MINGGU XIII SETELAH TRINITAS TGL. 21 AGUSTUS 2016, EVANGELIUM: JESAYA 58:9-14

08.43.00 0 Comments A+ a-

YESAYA

58:9 Pada waktu itulah engkau akan memanggil dan TUHAN akan menjawab, engkau akan berteriak minta tolong dan Ia akan berkata: Ini Aku! Apabila engkau tidak lagi mengenakan kuk kepada sesamamu dan tidak lagi menunjuk-nunjuk orang dengan jari dan memfitnah,
58:10 apabila engkau menyerahkan kepada orang lapar apa yang kauinginkan sendiri dan memuaskan hati orang yang tertindas maka terangmu akan terbit dalam gelap dan kegelapanmu akan seperti rembang tengah hari.
58:11 TUHAN akan menuntun engkau senantiasa dan akan memuaskan hatimu di tanah yang kering, dan akan membaharui kekuatanmu; engkau akan seperti taman yang diairi dengan baik dan seperti mata air yang tidak pernah mengecewakan.
58:12 Engkau akan membangun reruntuhan yang sudah berabad-abad, dan akan memperbaiki dasar yang diletakkan oleh banyak keturunan. Engkau akan disebutkan "yang memperbaiki tembok yang tembus", "yang membetulkan jalan supaya tempat itu dapat dihuni".
58:13 Apabila engkau tidak menginjak-injak hukum Sabat dan tidak melakukan urusanmu pada hari kudus-Ku; apabila engkau menyebutkan hari Sabat "hari kenikmatan", dan hari kudus TUHAN "hari yang mulia"; apabila engkau menghormatinya dengan tidak menjalankan segala acaramu dan dengan tidak mengurus urusanmu atau berkata omong kosong,
58:14 maka engkau akan bersenang-senang karena TUHAN, dan Aku akan membuat engkau melintasi puncak bukit-bukit di bumi dengan kendaraan kemenangan; Aku akan memberi makan engkau dari milik pusaka Yakub, bapa leluhurmu, sebab mulut TUHANlah yang mengatakannya.

MERAIH KEMENANGAN, KEJAYAAN DAN KEBAHAGIAAN

1.      Seluruh penduduk Indonesia, tidak terkecuali menganut agama  apapun, patut bersenang hati kalau setiap kali ada mengingatkan dan menganjurkan agar berusaha meraih kemenangan. “Mari meraih kemenangan!”, itu lah yang selalu dianjurkan saudara-saudara sebangsa setiap kali mereka diajak melakukan ibadah mereka. Tentu saja, para pengikut Yesus pun turut diajak meraih kemenangan, bahkan kejayaan dan kebahagiaan. Tentu saja mereka berusaha meraih kemenangan berdasarkan ajaran agama mereka, dan umat Kristen berusaha meraih kemenangan berdasarkan dan melalui ajaran dan jalan yang ditunjukkan oleh Tuhan Yesus Kristus. Dengan demikian, para penganut agama yang berbagai macam itu, menjadi ibarat atelit atau olahragawan yang sedang bertanding untuk meraih kemenangan (bd. 2Tim.2:5). Tetapi ada bedanya. Dalam pertandingan atelit dalam satu olahraga, pemenangnya hanya satu juara satu, selainnya runner up dan juara tiga dan juara urutan lainnya. Dalam pertandingan meraih kemenangan dalam hidup ini menurut agama yang dianut masing-masing, yang sungguh-sungguh bertanding  pasti semuanya menang dan menjadi juara satu. Masing-masing mendapat bagian atau hadiah yang membahagiakan. Namun satu hal yang diperhatikan dalam pertandingan olahraga, dan yang dipegang teguh adalah: para olahragawan bertanding sportif, penuh disiplin, tidak ada yang bermaksud saling menyakiti; dan kalau terlanjur ada yang salah, yang salah itu bersedia dihukum atau didisiplin. Demikian juga sebaiknya para petanding dalam kehidupan beragama, yang semua-semuanya diserukan agar meraih kemenangan. Dalam pertandingan meraih kemenangan, para penganut agama bertanding melawan pasukan atau kontingen-kontingen si Iblis, bukan para penganut agama lainnya.

2.    Berpuasa adalah kesempatan untuk bertanding melawan pasukan Iblis untuk merebut kemenangan. Lihatlah pengalaman Tuhan Yesus Kristus, yang berpuasa 40 hari-40 malam. Dia berpuasa bukan hanya tidak makan – tidak minum, melainkan juga melawan segala nafsu godaan Iblis. Tiga kali Jesus dicobai oleh Iblis, tetapi akhirnya Dia menang dalam pertandingan itu, dengan tiga jawaban yang sangat menolong manusia beragama sampai sekarang, kalau manusia ingin menang dalam pertandingan meraih kemenangan itu: (1) Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah. (2) Janganlah engkau mencobai Tuhan, Allahmu! (3) “Enyahlah, Iblis!” “Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!” Tiga ucapan ini menjadi kalimat sakti bagi setiap orang yang berjuang meraih kemenangan. Nasihat nabi penulis kitab trito Yesaya dalam perikop Yes. 58:9-14 berlatarbelakang  koreksi nabi terhadap pelaksanaan puasa, sehingga puasa itu merupakan pertandingan meraih kemenangan dan berkat bagi yang melaksanakannya. Di waktu itu ada berbagai pelaksanaan puasa yang telah menyimpang dari yang diharapkan Tuhan, seingga puasa umat Tuhan itu tidak membawa berkat bagi umat Tuhan dan bangsa-bangsa lain. Ada yang disebut mereka “puasa unta”, suatu binatang yang sangat mereka kenal. Unta itu bisa berpuasa tidak makan dan tidak minum berhari-hari dalam perjalanan di padang gurun, setelah unta itu mengisi sepenuh mungkin perutnya dan kantongan air yang ada dalam dirinya, dan itu digunakan sepanjang hari-hari tidak makan dan tidak minum. Setelah tiba di oase berikut, kembali perut dan kantongan air itu di isi kembali. Lalu puasa lagi, karena memang dalam perjalanan di padang gurun tidak ada air dan tidak ada makanan. Kira-kira demikian juga yang disebut puasa monyet, tetapi monyet mampu puasa hanya selama belum habis persediaan makanan yang disimpan di kantongan makanan yang ada di lehernya. Puasa seperti itu hanya puasa ganti jam makan. Dampak puasa-puasa sedemikian membuat harga-harga makanan unta melambung tinggi di tempat stasiun unta, karena sangat banyak permintaan, dan persediaan sedikit. Kalau semua orang berpuasa melakukan puasa seperti dilakukan Tuhan Jesus Kristus (tidak makan dan tidak minum), maka selama 40 hari-40 malam, harga-harga makanan pasti merosot ke titik terendah, karena tidak ada orang yang membeli. Puasa dilakukan oleh kaum Israel yang telah kembali dari pembuangan Babel dan mereka sedang giat membangun keagamaan dan tanah air mereka serta mengkonsolidasi status mereka sebagai salah satu kabupaten otonom di negara Persia, dilatarbelakangi oleh kesungguhan beragama yang sangat luar biasa. “Memang setiap hari mereka mencari Aku dan suka untuk mengenal segala jalan-Ku. Seperti bangsa yang melakukan yang benar dan yang tidak meninggalkan hukum Allahnya mereka menanyakan Aku tentang hukum-hukum yang benar, mereka suka mendekat menghadap Allah” (Yes.58:2). Mereka melakukan puasa, tetapi puasa mereka tidak menjadi berkat bagi bangsa Israel. Dengan puasa mereka, mereka gagal meraih kemenangan (karena: Jahowa tidak memperhatikan dan mengindahkan mereka). Mereka menjadi bertanya-tanya: Mengapa? Kalau masih ada keinginan bertanya-tanya tentang hidup keagamaan yang sedang dilakukan oleh penganut agama itu sendiri, itu merupakan kemajuan beragama yang baik. Self-critic (mengkritik sendiri) hal hidup beragama yang sedang dilakukan dirinya, lebih baik dari pada orang lain yang mengkritik. Itu merupakan reformasi positif, tetapi harus dijaga agar reformasi seperti itu tidak menjadi sumber kekacauan, seperti dampak reformasi yang dipelopori Pastor Dr Martin Luther.
Penyimpangan-penyimpangan dalam berpuasa (yang merupakan pertandingan iman dan hidup) itu dipaparkan oleh nabi, sebagai berikut: Pada hari puasa itu yang berpuasa itu (1) masih tetap mengurus urusannya; (2) masih mendesak-desak buruhnya; (3) berpuasa sambil berbantah-bantah dan berkelahi; saling memukul dengan tidak semena-mena; (4) bersuara tinggi di tempat tinggi, tapi kosong; (6) menundukkan kepala seperti gelagah (Ibrani: ’agmon = ilalang/rumput yang tingginya dapat mencapai 2 meter, batangnya beruas-ruas, yang sebenarnya berdiri tidak tunduk); (6) membentangkan kain karung dan abu sebagai lapik tidur. Luar biasa, sungguh luar biasa, pelaksanaan puasa umat Israel  ini. Tetapi TUHAN Yahowa bertanya: Sungguh-sungguh inikah berpuasa yang Kukehendaki, dan mengadakan hari merendahkan diri? Sungguh-sungguh itukah yang kausebutkan berpuasa, mengadakan hari yang berkenan pada TUHAN? Ini pertanyaan yang selalu diajukan kepada setiap orang beragama yang berpuasa: Sungguh seperti yang kau lakukan itukah berpuasa yang dikehendaki TUHAN?  Sering jawaban sangat berbeda-beda, dan jawaban-jawaban itu cenderung membenarkan diri dan perbuatan puasa masing-masing. Itulah manusia. Tetapi TUHAN menegaskan, bahwa bukan itu puasa yang dikehendaki TUHAN. Puasa yang dikehendaki TUHAN, sebagai berikut: (1) membuka belenggu-belenggu kelaliman; (2) melepaskan tali-tali kuk; (3) memerdekakan orang yang teraniaya; (4) mematahkan setiap kuk; (5) memecahkan roti milik sendiri dan memberinya kepada orang lapar; (6) membawa ke rumah orang miskin yang tak punya rumah; (7) memberi pakaian kepada orang yang tak punya pakaian (kepada yang telanjang); (8) tidak menyembunyikan diri (= membuka diri) terhadap saudara sendiri. Delapan perbuatan ini merupakan  tambahan perbuatan menahan diri tidak makan dan tidak minum; dan menahan hawa nafsu. Kalau puasa hanya menahan diri tidak makan/minum dan menahan hawa nafsu, tanpa dibarengi 8 perbuatan tersebut; maka puasa itu hanya puasa pura-pura, puasa tanpa makna, puasa yang mempersulit manusia.  Sedangkan puasa unta sangat berguna untuk manusia yang menunggang atau mengiringi unta itu menyeberangi lautan gurun pasir/padanggurun. Puasa umat TUHAN harus lebih bernilai daripada puasa unta. Puasa monyet berguna hanya untuk monyet itu sendiri. TUHAN menginginkan bangso Israel menjadi berkat bagi orang lain atau bagi bangsa-bangsa (Kej.12:1-3), demikian juga puasa yang dijalankan mereka.

3.      Beberapa berkat dan keuntungan yang akan diperoleh umat TUHAN Yahowa, apabila mereka melakukan puasa itu dengan benar, antara alain:
  1. Terangmu akan merekah seperti fajar, terangmu terbit dalam gelap; dan kegelapanmu akan seperti rembang tengah hari;
  2. Lukamu akan pulih dengan segera.
  3. Kebenaran menjadi barisan depanmu;
  4.  Kemuliaan TUHAN Yahowa menjadi barisan belakangmu;
  5. Engkau panggil TUHAN dan TUHAN menjawab; waktu minta tolong, TUHAN bilang: Ini Aku!;
  6. TUHAN akan menuntunmu senantiasa;
  7. TUHAN memuaskan hatimu di tanah yang kering;
  8. TUHAN akan membaharui kekuatanmu;
  9. Engkau menjadi seperti taman yang diairi dengan baik;
  10. Engkau tak pernah mengecewakan;
  11. Engkau dapat membangun reruntuhan yang sudah berabad-abad;
  12. Engkau dapat memperbaiki dasar yang telah diletakkan banyak keturunan;
  13. Engkau “yang memperbaiki tembok yang tembus”;
  14. Engkau “yang membetulkan jalan supaya tempat itu dapat dihuni;
Kalau 14 keberuntungan ini dipahami dengan jelas, maka setiap pengikut Yahowa (Yesus Kristus) akan menjalankan puasa dengan sebaik-baiknya, sesuai dengan yang diinginkan Yahowa.
4.      Satu hal lagi pekerjaan yang akan membawa berkat bagi umat TUHAN Yahowa (Yesus Kristus) adalah pekerjaan menghormati atau menguduskan / merayakan hari Sabbat. Dalam menghormati hari Sabbat (hari ketujuh, perayaan hari istirahat Yahowa setelah selesai mencipta) wajib:
  • Tidak menginjak-injak hukum Sabbat (= menjungjung tinggi dan menuruti semua hukum Sabbat);
  • Tidak melakukan urusan sendiri pada hari kudus TUHAN itu (= harus melakukan urusan TUHAN di hari kudus TUHAN itu);
  • Tidak menjalankan acara diri sendiri di hari Sabbat ( = menjalankan acara TUHAN di hari Sabbat);
  • Tidak berkata omong-kosong di hari Sabbat ( = berkata yang penuh makna bagi hidup rohani dan jasmani di hari Sabbat);
  • Menyebut atau memperlakukan Hari Sabbat sebagai “hari kenikmatan”
  • Menyebut dan memperlakukan hari Sabbat sebagai “hari kudus TUHAN”.
  • Menyebut dan memperlakukan hari Sabbat sebagai “Hari Yang Mulia”.
Tujuh (7) hal yang wajib dilakukan dalam rangka menghormati hari Sabbat, akan membawa berkat sebagai berikut:
(a)    Akan dapat bersenang-senang karena TUHAN;
(b)   Akan dapat melintasi bukit-bukit di bumi dengan kendaraan kemenangan;
(c)    Akan dapat makan dari milik pusaka leluhur, karena diberikan TUHAN.
Jaminan  untuk pasti terjadinya semua yang dijanjikan ini adalah “Karena mulut TUHAN lah yang mengatakannya.
5.      Merenungkan hal-hal yang harus dilakukan dalam berpuasa dan menghormati hari Sabbat:
(1)          Membuka belenggu-belenggu kelaliman
Biasanya yang membuat belenggu-belenggu kelaliman adalah: pemerintah/penguasa yang otoriter dan diktator; para preman; tuan-tuan ataupun orangtua yang kejam; para gembong dan mafia narkoba . Kelaliman = kezaliman. Kelaliman adalah kebengisan, kekejaman, ketidak-adilan; yaitu perbuatan atau penganiayaan (fisik atau psikhis atau rohani) yang tidak mengenal belas kasihan yang dilakukan seseorang terhadap orang lain, atas dasar kesewenang-wenangan pelaku terhadap korban kelaliman itu. Belenggu yang dipasang untuk melakukan seperti itu adalah prinsip dan pemahaman: bahwa orang lain itu adalah orang kelas rendah, yang harus tunduk dan patuh atau dipaksa tunduk/patuh kepada perintah  atau kemauan sipelaku kelaliman, dan kalau melawan, yang melawan itu bisa dianiaya tanpa ada tuntutan. Pemerintah/penguasa menjadi lalim, karena tidak ada demokrasi. Preman menjadi lalim karena tidak ada penegakan hukum yang kuat.Tuan-tuan menjadi lalim, karena buruh/pekerjanya dianggapnya budak. Orangtua menjadi lalim karena anaknya dianggap tak berguna. Gembong dan mafia narkoba menjadi lalim karena merasa jalur peredaran dan penjualan narkoba serta keberuntungan mereka dipandang terganggu. Belenggu-belenggu ini harus diputus, sebagai pengejawantahan aksi puasa. Bangun demokrasi yang kuat. Hapuskan premanisme. Bangun dan laksanakan  supremasi hukum. Tegakkan hak-hak buruh dan pekerja. Musnahkan semua gembong dan mafia narkoba. Itulah beberapa langkah untuk membuka belenggu-belenggu kelaliman.
(2)          Melepaskan tali-tali kuk
Kuk biasanya adalah yang diikatkan ke leher lembu atau kerbau yang diinginkan menarik pedati atau menarik bajak di sawah. Kemudian kata kuk dipakai untuk memaksudkan beban yang ditimpakan kepada orang-orang yang dianggap bawahan, yang harus dipikul dan ditarik agar roda organisasi, roda pemerintahan berjalan. Kuk itu wajib dipikul kalau hasilnya untuk kebaikan bersama dan tidak menyengsarakan /mematikan orang yang memikulnya. Tuhan Yesus pun mengajak pengikutnya memikul kuk yang Dia pikulkan (baca: Mat.11:29). Tetapi kalau kuk yang harus dipikul itu terlalu berat dan bahkan menyengsarakan, maka tali-tali kuk itu harus dilepas, agar kuk itu dapat dilepas dari leher yang memikulnya. Kuk yang terlalu berat sekarang adalah dampak kemerosotan ekonomi dunia bagi Indonesia; dampak/akibat perdagangan narkoba dan penyalah gunaan narkoba. Kuk lainnya adalah keterbelakangan bangsa Indonesia dalam pembangunan dan pendidikan. Kuk hutang luar negeri Indonesia yang harus dipikul setiap warga negara Indonesia. Banyak contoh kuk lainnya. Tali-tali kuk itu harus dilepaskan. Misalnya dengan: Membeli dan menggunakan produk-produk Indonesia. Memperhebat dan memperbanyak ekspor Insonesia dengan kualitas tertinggi dan harga tinggi, untuk menambah devisa negara. Semua penduduk Indonesia sama sekali tidak membeli narkoba atau menggunakan narkoba, serta menjadi anti perdagangan dan penyalahgunaan narkoba.  Semua pejabat dan swastawan Indonesia  benar-benar tidak mau korupsi atau disuap. Semua penduduk Indonesia, agama apapun agamanya, terus giat saling menolong, rukun satu sama lain dan menjauhkan segala bentuk anarkisme, dan terus bersemangat menangkal terorisme. Dll.
(3)          Memerdekakan orang yang teraniaya
Yang teraniaya karena melakukan kejahatan tidak usah dimerdekakan. Tetapi yang teraniaya karena memperjuangkan keadilan, HAM, kelestarian lingkungan, membela hak-hak orang miskin, anak-anak terlantar, para janda terlantar, lalu dipenjarakan, harus dimerdekakan. Kemudian harus diusahakan agar orang-orang yang berjuang untuk hal-hal itu, terjamin keselamatannya, secara hukum dan secara keamanan.
(4)          Mematahkan setiap kuk
Rupanya tidak cukup hanya melepaskan tali-tali kuk, tetapi harus sampai kepada pekerjaan mematahkan kuk agar tidak ada satu kuk pun yang menyengsarakan manusia harus dipikul oleh siapapun. Korupsi harus dihapus; perdagangan manusia harus ditiadakan; hutang luar negeri harus dihapus; penyakit masyarakat ditumpas. Dll.
(5)          Memecahkan roti milik sendiri dan memberinya kepada orang lapar
Meminjamkan uang tanpa bunga merupakan cara memecah roti milik sendiri, dan memberi kepada orang lain. Membagi raskin dengan jujur; membagi Kartu Indonesia Sejahtera, KIP,  tepat sasaran; membayar pajak dengan jujur; membuat lapangan kerja bagi para penganggur; membuat dapur umum dengan makan  tanpa bayar bagi para gelandangan; semua aksi ini merupakan  cara memecahkan roti milik sendiri dan memberinya kepada orang miskin.
(6)          Membawa ke rumah orang miskin yang tak punya rumah
Membangun rumah singgah; memberi tumpangan bagi gelandangan di kamar tertentu di rumah; mendirikan panti bagi anak terlantar atau bagi para jompo terlantar; semuanya merupakan cara untuk membawa ke rumah orang miskin yang tidak punya rumah.
(7)          Memberi pakaian kepada orang yang tak punya pakaian (kepada yang telanjang)
Mengumpulkan pakaian-pakaian bekas yang masih bisa dipakai dan menyerahkannya kepada penghuni pantiasuhan (anak dan jompo) melalui pimpinan panti, juga merupakan cara memberi pakaian kepada orang yang tak punya pakaian. Gereja di Jerman menggerakkan semua anggotanya untuk melakukan aksi “menyerahkan” kain bekas yang masih berguna   sekali dalam setahun. Barang-barang itu dipaking bagus dan diletakkan di depan rumah masing-masing dan diberi label: Untuk diakoni.  Pengurus diakoni mengumpulkan semua barang-barang bekas tersebut. Termasuk juga mobil bekas, tv bekas, lemari bekas yang masih  dapat digunakan “diserahkan” ke diakoni.  Orang miskin juga berhak mengambil barang-barang itu.
(8)          Tidak menyembunyikan diri (= membuka diri) terhadap saudara sendiri.
Menyembunyikan diri terhadap saudara berarti tidak mau peduli sama sekali tentang saudara (atau kerabat). Mungkin karena saudara itu miskin atau dibencii, atau dengan alasan-alasan lainnya. Sikap seperti ini bisa membatalkan puasa yang dijalankan. Mensubsidi saudara yang miskin; menyekolahkan anak saudara yang miskin; mengundang saudara-saudara reuni di rumah sambil makan-makan; bertamasya bersama dengan saudara-saudara; membuat usaha yang memberi profit dengan baik bersama saudara, merupakan sikap membuka diri terhadap saudara.
(9)          Tidak menginjak-injak hukum Sabbat (= menjungjung tinggi dan menuruti semua hukum Sabbat)
Hukum Sabbat sangat banyak, sebagai penjabaran: jangan melakukan pekerjaan pada hari Sabbat. Pekerjaan seharihari dan pekerjaan yang biasa dilakukan tidak dikerjakan pada hari Sabbat. Tetapi pekerjaan istimewa bisa dilakukan, yakni pekerjaan yang mengikuti pekerjaan TUHAN di hari Sabbat. Pekerjaan TUHAN di hari Sabbat adalah pekerjaan “memelihara”, “memperhatikan” dan “menikmati” kesempurnaan ciptaan-Nya. Harus diperhatikan agar pekerjaan menguduskan hari Sabbat tidak menjadi perbuatan menajiskan hari Sabbat itu. Misalnya: Pekerjaan tidak jujur memberitahu/menyampaikan persembahan warga/pengikut Yahowa (Yesus Kristus)  kepada TUHAN atau mengkorupsikan sebagian-sebagian dari persembahan umat (seperti dilakukan Hofni dan Pinehas) merupakan perbuatan menajiskan hari Sabbat. Pada hal hari Sabbat itu harus dikuduskan, dengan melanjutkan pekerjaan TUHAN “mangaramoti” (menjaga dan memelihara” persembahan umat agar sampai ke tangan Yahowa seutuhnya. Karena pekerjaan “memelihara” manusia yang mencintai Yahowa (Yesus Kristus) , maka Tuhan Yesus Kristus sering menyembuhkan orang sakit di Bait Allah atau di luar Bait Allah pada hari Sabbat.
Pengikut Yesus (kecuali anggota GMAHK) merayakan hari Sabbat (yang dibaca sebagai HARI TUHAN) (Minggu) pada hari pertama (Hari Ahad), bukan bermaksud hendak mengurangi pengudusan/penghormatan kepada Hari Sabbat. Justru pemindahan perayaan Hari Sabbat menjadi hari Ahad adalah untuk sungguh-sungguh merayakan hari Sabbat, yakni merayakan pekerjaan-pekerjaan TUHAN dalam rangka menyelamatkan umat manusia. [Hari Sabbat (Hari Ketujuh) diadakan TUHAN adalah dalam rangka keselamatan umat manusia. Hari Ahad menjadi hari kebangkitan Kristus, dan hari Pencurahan Roh Kudus adalah dalam rangka keselamatan umat manusia. Maka agar tiga peristiwa ini dapat dirayakan sekali gus, maka ketiga-tiganya dirayakan pada hari Ahad, yang disebut sebagai Hari TUHAN (Minggu). Soal tidak bekerja di hari Sabtu (hari ketujuh) itu bisa dilakukan, tetapi yang paling sering dilakukan sekarang adalah pekerjaan-pekerjaan yang dapat dikerjakan di hari Ketujuh dalam rangka mengikut jejak Yahowa yang dalam istirahat-Nya juga bekerja untuk keselamatan manusia (ciptaan-Nya).]
(10)      Tidak melakukan urusan sendiri pada hari kudus TUHAN itu (= harus melakukan urusan TUHAN di hari kudus TUHAN itu)
Bisnis (urusan) manusia di Bait Allah tampak dalam bisnis para pedagang sekitar Bait Yahowa Allah di Yerusalem sewaktu Yesus masih ada di bumi. Mengadakan lelang di rumah ibadah (di perayaan hari Sabbat/Hari TUHAN) untuk mengumpulkan biaya hidup pendeta adalah merupakan urusan sendiri. Tetapi mengadakan lelang atau pengumpulan dana untuk pembangunan/perbaikan rumah ibadah, adalah mengerjakan “urusan TUHAN”. Persekutuan merayakan hari Sabbat/Hari TUHAN tidak boleh dibisniskan oleh manusia, tetapi harus dikerjakan  sebagai bisnis TUHAN. Oleh karena itu kekudusan hari Sabbat (Hari TUHAN) terjaga dan terpelihara. Karena “semua urusan untuk dan demi TUHAN.”
(11)      Tidak menjalankan acara diri sendiri di hari Sabbat ( = menjalankan acara TUHAN di hari Sabbat)
Setiap perayaan/pengudusan/penghormatan kepada Sabbat (entah itu dilakukan di hari ketujuh atau di hari Ahad/pertama), pasti ada acaranya. Kalau Ibadah ada acaranya. Kalau pesta ada acaranya. Harus dijaga dan diperhatikan, agar acara-acara itu tidak hanya menjadi  acara manusia semata-mata, tetapi harus merupakan acara TUHAN. Ibadah adalah acara TUHAN: TUHAN menerima atau menyambut kedatangan manusia; mengampuni dosa manusia; memberikan firman-Nya kepada manusia; dan memberikan berkat-Nya bagi manusia yang merayakan Sabbat tersebut. Acara  pesta di perayaan hari Sabbat, juga harus merupakan acara TUHAN: kalau ada acara makan bersama, TUHAN lah yang menjamu dan memberi mereka makan; Kalau ada pengumpulan dana, TUHAN sendiri lah yang meminta kepada pengikut-Nya dana untuk dikumpulkan. Kalau ada acara menari, TUHAN sendiri yang menari dan menjadi tuan rumah bagi umat yang menari. Dengan demikian, umat akan penuh dengan sukacita.
(12)      Tidak berkata omong-kosong di hari Sabbat ( = berkata yang penuh makna bagi hidup rohani dan jasmani di hari Sabbat)
Di hari perayaan hari Sabbat, yang paling perlu dihindari adalah berkata yang omong kosong. Tidak boleh ada itu di dalam perayaan hari Sabbat. Semua kata  dan ucapan yang dikatakan dalam ibadah oleh umat dan oleh imam/pendeta sebagai wakil TUHAN tidak boleh omong kosong, tetapi harus benar-benar yang bermakna, berisi dan (bisa) benar-benar terjadi atau realita.  Sempat ada omong kosong, maka ibadah itu akan menjadi arena dusta, dan itulah dosa paling besar. TUHAN Yahowa tidak pernah berkata omong kosong. Manusia/pengikuit Yahowa pun harus begitu: Harus selalu berkata benar dan bermakna.  Khotbah pun jangan sampai omong kosong. Doa pun demikian.
(13)      Menyebut atau memperlakukan Hari Sabbat sebagai “hari kenikmatan”’
Siapa memandang  penghormatan atau pengudusan/perayaan hari Sabbat (di hari ketujuh atau di hari pertama) merupakan kerugian, beban, atau kesialan, maka dia akan merasa rugi dan sial sepanjang hidupnya. Perayaan/penghormatan kepada hari Sabbat adalah kesempatan untuk mencicipi nikmat Yahowa Allah. Betapa nikmatnya bersama Yahowa Allah atau berada di rumah Yahowa Allah, apalagi dalam perayaan hari Sabbat. Benar yang dikatakan pemazmur: “Sebab lebih baik satu hari di pelataran-Mu dari pada seribu hari di tempat lain; lebih baik berdiri di ambang pintu rumah Allahku dari pada diam di kemah-kemah orang fasik” (Mzm.84:11).  Undangan TUHAN ke Perjamuan Kudus-Nya yang dirayakan dalam penghormatan kepada hari Sabbat, mengatakan: “Sekarang marilah! Semuanya telah tersedia. Lihat dan nikmatilah pemberian Allah!” Perayaan/Penghormatan Hari Sabbat adalah Hari kenikmatan. Berbahagialah manusia yang berhasil menikmati berkat, pemberian, kasih karunia, pengampunan dosa, firman kehidupan yang dari Yahowa Allah di perayaan Sabbat (entah itu dilakukan di hari ketujuh atau di hari pertama setiap minggu).
(14)      Menyebut dan memperlakukan hari Sabbat sebagai “hari kudus TUHAN”
Hari perayaan dan penghormatan hari Sabbat (di hari ketujuh atau di hari pertama)  adalah hari yang dikuduskan (dikhususkan) untuk TUHAN. Semuanya di hari itu dikuduskan/dikhususkan untuk TUHAN dan oleh TUHAN, tidak cukup hanya disucikan untuk TUHAN. Perayaan Sabbat adalah  hari kudus TUHAN. Maka segala sesuatu yang dikerjakan di hari itu, baik oleh manusia maupun oleh TUHAN, harus kudus/khusus untuk TUHAN.  Waktu untuk TUHAN, Pikiran untuk TUHAN. Suara untuk TUHAN. Harta untuk TUHAN. Sound system untuk TUHAN. Persembahan  untuk TUHAN. Penyembahan untuk TUHAN. Yang menyembah untuk TUHAN. Segalanya yang digunakan hari itu untuk TUHAN.
(15)      Menyebut dan memperlakukan hari Sabbat sebagai “Hari Yang Mulia”
Semua yang terlibat dalam perayaan/penghormatan Hari Sabbat adalah oknum-oknum yang mulia, baik Yahowa Allah, maupun semua manusia yang merayakannya. Sehina-hina apapun manusia dalam statusnya di kalangan umat manusia, dia mendapat status yang mulia, apabila dia ikut merayakan atau menghormati Hari Sabbat. Perayaan Hari Sabbat adalah Hari Yang Mulia, dan TUHAN Yang Mulia memuliakan semua manusia yang datang bersama DIA untuk merayakan hari Sabbat tersebut. Perayaan Hari Sabbat adalah Hari Yang Mulia; semua yang dilakukan di sana adalah pekerjaan-pekerjaan mulia; pikiran-pikiran dan pendapat-pendapat yang dilontarkan pun adalah pikiran dan pendapat yang mulia; hasil-hasil yang diproduk pun adalah hasil-hasil yang mulia. Tujuan perayaan Hari Sabbat adalah “memberikan kemuliaan bagi manusia/ciptaan TUHAN dan bagi TUHAN”.  Makanya yang selalu rajin merayakan Hari Sabbat janganlah melakukan hal-hal dan pekerjaan-pekerjaan hina, melainkan yang mulia. Kalau ada yang rajin merayakan hari Sabbat, melakukan teror, itu berarti dia tidak melakukan yang mulia, melainkan yang sangat hina. 
6.      Ada tujuhbelas keberuntungan dan berkat dari melakukan  puasa yang benar dan menghormati Hari Sabbat dengan baik:
(1)   Terangmu akan merekah seperti fajar, terangmu terbit dalam gelap; dan kegelapanmu akan seperti rembang tengah hari.
Situasi dan keadaan yang terang benderang, akan sangat membantu untuk kemajuan-kemajuan hidup manusia, untuk berkarya dan beragama (berkerohanian). TUHAN  dalam memulai penciptaan membutuhkan terang. Tanpa terang itu sulit membayangkan hasil karya penciptaan itu baik dan sungguh “sangat baik”. Terang fajar itu sangat lembut dan tidak menyengat. Dalam terang fajar itulah burung-burung bernyanyi merdu, para hewan menggeliat memulai pergerakannya dan manusia dengan sukacita memulai pekerjaannya sebagai “wali” yang disuruh mengusahakan dan memelihara taman di Eden, dan bumi ini. Kalau kegelapan menjadi rembang tengah hari, berarti sumber terang itu tidak berpindah dari kehidupan manusia yang melakukan puasa yang benar dan menghormati Hari Sabbat dengan baik. Itulah kehidupan terindah, kalau segala sesuatunya “terang”. Di zaman sekarang kemanusiaan setiap manusia itupun harus terang: apakah dia laki-laki, apakah dia perempuan; apakah dia lesbian, apakah dia gay; apakah dia waria (bisex); apakah dia transgender, harus terang. Hal-hal ini harus terang, sehingga tidak ada manusia yang jatuh ke dalam dosa. Apabila semua terang, setiap jenis manusia ini dapat menjalankan hidupnya sesuai dengan “nature” (alam) masing-masing, dan tidak melanggar nature (alam)nya itu; tidak ada di antara mereka menjadi pura-pura laki-laki atau pura-pura perempuan; dan tidak ada yang kawin sejenis karena yang sejenis tidak mampu kawin.
(2)   Lukamu akan pulih dengan segera
Luka yang diderita umat Israel adalah luka karena mereka dihukum oleh TUHAN atas pelanggaran-pelanggaran yang mereka lakukan. Luka pertama adalah hukuman di Padang gurun Sinai. Luka kedua lenyapnya kerajaan Samaria dan Yehuda; dan luka ketiga adalah pembuangan bangsa Yehuda ke Babel dan penghancuran Bait Yahowa Allah. Semua luka ini akan segera sembuh, dan keberadaaan Israel menjadi pulih kembali apabila mereka melakukan puasa yang benar dan menghormati hari Sabbat sesuai dengan hukum Sabbat. Kejayaan bangsa Israel seperti di zaman Daud akan dipulihkan kembali oleh TUHAN, apabila mereka betul-betul melakukan dua ibadah ini dengan semestinya, seperti diinginkan oleh TUHAN.
(3)   Kebenaran menjadi barisan depanmu
Kebenaran terjadi pabila suatu negara menjadi recht staat (negara hukum). Kebenaran bisa menjadi barisan depan umat TUHAN, apabila di tengah-tengah mereka benar-benar supremasi hukum itu dijunjung tinggi dan menjadi kenyataan. Apabila kebenaran ilahi juga di depan suatu bangsa, maka bangsa itu akan bergerak menuju kedamaian, keadilan, kemakmuran dan damai-sejahtera yang tiada taranya.
(4)   Kemuliaan TUHAN Yahowa menjadi barisan belakangmu
Kemuliaan TUHAN Yahowa dikumandangkan oleh seluruh ciptaan-Nya, setelah semuanya selesai diciptakan.  Apabila kemuliaan Yahowa menjadi barisan belakang suatu umat TUHAN berarti umat itu tetap setia kepada TUHAN Yahowa dan menjalankan tanggungjawab kemanusiaan mereka dengan sebaik-baiknya.
(5)   Engkau panggil TUHAN dan TUHAN menjawab; waktu minta tolong, TUHAN bilang: Ini Aku!
Yang paling indah dalam kehidupan beriman, adalah apabila doa-doa orang beriman itu dijawab oleh TUHAN Yahowa. Carilah TUHAN, maka kamu akan hidup!, kata Amos. Serukan nama TUHAN, jumpa kau mengalami kesulitan!, demikian anjuran hamba TUHAN. TUHAN yang mengatakan “Ini Aku!” kepada umat-Nya, adalah benar-benar TUHAN yang presentis, yang maha hadir menyertai orang-orang-Nya dan yang selalu rela mendampingi (accompany) pengikut-Nya. Hal yang sangat indah ini selalu dapat dialami dengan dan dari Tuhan Yesus Kristus.
(6)   TUHAN akan menuntunmu senantiasa
Pendampingan oleh TUHAN adalah cara TUHAN menuntun pengikut-Nya ke/di jalan yang benar, ke mata air yang jernih dan segar, ke padang rumput hijau. Para pengikut Yesus dituntun bukan hanya dalam hidup di dunia, melainkan juga hingga masuk ke sorga dan mengalami hidup sorgawi.
(7)   TUHAN memuaskan hatimu di tanah yang kering
Berada di tanah yang kering membuat manusia haus dan haus dan kekeringan. Tetapi bersama TUHAN di hari puasa dan di hari perayaan hari Sabbat, memberi kepuasan hati atau kepuasan jiwa. Sebab Firman yang disampaikan Yahowa (Yesus) adalah air kehidupan bagi pengikutnya, dan roti kehidupan juga. Siapa kenyang dan puas dengan Firman TUHAN, dialah yang paling bahagia di dunia dan di sorga.
(8)   TUHAN akan membaharui kekuatanmu
Burungrajawali kembali kuat terbang setelah bulu-bulu sayapnya sempurna. Pengikut Yahowa (Yesus) melebihi lagi dari burung rajawali. Dengan memakan roti sorga (manna), orang Israel kembali kuat berjalan di padang gurun menuju tanah Perjanjian. Kekuatan para pengikut Yahowa dalam Yesus Kristus selalu diperbaharui apabila mereka menerima Perjamuan Kudus dari TUHAN, di mana mereka memakan tubuh Kristus dan meminum darah Kristus. Makan ini lebih dari pada minum “krating daeng” atau “hemaviton” yang sering dianggap orang sebagai penyegar kekuatan. Kekuatan baru yang diterima dari TUHAN sangat berkhasiat untuk mengalahkan segala pasukan Iblis  dan Iblis sendiri walau sekuat apapun itu.
(9)   Engkau menjadi seperti taman yang diairi dengan baik
Taman yang paling indah diairi adalah Taman yang ada di Eden, ke mana Adam dan Hawa ditempatkan oleh Yahowa Allah. Taman tanpa air adalah padang pasir yang hanya ditumbuhi  oleh tanaman berduri dan onak dan bunga kaktus. Di taman yang diairi dengan baik akan tumbuh subur tanaman yang enak dimakan, cantik dilihat, dan tanaman yang sangat menyenangkan para pengunjungnya. Hidup para pengikut Yahowa (Yesus) adalah seperti taman yang diairi dengan baik tersebut. Orang akan mengalami kesejukan jasmani dan kesejukan rohani, kedamaian dan keindahan hidup, apabila bersama pengikut Yesus.
(10) Engkau tak pernah mengecewakan
Hamba yang setia mengerjakan tugasnya, tidak akan mengecewakan tuannya, kata Tuhan Yesus. Para pengikut Yesus tidak mengecewakan, apabila setiap dari mereka mampu berkarya menghasilkan hal-hal yang berguna dan berharga bagi kemanusiaan. Pekerjaan-pekerjaan para pengikut Yesus selalu selesai dengan baik dan selalu yang terbaik. Begitulah, makanya tidak mengecewakan. Seorang Bapa kecewa terhadap anaknya, yang sewaktu disuruh pergi ke ladang, mengatakan “ya bapak, saya pergi!, tetapi tidak pergi. Tuhan Yesus sudah menyuruh para pengikut-Nya agar pergi ke seluruh dunia menjadikan semua bangsa menjadi murid Yesus dan mengajar mereka melakukan apa yang dikehendaki oleh Yesus Kristus. Apabila tugas ini tidak dilaksanakan, maka Yesus akan kecewa. Maka setiap pengikut Yesus tidak boleh lupa akan tugas ini, dan harus melakukannya dengan sukses, sehingga mereka tidak mengecewakan.
(11) Engkau dapat membangun reruntuhan yang sudah berabad-abad
Lihatlah apa yang terjadi di dunia. Para pengikut Yesus yang berhasil mengadakan penggalian-penggalian harta-harta dan bangunan-bangunan zaman kuno, dan kemudian memulihkan reruntuhan itu kembali, agar manusia dapat mempelajari hal-hal yang baik dari itu. Yerusalem yang diruntuhkan oleh tentara Nebukadnezar akan dapat dibangun kembali, apabila Israel/Yahudi benar-benar melakukan puasa yang benar dan merayakan Sabbat dengan baik. Itu sudah menjadi kenyataan di zaman Ezra,  Zerubabel dan Nehemia.
(12) Engkau dapat memperbaiki dasar yang telah diletakkan banyak keturunan
Tembok Yerusalem selalu diperluas. Sehingga dasar yang sudah ada dulu dibuat, diperbaiki dengan fundasi yang baru. Yahowa telah memberikan dasar yang kuat (yaitu Taurat Musa) untuk pembangunan iman dan hidup umat Yahowa. Tetapi Yesus memperbaiki dasar itu sehingga semakin kuat (yakni dengan hukum kasih: mengasihi sesama, mengasihi musuh dan mengasihi TUHAN).
(13) Engkau “yang memperbaiki tembok yang tembus”
Tembok -tembok kota Yerusalem runtuh dan yang tersisa sudah berlobang-lobang. Membangun tembok baru lebih mudah tekniknya daripada menutup/memperbaiki tembok yang tembus, agar yang diperbaiki itu sedikitnya sama kuatnya kembali seperti bagian tembok yang lama. Tetapi pengikut Yahowa yang berpuasa dengan baik dan merayakan Sabbat dengan benar, akan mampu memperbaiki tembok yang tembus. Juga kalau ada lobang menganga juga dalam pergaulan antar bangsa, karena perang; atau lobang menganga dalam pergaulan keluarga, maka para pengikut Yahowa yang berpuasa dengan tepat dan merayakan Sabbat dengan betul, adalah ahlinya untuk menutup lobang yang merupakan tembok yang tembus itu.
(14) Engkau “yang membetulkan jalan supaya tempat itu dapat dihuni”
Rumah yang dibangun di satu tempat dan tidak ada jalan ke sana, pasti tidak akan dihuni oleh siapapun. Jalan ke rumah itu harus dibangun. Dan kalau ada jalan yang salah dibangun, pengikut Yahowa yang menjadi ahlinya untuk membetulkan jalan itu. Penghuni sorga pun akan tidak ada kalau jalan ke sana tidak ada atau tidak “mulus”. Yesus telah membangun jalan ke rumah yang ada di sorga. Para pengikut Yesus akan bekerja untuk memelihara kemulusan jalan ke sorga yang dibangun oleh Tuhan Yesus tersebut. Dengan demikian penghuni sorga akan berjubel sebanyak mungkin. Dan Yesus mengatakan: Banyak tempat di rumah Bapa-Ku! Dari itu ada jaminan, bahwa tidak seorang pun tertolak, apabila dia merindukan rumah di sorga dan menjadi penghuninya.
(15) Akan dapat bersenang-senang karena TUHAN
Rumah TUHAN di hari perayaan Sabbat adalah tempat bersenang-senang karean TUHAN dan bersama TUHAN. Di sana tidak akan ada orang yang kelaparan secara jasmani maupun secara rohani. Nyanyian-nyanyian yang dikumandangkan adalah ekpresi daripada keadaan bersenang-senang tersebut. Lebih enak bersenang-senang karena dan bersama TUHAN, daripada bersenang-senang karena dan bersama Iblis, atau karena narkoba. Bersenang-senang karena TUHAN itulah hidup yang paling indah dan paling bahagia.
(16) Akan dapat melintasi bukit-bukit di bumi dengan kendaraan kemenangan
Dengan merayakan Sabbat dengan benar/baik, umat TUHAN dapat terbang tinggi, ibarat rajawali, dan melintasi bukit-bukit. Mereka mengatasi semua yang dianggap “penghuni” bukit-bukit, yang sering disembah kaumpelbegu. Kendaraan pengikut Yahowa adalah kemenangan. Kemenangan melawan kekafiran, penyembahan berhala, hawa nafsu, keserakahan, dan kejahatan. Kemenangan meraih citra yang agung, meraih kehidupan yang sebenarnya, meraih pengampunan dosa, meraih berkat yang melimpah, meraih seluruh dunia menjadi penyembah Yahowa.
(17) Akan dapat makan dari milik pusaka leluhur, karena diberikan TUHAN.
Dapat memakan hasil kerja yang dilakukan di bona pasogit harus menjadi dampak kesetiaan merayakan hari Sabbat dengan benar dan baik. Bona pasogit harus dibangun. Sekarang di daerah sekitar Danau Toba digalakkan pembangunan pariwisata, baik dari sudut fasilitas, mentalitas rakyat, dan kapasitas (kemampuan). Sekarang harus diusahakan agar rakyat di bona pasogit itu benar-benar dapat merayakan hari Sabbat walaupun hiruk pikuk pariwisata menderuderu. Mereka harus dijaga agar tidak menjadi masyarakat pinggiran di bona pasogitnya dan orang yang tidak ikut menikmati hasil pariwisata yang maju di daerahnya. Mereka harus dijadikan menjadi pemain utama dalam mengolah pariwisata itu, dan penikmat pertama dari hasil milik pusaka leluhur itu.
Jadi, yang perlu dikerjakan sekarang adalah: raihlah kemenangan, kejayaan dan kebahagiaan sorgawi selagi masih di bumi. Amin.

Pematangsiantar, 3 Agustus 2016.Langsung Maruli Basa Sitorus (Pdt. LaMBaS).