadilan, saling-tolong-menolong, penegakan HAM, berjalan di jalan yang benar, dan membuat agama dan ganja menjadi berkat bagi seluruh umat manusia. Itulah sorak-sorai kaum bisu yang melek bicara. Bekerjalah Huria untuk hal-hal itu.

5.      (2) Hal-hal yang akan terjadi pada alam: Sebab mata air memancar di padang gurun, dan sungai di padang belantara; tanah pasir yang hangat akan menjadi kolam, dan tanah kersang menjadi sumber-sumber air; di tempat serigala berbaring akan tumbuh tebu dan pandan. Walau sungguh baik fisik manusia keseluruhan (tidak ada yang cacat), itu menjadi tak berguna, apabila alam tidak memberi mereka air jernih, dan tidak ada sungai mengalirkan air, tidak ada tanah yang dapat dijadikan kolam, dan tidak ada tanah yang dapat ditanami tanaman berguna bagi manusia. Manusia yang sehat jasmani dan rohani tidak bisa lepas dari apa yang disediakan TUHAN dapat diberikan oleh alam. Manusia dapat membantu alam untuk memproduksi hal-hal yang baik bagi seluruh umat manusia. Apabila manusia merusak alam, maka manusia itu sendiri yang terancam bahaya yang mengerikan. Maka lebih baik memelihara alam, daripada merusaknya. Kalau TUHAN datang ke dunia, maka alam dijadikan menjadi berkat dan menjadi penolong bagi kehidupan umat manusia. Memang dari sejak penciptaan, niat baik TUHAN membuat alam menjadi penopang kehidupan manusia telah ditunjukkan, dan tujuan baik ini harus berkesinambungan sepanjang manusia masih ada di bumi. Di atas telah diterangkan bagaimana tanah Israel yang tandus itu dapat dibuat berlimpah air jernih dan segala penopang kehidupan manusia yang di atasnya, atau manusia di bumi. Dari padang gurun Sahara dan Gurun Gobi, manusia tidak dapat mengharap banyak demi kehidupan umat manusia. Tetapi kalau TUHAN datang dan bersama manusia, Gurun Sahara dan Gurun Gobi dapat menjadi sumber kesejahteraan seluruh umat manusia sejagat. Bayangkan saja, karena percaya pada pertolongan TUHAN, manusia membuat seluruh permukaan gurun Sahara dan gurun Gobi menjadi tempat pembangkit listrik tenaga matahari, yang listrik yang dihasilkannya, selain dapat menerangi seluruh bumi, juga dapat digunakan oleh manusia untuk mengangkat air yang ada di bawah tanah kedua gurun tersebut. Dengan demikian, sungai akan mengalir di gurun itu, dan tanah yang telah dipayungi dengan lempengan pembangkit listrik tenaga matahari itu dapat ditanami, karena suhunya sudah sudah bisa menjadi tigapuluh derajat. Di permukaan tanah itu dapat dibuat kolam tempat memelihara ikan yang dibutuhkan umat manusia untuk kesehatannya. Apa yang dinubuatkan oleh Yesaya itu bukan suatu hal yang omong kosong, tetapi dapt menjadi realitas yang membuat manusia kagum atas prestasinya, kalau hidup bersama TUHAN Yesus Kristus, khalik langit dan bumi. Karena manusia kurang percaya kepada TUHAN dan tidak yakin atas penyertaan TUHAN dalam membangun daerah-daerah tempat tinggalnya, maka kebalikan dari yang dinubuatkan Yesaya terjadi di daerah mereka hidup, yaitu daerah hutan menjadi gundul dan menjadi gurun, seperti daerah Samosir yang semakin tandus, dan pedalaman Kalimantan yang tidak lama lagi menjadi gurun. Tetapi sebelum terlambat, TUHAN Yesus Kristus sudah datang ke dunia, dan bersama DIA, manusia dapat mencegah penggurunan pulau Samosir dan pedalaman Kalimantan. Pegunungan Samosir dan pegunungan Kalimantan harus dikembalikan  menjadi sumber-sumber air sepanjang waktu.  Di sana flora dan fauna harus mendapat sukacitanya yang sempurna. Demikian juga tempat-tempat di mana Huria Kristen berada.

6.      (3) Hal-hal yang dibangun TUHAN bagi umat manusia, dan siapa yang menggunakannya: Di situ akan ada jalan raya, yang akan disebutkan Jalan Kudus; orang yang tidak tahir tidak akan melintasinya, dan orang-orang pandir tidak akan mengembara di atasnya. Di situ tidak akan ada singa, binatang buas tidak akan menjalaninya dan tidak akan terdapat di sana; orang-orang yang diselamatkan akan berjalan di situ, dan orang-orang yang dibebaskan TUHAN akan pulang dan masuk ke Sion dengan bersorak-sorai, sedang sukacita abadi meliputi mereka; kegirangan dan sukacita akan memenuhi mereka, kedukaan dan keluh kesah akan menjauh. Dalam sejarah pembangunan di negara manapun, pembangunan jalan atau infrastruktur merupakan hal yang paling utama. Tanpa infrastruktur, semua pembangunan akan terhambat atau sedikitnya melambat. Di Israel telah dibangun jalan tol Ishak Rabin yang menguhubungkan daerah paling selatan ke daerah paling utara. Dari jalan tol ini seluruh pelosok Israel sudah dapat dijangkau. Di Jerman telah dibangun bukan hanya jalan tol darat, tetapi juga jalan tol sungai. Kapal-kapal besar dapat mengarungi seluruh sungai besar buatan manusia yang menghubungkan seluruh daerah yang ada di Jerman. Schleuse (= pintu air) menjadi tempat kapal berpindah dari sungai yang lebih tinggi ke sungai yang lebih rendah dan sebaliknya, untuk melanjutkan pengarungannya. Di Indonesia masih dalam perencanaan apa yang disebut jalan tol laut. Di semua jalan tol itu, tidak boleh ada yang membawa kendaraan tanpa Surat Izin Mengemudi. Kedaraannya pun harus sesuai dengan yang dibutuhkan jalan tol tersebut. Tidak boleh lewat kendaraan yang reot-reot.

Dalam membangun kemanusiaan, TUHAN datang ke dunia ini juga membangun jalan tol bagi manusia, yang menghubungkan sorga dan bumi. Jalan tol ini dinamai Jalan Kudus. Ada agama yang mengatakan bahwa agamanya itu lah jalan tol tersebut yang mereka kenal sebagai “jalan lurus”. Tetapi Alkitab mengajarkan bahwa jalan yang menghubungkan sorga dan bumi itu bukanlah suatu agama (termasuk agama Kristen), melainkan DIA sendiri yang adalah TUHAN. TUHAN Yesus mengatakan, bahwa diri-Nya sendiri “jalan” itu, sewaktu DIA bersabda: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku” (Yoh.14:6). Bahwa jalan itu jalan kudus, diketahui dari sabda TUHAN sendiri. TUHAN (Yahowa) bersabda: “Sebab Akulah TUHAN yang telah menuntun kamu keluar dari tanah Mesir, supaya menjadi Allahmu; jadilah kudus, sebab Aku ini kudus (Imamat 11:45).” Penuntun it adalah jalan. Yang berjalan di jalan itu harus kudus. "Berbicaralah kepada segenap jemaah Israel dan katakan kepada mereka: Kuduslah kamu, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, kudus” (Im.19:2). “Maka kamu harus menguduskan dirimu, dan kuduslah kamu, sebab Akulah TUHAN, Allahmu” (Im.20:7). Petrus menegaskan kembali ketentuan tertulis tersebut: “Kuduslah kamu, sebab Aku kudus” (I Petrus 1:16). Orang kudus sudah menjadi orang tahir atau orang suci, tetapi orang suci dan orang tahir belum tentu orang kudus. Yesaya mengatakan, bahwa orang yang tidak tahir tidak akan melintasinya, dan orang-orang pandir tidak akan mengembara di atasnya. Orang tahir atau orang suci saja belum tentu diizinkan berjalan di jalan Kudus tersebuit, apalagi orang yant tidak tahir dan orang pandir. Manusia harus benar-benar orang kudus barulah bisa berjalan di jalan Kudus tersebut. Bagaimana bisa menjadi orang kudus? Mudah saja, yakni mau dan rela dikuduskan oleh TUHAN. Menjadi tahir dan menjadi suci itu tidak cukup, karena ketahiran dan kesucian merupakan karya manusia melalui ritus-ritus keagamaan. Tetapi kekudusan benar-benar murni karya atau perbuatan TUHAN terhadap manusia. Syarat pertama dan utama dapat menjadi kudus adalah percaya kepada TUHAN Yesus Kristus dan membuka diri terhadap karya Roh Kudus  yang menguduskan orang percaya tersebut. Itulah orang-orang yang diselamatkan, yang  akan berjalan di situ, di jalan Kudus tersebut. Orang yang diselamatkan atau orang-orang yang dibebaskan TUHAN  inilah yang akan pulang dan masuk ke Sion dengan bersorak-sorai, sedang sukacita abadi meliputi mereka; kegirangan dan sukacita akan memenuhi mereka, kedukaan dan keluh kesah akan menjauh. Sion yang ada di bumi maupun yang ada di sorga adalah tempat TUHAN berada. Tiada sukacita yang lebih besar lagi daripada sukacita apabila orang percaya tiba di Sion dan boleh hidup bersama TUHAN. Sukacita mereka  merupakan sukacita abadi seperti TUHAN yang abadi. Di mana ada sukacita, di situ tidak ada lagi kedukaan (dukacita) dan keluh kesah akan menjauh. Berbahagialah orang yang dapat (diizinkan) berjalan di jalan kudus TUHAN, karena jalan itu akan menuntun dia hingga sampai di Sion yang ada di bumi maupun Sion yang ada di sorga. Kebahagiaan yang penuh sukacita akan menyertainya sepanjang masa.

Di situ tidak akan ada singa, binatang buas tidak akan menjalaninya dan tidak akan terdapat di sana. Singa dan binatang buas adalah ciptaan TUHAN yang mengancam bisa hidup manusia. Hewan-hewan yang mengancam hidup manusia tidak diperkenankan ada di jalan Kudus yang dibangun oleh TUHAN. Semua hewan yang ada di situ menjadi hewan yang menunjang kesejahteraan dan kebahagiaan manusia. Itu bisa terjadi apabila singa dan binatang buas itu diubahkan menjadi binatang jinak, bahkan dapat bersama-sama dengan lembu atau kambing domba merumput. TUHAN sendiri yang dapat membuat demikian, seperti digambarkan dalam Yesaya 11. Sebenarnya, itulah gambaran dunia yang ideal, sebagaimana manusia bersama semua hewan-hewan di taman Eden sebelum manusia jatuh ke dalam dosa. TUHAN Yesus Kristus datang di dunia untuk menyampaikan pengampunan dosa kepada seluruh umat manusia. Taman Eden yang baru disediakan bagi umat manusia. Adalah kehendak bebas manusia, apakah tawaran itu diterima atau ditolak. Tetapi barang siapa yang menolak tawaran keselamatan dan pengampunan dosa dari TUHAN, dia akan mendapat hukuman pembalasan dan ganjaran yang pahit dari TUHAN. Tetapi siapa yang menyambut keselamatan dan pengampunan dosa yang ditawarkan oleh TUHAN tersebut, dia akan mengalami sukacita abadi bersama TUHAN di tempat TUHAN berada. Itulah kehidupan yang sempurna. Jadi tidak percuma apabila manusia berupaya ikut berjalan di jalan Kudus yang dibangun oleh TUHAN, yakni dengan menyambut Yesus, TUHAN yang datang di tengah-tengah umat manusia.

Pematangsiantar, tgl. 1 Desember 2016. Pdt. Langsung Maruli Basa Sitorus (Pdt. LaMBaS).