MINGGU JUDIKA TGL. 13 MARET 2016, EVANGELIUM: YESAYA 43: 16-21
YESAYA
43:16 Beginilah firman TUHAN, yang
telah membuat jalan melalui laut dan melalui air yang hebat,
43:17 yang telah
menyuruh kereta dan kuda keluar untuk berperang, juga tentara dan orang gagah --
mereka terbaring, tidak dapat bangkit, sudah mati, sudah padam sebagai sumbu
--,
43:18 firman-Nya:
"Janganlah ingat-ingat hal-hal yang dahulu, dan janganlah perhatikan
hal-hal yang dari zaman purbakala!
43:19 Lihat, Aku hendak membuat
sesuatu yang baru, yang sekarang sudah tumbuh, belumkah kamu mengetahuinya? Ya,
Aku hendak membuat jalan di padang gurun dan sungai-sungai di padang belantara.
43:20 Binatang
hutan akan memuliakan Aku, serigala dan burung unta, sebab Aku telah membuat
air memancar di padang gurun dan sungai-sungai di padang belantara, untuk
memberi minum umat pilihan-Ku;
43:21 umat yang telah Kubentuk
bagi-Ku akan memberitakan kemasyhuran-Ku."
UMAT YANG MEMBERITAKAN
KEMASYHURAN TUHAN
BANGSO NA MAMARITAHON HAMULIAON NI JAHOWA
1. Dalam
Yes.43:16-21 ada empat hal yang sangat penting direnungkan dan dibuat menjadi
isi kehidupan rohani umat TUHAN (Yesus Kristus), yakni:
a. Mengetahui dengan pasti siapa TUHAN yang dulu,
sekarang dan di masa yang akan datang, bekerja dan berkarya untuk umat-Nya
(Yes.43:1-15 + 16-17);
b. Membuat hal-hal yang dahulu tidak mengganggu
keimanan dan hidup di masa sekarang menuju masa depan (Yes.43:18).
c. Perhatikan rancangan TUHAN sekarang dan di masa depan dan ikutlah di dalamnya
Yes.43:19).
d. Pemuliaan TUHAN oleh segala makhluk ciptaan-Nya
(Yes.43:20-21).
Meyakinkan diri/umat mengenai hal yang
empat itu, akan menguatkan iman percaya mereka, bahwa TUHAN lah yang bertindak membela (memberi keadilan/mangaluluhon) kehidupan mereka dan menuntun mereka ke
kehidupan yang lebih baik, yakni kehidupan, di mana semua ciptaan TUHAN dapat
bersama-sama dalam sukacita memuliakan/memasyhurkan TUHAN. (Yudika bagi umat
TUHAN).
2.
Dalam perjalanan sejarah Israel, umat sering
harus terlebih dahulu mengetahui siapa TUHAN (Allah) yang akan bertindak bagi
mereka, barulah mereka mau dituntun oleh TUHAN dan mau mematuhi DIA. TUHAN pun
mau memberitahu nama-Nya, yang sering didalamnya tersirat siapa dia, apa
tindakan-Nya dan apa tujuan-Nya. Jadi dalam hal ber-Tuhan, berlaku juga
pendapat ini: Tak kenal, maka dimaki; dikenal, maka dipatuhi. Misalnya. Sewaktu
Musa hendak disuruh memimpin umat Israel keluar dari Mesir, Musa bertanya
kepada TUHAN tentang siapa nama TUHAN Allah yang mengutusnya sehingga umat
Israel percaya. Lalu TUHAN memberitahu namanya: ’ehyeh ’ašer
’ehyeh (AKUlah (yang) AKU, atau sering diterjemahkan “AKU ADALAH AKU” (LAI,
Kel.3:14), AKU ADA YANG AKU ADA. Lalu
menyebut/memanggil TUHAN itu YHWH (YAHOWA) yang artinya “DIA ADA” atau DIA YANG
ADA. Artinya: DIA Eksis; DIA hidup. Dari
itu TUHAN sering juga dipanggil: HU = DIA.
Yahowa adalah Allah HU. Nama TUHAN yang diperkenalkan itu bisa juga berarti
AKU MEMBUAT ADA YANG AKU BUAT ADA. Sehingga Yahowa juga berarti: si “DIA
MEMBUAT ADA” artinya si “PENCIPTA”. YAHOWA adalah Pencipta langit dan bumi
serta segala isinya.
Sewaktu TUHAN
berencana menyelamatkan umat manusia dari kuasa dosa dan maut, dia memperkenalkan
nama-Nya yang diri-Nya adalah FIRMAN yang menjadi manusia (daging), yakni YOSHUA
(terjemahannya: Yesus, orang Arab melafaskannya: Isa), yang artinya Yahowa menyelamatkan. Dari nama itu
Yesus sudah menyatakan diri sebagai Juruselamat.
Sewaktu
TUHAN memberitahu umat Israel di pembuangan di masa nabi (penubuat Yesaya Jilid
Kedua Yes.40-55), bahwa DIA akan membuat sesuatu yang baru, membuat jalan di
padang gurun, dan sungai-sungai di padang belantara (Yes.43:19), TUHAN menegaskan siapa diri-Nya, apa dan bagaimana
DIA bagi umat Israel. Dari Yes.43:1-17 dapat
diketahui YAHOWA adalah:
-
Yang menciptakan Yakub (ay.15), dan membentuk
Israel (ay.1);
-
Yang menebus Israel/Yakub (ay.2.14), yang memanggil
namanya, dan yang memilikinya (ay.2).
-
Yang menyertai Israel/Yakub (ay.2.5) sehingga
tak hanyut oleh air, tak dihanguskan api;
-
Dialah Yahowa ’Elohim, Yang mahakudus, Allah
Israel, Juruselamat Israel (ay.3.12), Yang menebus Israel dari Mesir (ay.3);
-
Yang mendatangkan dan menghimpun anak cucu
Israel dari timur dan dari barat (ay.5);
-
Dia yang tetap (ay.13) (bd. Ibrani 13:8), TUHAN
(ay.11), Allah (ay.12).
-
Penebus, Yang Mahakudus, Allah Israel
(ay.14.15);
-
Raja (ay.15)
Kemudian dari bagian perikop Yes.43:16-21
Yahowa memperkenalkan diri sebagai:
-
Yang telah membuat jalan melalui laut (ay.16);
-
Yang telah membuat jalan melalui air yang hebat
(ay.16)
-
Yang telah menyuruh kereta dan kuda; tentara dan orang gagah keluar
untuk berperang (ay.17). dan membuat mereka mati, dan padam (ay. 17).
Perkenalan diri TUHAN ini sangat menolong
umat-Nya untuk memiliki iman yang pasti dan teguh, serta berdampak. Dengan
mengenal TUHAN tepat seperti itu, umat TUHAN (Israel) dapat yakin bahwa TUHAN
dapat atau sanggup melakukan hal-hal yang baru demi masa depan umat Israel.
Percaya kepada TUHAN yang demikian, mereka perlu bersiap-siap untuk ikut dan turut
dalam “rancangan damai sejahtera” (bd. Yer.29:11) yang akan dilakukan TUHAN
Yahowa. Demikian halnya dengan umat TUHAN zaman sekarang. Kalau mereka mengenal Tuhan
Yesus Kristus secara benar dan pasti, mereka akan mengikut Yesus dengan setia. Misalnya, kalau
setiap pengikut Yesus mengenal Yesus Kristus, Tuhan, Juruselamat, Penebus dosa,
Pengampun dan penyayang, dan Yang mampu menang dalam kelemahannya yang amat
sangat, maka pengikut Yesus pasti akan setia kepada Yesus dalam situasi kehidupan
yang bagaimanapun. Pengenalan akan TUHAN sebagaimana dipaparkan dalam isi
Pengakuan Iman Rasuli, sangat perlu selalu diperdalam, dihayati dan diamalkan
oleh pelayan huria dan umat Huria. Diharapkan
agar para pengkhotbah memperkenalkan Yesus Kristus secara pasti dan
tanpa keraguan sedikitpun, sehingga mata iman para pengikut Yesus terbuka
melihat rencana atau rancangan TUHAN demi masa depan umat-Nya sedikitnya dalam
millenium ketiga ini.
3.
Nabi (penubuat Yes. 40-55) mengatakan:
"Janganlah ingat-ingat hal-hal yang dahulu, dan janganlah perhatikan
hal-hal yang dari zaman purbakala!” (ay.18). Perjalanan hidup umat TUHAN pasti
terisi dengan pengalaman-pengalaman hidup yang menyenangkan dan yang mengerikan;
yang manis dan yang pahit. Bersama TUHAN tidak membuat hidup umat-Nya sangat
mulus tanpa masalah, tetapi justru sering sebaliknya sangat tertimpa berbagai
masalah. Pertanyaan: Perlukah itu diingat-ingat dan diperhatikan? Atau lebih
baik mematuhi ajakan nabi yang dikatakan di sini? Kehidupan umat Israel di Mesir, di padang
gurun, di tanah Kanaan, di masa Kerajaan Saul, Daud dan Salomo, di masa
pemerintahan raja-raja Kerajaan Samaria (Israel Utara) dan raja-raja Kerajaan
Yehuda (Israel Selatan), di masa pembuangan, menunjukkan betapa menyenangkan
dan betapa mengerikan sebenarnya kehidupan umat TUHAN. Seorang beriman bisa
mengatakan: “Lebih banyak sakitnya daripada enaknya.” Di zaman Perjanjian Baru
juga demikian halnya. Tuhan Yesus Kristus telah menunjukkan pengalaman hidup yang
di dalamnya banyak hal-hal yang menyenangkan, tetapi banyak juga penderitaan. Kehidupan
jemaat Kristen mula-mula sungguh sangat indah, tetapi juga banyak menderita,
karena kesetiaan mereka mengikut Tuhan Yesus Kristus. Pengalaman hidup yang
penuh kebahagiaan dan penderitaan masih
terus berlanjut silih berganti di abad 21 ini. Kalau orang berkesimpulan bahwa
mengikut TUHAN mengundang lebih banyak penderitaan daripada kebahagiaan,
pertanyaan itu masih berlanjut: Jadi mengapa begitu banyak orang rela dan
memberikan dirinya masuk dalam hidup yang lebih banyak penderitaan ini? Perlu
diketahui bahwa yang dimaksud penderitaan umat TUHAN di sini tidak berarti
mudarat (kerugian yang sia-sia). Jadi kesimpulan itu tidak tepat. Sebab hidup
bersama TUHAN lebih banyak senangnya daripada deritanya. Karena bagi orang
beriman, penderitaan yang dialaminya adalah juga kebahagiaan yang menyenangkan.
Abraham, Musa rela menderita. Yesus justru mengejar penderitaan itu. Demikian
juga Paulus karena kesetiaannya mengikut Yesus.
Bangsa Israel sering hendak menjauhkan diri dari kehidupan bersama TUHAN
Yahowa, tetapi tidak bisa. Mereka ditarik lagi ke kancah kehidupan itu. Dari
sejak Yudas Iskariot, selalu ada juga orang yang menghianati Yesus dan ingin
menjauhkan diri dari kehidupan penuh derita karena mengikut Yesus. Tetapi
ternyata semakin banyak pula orang yang mau dan rela dengan tulus hati mau
mengikut Yesus yang menderita. Memang mengikut TUHAN (Yesus Kristus) mengalami
derita tetapi membawa nikmat; membawa nikmat bagi seluruh umat manusia. Umat
TUHAN, dulu dan sekarang, rela menderita karena memperjuangkan hidup yang
benar, hidup tanpa dosa, hidup yang penuh keselamatan bagi seluruh umat
manusia. Doa umat TUHAN akan menjadi duakli lipat kalau mereka tidak rela berjuang
bahkan rela menderita demi “kebaikan dan keselamatan” seluruh umat manusia. Tetapi
perlukan semuanya itu diingat-ingat dan diperhatikan? Atau tidak perlu? Tentu
perlu! Semua catatan pengalaman manusia yang tertulis dalam Alkitab, merupakan
usaha mengingat semua perjuangan, kebahagiaan dan derita membawa nikmat yang
dialami umat TUHAN (Yesus Kristus). Jadi bagaimana memaknai seruan nabi di Yes.
43:18: ’al-tizkerû ri’šonōt, weqadmoniyyōt ’al-titbonanû
(janganlah ingat hal-hal yang lampau, dan hal-hal purbakala janganlah kamu
perhatikan!). Kata Ibrani zakar
(mengingat) mengajak agar membuat sesuatu itu selalu paling menentukan. Kata
Ibrani byn (memperhatikan) mengajak
agar membuat sesuatu itu sebagai bahan pendidikan. Jangan mengingat bukan berarti melupakan.
Jangan memperhatikan bukan berarti membuang. Bercokol-cokol di hal-hal
yang lalu, bisa saja membuat umat TUHAN selalu ingin kembali menikmati hal-hal
yang lalu itu (seperti orang Israel yang sudah berada di Padang Gurun dipimpin
oleh Musa, merindukan kembali menikmati kehidupan di Mesir bersama Firaun). Lihatlah
bahayanya kehidupan sekarang ini, karena ada kelompok radikal atas nama agama
membuat pengikutnya harus hidup seperti di zaman rasul mereka atau kembali
hidup seperti di zaman primitif; dan kemajuan yang dipelopori ilmu pengetahuan
di Amerika/Eropah/ Jepang/Cina tidak boleh dinikmati oleh para pengikutnya
(Misalnya: Boko Haram). Mencegah agar tidak terjadi hal sedemikian dalam hidup
bangsa Israel, maka nabi menyerukan ayat 18 tersebut. Dari pengalaman masa
lalu, yang sangat perlu dipegang adalah “siapa TUHAN yang bekerja di pengalaman
masa lalu tersebut”. Itu perlu untuk masa depan. Hal-hal yang menyenangkan dan
yang menyakitkan atau penderitaan, bisa saja sangat mengganggu dalam kehidupan
masa kini, kalau sempat hal-hal masa lalu itu yang perlu diulangi di masa kini.
Yang terbaik perlu disadari bahwa masa kini selalu merupakan masa membuat yang
baru. Kalau bersama TUHAN hal-hal yang
baru itu dialami, itulah hidup yang paling indah. Maka visi huria adalah
menjadi huria yang kuat iman, misioner, modern dan dedikatif sebagai abdi
Kristus (Visi HKI). Modern berarti selalu menyambut hal-hal yang baru yang
dianugerahkan TUHAN dalam perjalanan waktu masa kini, dan menggunakannya untuk
Kerajaan TUHAN yang datang di dunia.
4.
Kalau TUHAN yang dipuja umat Israel mampu
membuat jalan melalui laut dan melalui air yang hebat (dalam sejarah Israel, ini
merujuk kepada penyeberangan Laut Merah (Laut Taberau), dan penyeberangan
Sungai Yordan oleh umat Israel atas pertolongan kuasa TUHAN dalam menuju Tanah
Perjanjian), TUHAN yang sama akan mampu membuat jalan di padang gurun dan
sungai-sungai di padang belantara “di zaman sekarang”. Tentu saja hal ini
adalah hal yang baru, karena hal seperti itu belum pernah dijanjikan TUHAN akan
dibuatnya bagi umat Israel. Di zaman nabi penubuat Yesaya 40-55, proyek itu dikerjakan TUHAN melalui tangan penguasa
baru (Ker. Persia), demi menjawab kebutuhan umat TUHAN. Proyek ini sedang
dikerjakan atas perintah raja Koresy dari Persia. Tujuannya agar
siapapun yang akan kembali ke tanah air (negeri asal) mereka, sebagai dampak
dari Edik yang dikeluarkan Raja Koresy, dapat berjalan lebih mulus dan tidak mengalami
terlalu banyak penderitaan, walaupun jalan itu lebih panjang dari yang pernah
dilalui kakek moyang Israel. (Panjang jalan itu hampir 900 kilometer).
5.
Segurun-gurunnya suatu daerah seperti guru
Sahara, di bawahnya selalu ada air yang mengalir, dan dengan teknik tertentu
air itu dapat dibuat muncrat ke atas permukaan tanah. Sewaktu umat Israel kembali ke Yerusalem dari
pembuangan, mereka mendapat cukup air dalam perjalanan mereka. Itu semua berkat
dan perbuatan TUHAN. Tetapi yang
dimaksud dengan sungai-sungai di padang belantara (gurun) (seperti diharapkan
di gurun Negep atau di gurun Sinai), mungkin akan terwujud di tahun 2025-2030
yang akan datang dengan proyek-proyek yang sedang dikerjakan oleh negara Israel
sekarang ini. Tetapi harus diketahui, bahwa didorong oleh nubuat Yesaya Jilid
Kedua ini, banyak orang Israel yang tergerak kembali ke tanah Yehuda setelah
Raja Koresy mengeluarkan Edik, yang mengatakan, bahwa para buangan dapat
kembali ke tanah air mereka masing-masing (dalam hal ini termasuk bangsa
Israel/Yehuda). Mereka dipimpin Ezra, Yesua bin Yozadak dan Yerubabel, pulang
dari Persia (Pusan, ibukota Persia) ke Yerusalem. Jalan itu dipahami sebagai
jalan yang dibangun oleh TUHAN. Mata air
yang menjadi sumber minum mereka di perjalanan merupakan pemberian TUHAN. Itu
pengakuan dan pemahaman orang beriman.
6.
Sebenarnya, apalah tujuan pengikut TUHAN (Yesus
Kristus) menganut suatu agama, dan memegang sekuat-kuatnya kepercayaan kepada TUHAN
(Yesus Kristus)? Dari firman TUHAN dalam Yes.43:20-21 dapat dipetik tiga hal,
yaitu:
a. Binatang-binatang
( dkl. segala hewan) (peliharaan, dan terutama binatang liar) (di sini disebut:
binatang hutan, serigala, burung unta) memuliakan TUHAN. Mereka tidak boleh
punah atau dipunahkan, walaupun mereka kadang-kadang menjadi pengganggu
kehidupan manusia. Mereka harus dilestarikan, bukan di sangkar, atau di kebun
binatang, melainkan di habitat mereka yang alami. Mereka harus bisa “bernyanyi”
memuji TUHAN, Pencipta mereka, dengan memakai bahasa mereka masing-masing.
b. Memungkinkan
hal yang tidak mungkin bisa terjadi. Misalnya “air memancar di padang gurun, dan
sungai-sungai di padang belantara”. Mungkin kah ini terjadi entah kapan di Israel
yang sebagian negeri itu adalah tanah gurun dan padang belantara. Di Tapanuli
Selatan, ada dulu namanya ‘Halongonan’ (Yang tidak dihuni manusia), sekarang sudah
dengan sendirinya tidak lagi halongonan, bahkan sudah menjadi satu kecamatan
(Kecamatan Halongonan), karena sudah mulai padat penduduknya. Di padang gurun
dan belantara yang ada Israel bisa juga menjadi ada sungai-sungai besar yang
mengalirkan air tawar ke seluruh gurun itu, sehingga nantinya bukan hanya
Sungai Yordan lagi sungai yang mengalir terus menerus di sana. Kejadiannya
misalnya : Perbedaan tinggi permukaan Laut Tengah dan Danau Galilea ada lebih
dari duaratus meter, dan selisih permukaan air Laut Tengah dan permukaan Laut
Mati ada lebih 500 meter. Gurun pasir Negep dan Gurun Pasir Sinai (di bagian
Israel Selatan) masih dibawah permukaan Danau Galilea. Kalau dibuat Sungai dari
Laut Tengah ke Danau Galilea sepanjang 65 km kurang-lebih sebesar Sungai Asahan
(lebar 200 meter dan kedalaman 100 meter), maka airnya dapat diterjunkan ke
Danau Galilea. Tetapi sebelum air dari laut itu masuk di Danau Galilea, air itu
terlebih dahulu dibuat menjadi air tawar, dengan menggunakan tenaga listrik
yang pembangkitnya dibangun di Air Terjun di ujung sungai yang dibangun
tersebut. Kalau air yang di-tawar-kan itu masuk ke Danau Galilea sebesar air
yang keluar dari Danau Toba di Sungai Asahan, dan air itu dialirkan ke Padang
Gurun Negep dan Padang Gurun Sinai, maka terjadilah sungai-sungai di padang
gurun tersebut. Dan Sungai Yordan pun akan meluap, sehingga mengairi gurun di
sekitarnya dan cukup untuk mengisi Laut Mati lagi. Lalu Laut Mati tidak
semakin kering lagi seperti sekarang,
yang hanya sepertiga lagi yang berisi air.
Kejadian seperti ini masih belum seberapa bagi TUHAN dengan menggerakkan
umat-Nya Israel yang kecil itu. Apalagi kalau TUHAN menggerakkan bangsa-bangsa
atau negara-negara yang besar (negara adikuasa) membuat hal-hal baru, maka yang baru, yang
belum pernah terjadi akan menjadi kenyataan. Itu sudah terjadi dalam sejarah
dunia. Hanya kaum areligious dan atheis yang menyangkal dan tidak mengakui
bahwa hal-hal yang baru yang sedang dan akan terjadi di dunia ini merupakan bagian
dari karya TUHAN. Orang beriman dapat melihat karya TUHAN dalam segala hal yang
baru, yang memang dapat “memberi minum” (dalam arti seluas-luasnya) umat TUHAN.
Sebenarnya, mengikut TUHAN di zaman sekarang berarti bersama TUHAN (Yesus Kristus) berkreasi
membuat hal-hal yang baru (yang kecil-kecilan maupun yang besar-besaran atau
yang super) di waktu “sekarang”, demi pembangunan manusia dan kemanusiaan dan
alam semesta.
c. Tindakan
manusia (umat TUHAN) melestarikan hewan-hewan ciptaan TUHAN dan perbuatan
manusia (umat TUHAN) bersama TUHAN membangun hal-hal yang baru, merupakan
tindakan-tindakan manusia (umat TUHAN) memberitakan kemasyhuran (= memuliakan)
TUHAN. Yang terbaik bagi kehidupan manusia (umat TUHAN) adalah membuat Soli Deo
Gloria ( Kemuliaan bagi Allah saja), tidak cukup hanya Soli Patria Gloria (Kemuliaan
bagi Tanah Air saja). Dan ilmu yang dapat diraih manusia (umat TUHAN) sangat
jauh dari tujuannya apabila ilmu itu hanya membuat Soli Scientia Gloria (Kemuliaan
bagi Ilmu Saja). Karena dalam Soli Deo Gloria, akan dengan sendirinya terjadi
Patria Gloria (kemuliaan bagi tanah air/negeri) dan Scientia Gloria (kemuliaan
bagi Ilmu/Pengetahuan, Hikmat). Tetapi Patria Gloria maupun Scientia Gloria
belum tentu membuat Deo Gloria. Perli disadari umat TUHAN (manusia umumnya)
bahwa segala yang kehilangan atau yang menghilangkan Deo Gloria dalam
proses-proses dan pewujudannya, akhirnya nanti akan menjadi sia-sia.
Sewaktu TUHAN
menciptakan segala jenis tumbuh-tumbuhan, dia memerintahkan tumbuh-tumbuhan itu
mengahsilkan biji-bijian (atau cara masing-masing berkembang biak) sehingga
setiap tumbuhan itu memperbanyak dirinya sendiri. Tetapi setelah setiap
tumbuhan dapat berbuat demikian, tumbuh-tumbuhan itu memberikan kemuliaan bagi
TUHAN. Setelah segala jenis hewan diciptakan, mereka diperintahkan untuk
mereproduksi dan berkembang biak sendiri atau dengan bantuan manusia atau hewan
(dalam hal ini termasuk dengan cara evolusi, revolusi, parasit, cangkok,
okulasi, biji/bibit; memecah diri). Dalam setiap cara perkembangbiakan itu,
campur tangan TUHAN dalam perkembangan biakan mereka, tidak mereka lupakan.
Segala hewan itu memberikan kemuliaan bagi TUHAN dan mereka memasyhurkan TUHAN.
Segala hal yang belum terbuka untuk manusia, dalam hal perkembang-biakan
makhluk, masih perlu dipelajari oleh manusia dari TUHAN (otoritas tertinggi
yang diakui manusia itu).
Setelah manusia
selesai diciptakan oleh TUHAN, kepada mereka diberi perintah untuk berkembang
biak, memelihara taman karya TUHAN, dan menaklukkan serta menguasai segala
makhluk ciptaan. Dalam perkembangbiakan mereka, manusia tidak pernah mampu
terlepas dari otoritas yang lebih tinggi dari pada diri mereka. TUHAN selalu
berperan dalam karya-karya kreatif daripada
manusia. Dalam bingkai pemahaman ini, manusia – menyadarinya atau tidak
menyadarinya, selalu memasyhurkan TUHAN. Itu kodrat manusia. Kalau manusia melawan
kodratnya tersebut, maka “kualat” menjadi akhir hidupnya. Adalah tugas setiap
penganut iman yang benar (khususnya pengikut Yesus Kristus) mengingatkan setiap
manusia agar dalam pemasyhuran itu, setiap manusia benar-benar memasyhurkan
TUHAN Alah yang benar.
Medewakan/memper-tuhan agama, ilmu, heroisme, ideologi, lalu mengatakan
bahwa TUHAN Allah sudah dimasyhurkan, itu sama sekali kesesatan, tidak benar.
7.
RENUNGAN
(1)
Mewajibkan setiap manusia memasyhurkan TUHAN
Allah di zaman sekarang memiliki alasan yang kuat. Beberapa alasan itu sebagai
berikut:
a) Sampai
sekarang manusia sudah membuktikan bahwa Allah (’ilah) yang benar, dan patut
dipercaya, adalah Yahowa ’Elohim (Yesus Kristus) yang diberitakan Kitab Suci Alkitab.
b) Sampai
sekarang manusia masih merupakan ciptaan TUHAN Allah (Yahowa ’Elohim).
c) Sampai
sekarang manusia masih diperkenankan oleh TUHAN sebagai mitra/partner-Nya dalam
mengkreasi yang baru, dan memelihara dengan baik hal-hal yang sudah ada, demi
kemanusiaan dan demi manusia. Ini terjadi sesuai dengan firman-Nya yang
mengatakan: Lihatlah, Aku menjadikan segala sesuatu (Wahyu 21:5). Siapa di
dalam Kristus adalah ciptaan baru (2 Kor.5:17).
d) Sampai
sekarang penebusan manusia oleh TUHAN Allah dari belenggu kuasa Iblis dan maut
masih berlaku.
e) Sampai
sekarang pengampunan dosa oleh TUHAN terhadap manusia masih berlaku, sehingga
bagi manusia selalu ada kesempatan kembali ke jalan yang benar (jalan bersma
TUHAN) kalau sempat ada usaha manusia berkreasi sendiri disertai penyangkalan
terhadap TUHAN Allah.
f) Sampai
sekarang bagi manusia lebih baik memasyhurkan TUHAN Allah yang benar itu
daripada menyangkalnya.
(2)
Bagaimana memasyhurkan TUHAN Allah di masa
sekarang? TUHAN Allah menginginkan umat-Nya menjadi saksi-saksi yang
memasyhurkan nama-Nya (YAHOWA/Yesus Kristus) ( bd. Yes.43:9.10.12; 44:8). Menjadi saksi pemasyhur berita di media
adalah biasa. Menjadi saksi pemasyhur di pengadilan juga biasa. Menjadi saksi
pemasyhur seorang nabi adalah luar biasa. Tetpi menjadi saksi pemasyhur TUHAN
Allah dalam Yesus Kristus, Juruselamat, Raja dan Hakim di Akhirat adalah sangat
luar biasa. Beberapa hal tentang pemasyhuran TUHAN Allah dalam Yesus Kristus disebutkan
di sini (dan hal-hal lain bisa ditambahkan yang ingin menambahkannya):
(a) Setiap
kreasi baru (entah itu diciptakan orang yang atheis, areligious, yang belum
kenal Yesus kristus atau oleh yang anti Kristen maupun oleh pengikut Yesus
Kristus) pada hakikatnya adalah demi pemuliaan TUHAN Allah, dan dapat dijadikan
sebagai alat memasyhurkan atau memuliakan TUHAN Allah.
(b) Dibutuhkan
orang (terutama dari kalangan saksi Kristus) untuk menjelaskan setiap kreasi
baru itu dari sudut “pemasyhuran TUHAN Allah dalam Yesus Kristus). Keterangan
itu sebaiknya disebarluarkan melalui segala media komunikasi yang dikenal dan masih digunakan oleh manusia seluruh
dunia.
(c) Memasyhurkan
TUHAN Allah dalam Yesus Kristus di masa sekarang ini akan sukses apabila
menggunakan semua bahasa yang dikenal dan dipahami oleh manusia: (1) bahasa
yang dapat dilafaskan dengan suara dan ditransfer menjadi tulisan (bahasa
Indonesia, bahasa Batak Toba, bahasa Inggris dan ribuan bahasa lainnya). (2)
bahasa isyarat dan kode-kode dan foto-foto/lukisan atau karya. (3) bahasa
perbuatan, perilaku dan budaya. (4) bahasa peralatan. Semua bahasa ini sangat ampuh dalam
memasyhurkan TUHAN Allah dalam Yesus Kristus. Umat TUHAN harus berlatih
sungguh-sungguh agar bahasa-bahasa itu dapat digunakan dengan sangat mahir
setiap dibutuhkan. Melatih umat TUHAN agar mampu demikan, adalah tugas setiap gereja/huria sekarang, kini dan
di sini.
(d) Di
manakah perlu TUHAN Allah dalam Yesus Kristus dimasyhurkan? Di gunung di
lembah, di kota di desa, di hutan, di padang tandus, di laut, di darat, di
udara di angkasa. Di Resto, di Cafe, di sarang penyamun, di tempat yang kudus,
di sarang narkoba, di tempat pengobatan, di laboratorium, di tempat pemasaran,
di pusat penelitian, di tempat penterapan ilmu, di pasar modal, di per-bank-kan,
di kalangan gelandangan, di kalangan kaum elit/konglomerat, di kalangan LGBT, di kalangan paranormal, di
kalangan manusia maupun ciptaan lainnya, dan lain-lain. Dengan singkat: Di
semua liku kehidupan manusia, dan yang berkaitan dengan semuanya itu. Manusia
dan hewan dan apa (benda) yang ada di tempat-tempat itu dibuat menjadi alat
memuliakan / memasyhurkan TUHAN. Itulah pekerjaan termulia, dan yang paling
luar biasa. Dampaknya: agar semua diselamatkan, dan tidak ada yang nantinya
menjadi sia-sia, tetapi berhasil-guna, demi Soli Deo Gloria. Itu merupakan cara
terbaik dari TUHAN untuk membuat keadilan bagi umat-Nya.
Pematangsiantar, 9 Pebruari
2016.
Pdt. Langsung Maruli Basa Sitorus
(Pdt. LaMBaS)