MINGGU XIII SETELAH TRINITAS TGL. 21 AGUSTUS 2016, EVANGELIUM: JESAYA 58:9-14
YESAYA
58:9 Pada waktu
itulah engkau akan memanggil dan TUHAN akan menjawab, engkau akan berteriak
minta tolong dan Ia akan berkata: Ini Aku! Apabila engkau tidak lagi mengenakan
kuk kepada sesamamu dan tidak lagi menunjuk-nunjuk orang dengan jari dan
memfitnah,
58:10 apabila
engkau menyerahkan kepada orang lapar apa yang kauinginkan sendiri dan
memuaskan hati orang yang tertindas maka terangmu akan terbit dalam gelap dan
kegelapanmu akan seperti rembang tengah hari.
58:11 TUHAN akan
menuntun engkau senantiasa dan akan memuaskan hatimu di tanah yang kering, dan
akan membaharui kekuatanmu; engkau akan seperti taman yang diairi dengan baik
dan seperti mata air yang tidak pernah mengecewakan.
58:12 Engkau akan
membangun reruntuhan yang sudah berabad-abad, dan akan memperbaiki dasar yang
diletakkan oleh banyak keturunan. Engkau akan disebutkan "yang memperbaiki
tembok yang tembus", "yang membetulkan jalan supaya tempat itu dapat
dihuni".
58:13 Apabila
engkau tidak menginjak-injak hukum Sabat dan tidak melakukan urusanmu pada hari
kudus-Ku; apabila engkau menyebutkan hari Sabat "hari kenikmatan",
dan hari kudus TUHAN "hari yang mulia"; apabila engkau menghormatinya
dengan tidak menjalankan segala acaramu dan dengan tidak mengurus urusanmu atau
berkata omong kosong,
58:14 maka engkau
akan bersenang-senang karena TUHAN, dan Aku akan membuat engkau melintasi
puncak bukit-bukit di bumi dengan kendaraan kemenangan; Aku akan memberi makan
engkau dari milik pusaka Yakub, bapa leluhurmu, sebab mulut TUHANlah yang
mengatakannya.
MERAIH
KEMENANGAN, KEJAYAAN DAN KEBAHAGIAAN
1. Seluruh
penduduk Indonesia, tidak terkecuali menganut agama apapun, patut bersenang hati kalau setiap
kali ada mengingatkan dan menganjurkan agar berusaha meraih kemenangan. “Mari
meraih kemenangan!”, itu lah yang selalu dianjurkan saudara-saudara sebangsa
setiap kali mereka diajak melakukan ibadah mereka. Tentu saja, para pengikut
Yesus pun turut diajak meraih kemenangan, bahkan kejayaan dan kebahagiaan.
Tentu saja mereka berusaha meraih kemenangan berdasarkan ajaran agama mereka, dan
umat Kristen berusaha meraih kemenangan berdasarkan dan melalui ajaran dan
jalan yang ditunjukkan oleh Tuhan Yesus Kristus. Dengan demikian, para penganut
agama yang berbagai macam itu, menjadi ibarat atelit atau olahragawan yang
sedang bertanding untuk meraih kemenangan (bd. 2Tim.2:5). Tetapi ada bedanya. Dalam
pertandingan atelit dalam satu olahraga, pemenangnya hanya satu juara satu,
selainnya runner up dan juara tiga dan juara urutan lainnya. Dalam pertandingan
meraih kemenangan dalam hidup ini menurut agama yang dianut masing-masing, yang
sungguh-sungguh bertanding pasti
semuanya menang dan menjadi juara satu. Masing-masing mendapat bagian atau hadiah
yang membahagiakan. Namun satu hal yang diperhatikan dalam pertandingan
olahraga, dan yang dipegang teguh adalah: para olahragawan bertanding sportif,
penuh disiplin, tidak ada yang bermaksud saling menyakiti; dan kalau terlanjur ada
yang salah, yang salah itu bersedia dihukum atau didisiplin. Demikian juga
sebaiknya para petanding dalam kehidupan beragama, yang semua-semuanya
diserukan agar meraih kemenangan. Dalam pertandingan meraih kemenangan, para
penganut agama bertanding melawan pasukan atau kontingen-kontingen si Iblis,
bukan para penganut agama lainnya.
2. Berpuasa
adalah kesempatan untuk bertanding melawan pasukan Iblis untuk merebut
kemenangan. Lihatlah pengalaman Tuhan Yesus Kristus, yang berpuasa 40 hari-40
malam. Dia berpuasa bukan hanya tidak makan – tidak minum, melainkan juga
melawan segala nafsu godaan Iblis. Tiga kali Jesus dicobai oleh Iblis, tetapi
akhirnya Dia menang dalam pertandingan itu, dengan tiga jawaban yang sangat
menolong manusia beragama sampai sekarang, kalau manusia ingin menang dalam
pertandingan meraih kemenangan itu: (1) Manusia hidup bukan dari roti saja,
tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah. (2) Janganlah engkau
mencobai Tuhan, Allahmu! (3) “Enyahlah, Iblis!” “Engkau harus menyembah Tuhan,
Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!” Tiga ucapan ini menjadi
kalimat sakti bagi setiap orang yang berjuang meraih kemenangan. Nasihat nabi
penulis kitab trito Yesaya dalam perikop Yes. 58:9-14 berlatarbelakang koreksi nabi terhadap pelaksanaan puasa,
sehingga puasa itu merupakan pertandingan meraih kemenangan dan berkat bagi
yang melaksanakannya. Di waktu itu ada berbagai pelaksanaan puasa yang telah
menyimpang dari yang diharapkan Tuhan, seingga puasa umat Tuhan itu tidak
membawa berkat bagi umat Tuhan dan bangsa-bangsa lain. Ada yang disebut mereka
“puasa unta”, suatu binatang yang sangat mereka kenal. Unta itu bisa berpuasa
tidak makan dan tidak minum berhari-hari dalam perjalanan di padang gurun,
setelah unta itu mengisi sepenuh mungkin perutnya dan kantongan air yang ada
dalam dirinya, dan itu digunakan sepanjang hari-hari tidak makan dan tidak
minum. Setelah tiba di oase berikut, kembali perut dan kantongan air itu di isi
kembali. Lalu puasa lagi, karena memang dalam perjalanan di padang gurun tidak
ada air dan tidak ada makanan. Kira-kira demikian juga yang disebut puasa
monyet, tetapi monyet mampu puasa hanya selama belum habis persediaan makanan
yang disimpan di kantongan makanan yang ada di lehernya. Puasa seperti itu
hanya puasa ganti jam makan. Dampak puasa-puasa sedemikian membuat harga-harga
makanan unta melambung tinggi di tempat stasiun unta, karena sangat banyak
permintaan, dan persediaan sedikit. Kalau semua orang berpuasa melakukan puasa
seperti dilakukan Tuhan Jesus Kristus (tidak makan dan tidak minum), maka
selama 40 hari-40 malam, harga-harga makanan pasti merosot ke titik terendah,
karena tidak ada orang yang membeli. Puasa dilakukan oleh kaum Israel yang
telah kembali dari pembuangan Babel dan mereka sedang giat membangun keagamaan
dan tanah air mereka serta mengkonsolidasi status mereka sebagai salah satu
kabupaten otonom di negara Persia, dilatarbelakangi oleh kesungguhan beragama
yang sangat luar biasa. “Memang setiap hari mereka mencari Aku dan suka untuk
mengenal segala jalan-Ku. Seperti bangsa yang melakukan yang benar dan yang
tidak meninggalkan hukum Allahnya mereka menanyakan Aku tentang hukum-hukum
yang benar, mereka suka mendekat menghadap Allah” (Yes.58:2). Mereka melakukan
puasa, tetapi puasa mereka tidak menjadi berkat bagi bangsa Israel. Dengan
puasa mereka, mereka gagal meraih kemenangan (karena: Jahowa tidak
memperhatikan dan mengindahkan mereka). Mereka menjadi bertanya-tanya: Mengapa?
Kalau masih ada keinginan bertanya-tanya tentang hidup keagamaan yang sedang dilakukan
oleh penganut agama itu sendiri, itu merupakan kemajuan beragama yang baik. Self-critic (mengkritik sendiri) hal
hidup beragama yang sedang dilakukan dirinya, lebih baik dari pada orang lain
yang mengkritik. Itu merupakan reformasi positif, tetapi harus dijaga agar
reformasi seperti itu tidak menjadi sumber kekacauan, seperti dampak reformasi
yang dipelopori Pastor Dr Martin Luther.
Penyimpangan-penyimpangan
dalam berpuasa (yang merupakan pertandingan iman dan hidup) itu dipaparkan oleh
nabi, sebagai berikut: Pada hari puasa itu yang berpuasa itu (1) masih tetap
mengurus urusannya; (2) masih mendesak-desak buruhnya; (3) berpuasa sambil
berbantah-bantah dan berkelahi; saling memukul dengan tidak semena-mena; (4)
bersuara tinggi di tempat tinggi, tapi kosong; (6) menundukkan kepala seperti
gelagah (Ibrani: ’agmon = ilalang/rumput yang tingginya dapat mencapai 2 meter,
batangnya beruas-ruas, yang sebenarnya berdiri tidak tunduk); (6) membentangkan
kain karung dan abu sebagai lapik tidur. Luar biasa, sungguh luar biasa,
pelaksanaan puasa umat Israel ini. Tetapi
TUHAN Yahowa bertanya: Sungguh-sungguh inikah berpuasa yang Kukehendaki, dan
mengadakan hari merendahkan diri? Sungguh-sungguh itukah yang kausebutkan
berpuasa, mengadakan hari yang berkenan pada TUHAN? Ini pertanyaan yang selalu
diajukan kepada setiap orang beragama yang berpuasa: Sungguh seperti yang kau
lakukan itukah berpuasa yang dikehendaki TUHAN?
Sering jawaban sangat berbeda-beda, dan jawaban-jawaban itu cenderung
membenarkan diri dan perbuatan puasa masing-masing. Itulah manusia. Tetapi
TUHAN menegaskan, bahwa bukan itu puasa yang dikehendaki TUHAN. Puasa yang
dikehendaki TUHAN, sebagai berikut: (1) membuka belenggu-belenggu kelaliman;
(2) melepaskan tali-tali kuk; (3) memerdekakan orang yang teraniaya; (4)
mematahkan setiap kuk; (5) memecahkan roti milik sendiri dan memberinya kepada
orang lapar; (6) membawa ke rumah orang miskin yang tak punya rumah; (7)
memberi pakaian kepada orang yang tak punya pakaian (kepada yang telanjang);
(8) tidak menyembunyikan diri (= membuka diri) terhadap saudara sendiri.
Delapan perbuatan ini merupakan tambahan
perbuatan menahan diri tidak makan dan tidak minum; dan menahan hawa nafsu.
Kalau puasa hanya menahan diri tidak makan/minum dan menahan hawa nafsu, tanpa
dibarengi 8 perbuatan tersebut; maka puasa itu hanya puasa pura-pura, puasa
tanpa makna, puasa yang mempersulit manusia.
Sedangkan puasa unta sangat berguna untuk manusia yang menunggang atau
mengiringi unta itu menyeberangi lautan gurun pasir/padanggurun. Puasa umat
TUHAN harus lebih bernilai daripada puasa unta. Puasa monyet berguna hanya
untuk monyet itu sendiri. TUHAN menginginkan bangso Israel menjadi berkat bagi
orang lain atau bagi bangsa-bangsa (Kej.12:1-3), demikian juga puasa yang
dijalankan mereka.
3. Beberapa
berkat dan keuntungan yang akan diperoleh umat TUHAN Yahowa, apabila mereka
melakukan puasa itu dengan benar, antara alain:
- Terangmu akan merekah seperti fajar, terangmu terbit dalam gelap; dan kegelapanmu akan seperti rembang tengah hari;
- Lukamu akan pulih dengan segera.
- Kebenaran menjadi barisan depanmu;
- Kemuliaan TUHAN Yahowa menjadi barisan belakangmu;
- Engkau panggil TUHAN dan TUHAN menjawab; waktu minta tolong, TUHAN bilang: Ini Aku!;
- TUHAN akan menuntunmu senantiasa;
- TUHAN memuaskan hatimu di tanah yang kering;
- TUHAN akan membaharui kekuatanmu;
- Engkau menjadi seperti taman yang diairi dengan baik;
- Engkau tak pernah mengecewakan;
- Engkau dapat membangun reruntuhan yang sudah berabad-abad;
- Engkau dapat memperbaiki dasar yang telah diletakkan banyak keturunan;
- Engkau “yang memperbaiki tembok yang tembus”;
- Engkau “yang membetulkan jalan supaya tempat itu dapat dihuni;
Kalau 14
keberuntungan ini dipahami dengan jelas, maka setiap pengikut Yahowa (Yesus
Kristus) akan menjalankan puasa dengan sebaik-baiknya, sesuai dengan yang
diinginkan Yahowa.
4. Satu
hal lagi pekerjaan yang akan membawa berkat bagi umat TUHAN Yahowa (Yesus
Kristus) adalah pekerjaan menghormati atau menguduskan / merayakan hari Sabbat.
Dalam menghormati hari Sabbat (hari ketujuh, perayaan hari istirahat Yahowa
setelah selesai mencipta) wajib:
- Tidak menginjak-injak hukum Sabbat (= menjungjung tinggi dan menuruti semua hukum Sabbat);
- Tidak melakukan urusan sendiri pada hari kudus TUHAN itu (= harus melakukan urusan TUHAN di hari kudus TUHAN itu);
- Tidak menjalankan acara diri sendiri di hari Sabbat ( = menjalankan acara TUHAN di hari Sabbat);
- Tidak berkata omong-kosong di hari Sabbat ( = berkata yang penuh makna bagi hidup rohani dan jasmani di hari Sabbat);
- Menyebut atau memperlakukan Hari Sabbat sebagai “hari kenikmatan”
- Menyebut dan memperlakukan hari Sabbat sebagai “hari kudus TUHAN”.
- Menyebut dan memperlakukan hari Sabbat sebagai “Hari Yang Mulia”.
Tujuh (7) hal
yang wajib dilakukan dalam rangka menghormati hari Sabbat, akan membawa berkat
sebagai berikut:
(a) Akan
dapat bersenang-senang karena TUHAN;
(b) Akan
dapat melintasi bukit-bukit di bumi dengan kendaraan
kemenangan;
(c) Akan
dapat makan dari milik pusaka leluhur, karena diberikan TUHAN.
Jaminan untuk pasti terjadinya semua yang dijanjikan
ini adalah “Karena mulut TUHAN lah yang mengatakannya.
5. Merenungkan
hal-hal yang harus dilakukan dalam berpuasa dan menghormati hari Sabbat:
(1)
Membuka belenggu-belenggu kelaliman
Biasanya yang membuat
belenggu-belenggu kelaliman adalah: pemerintah/penguasa yang otoriter dan
diktator; para preman; tuan-tuan ataupun orangtua yang kejam; para gembong dan
mafia narkoba . Kelaliman = kezaliman. Kelaliman adalah kebengisan, kekejaman,
ketidak-adilan; yaitu perbuatan atau penganiayaan (fisik atau psikhis atau
rohani) yang tidak mengenal belas kasihan yang dilakukan seseorang terhadap
orang lain, atas dasar kesewenang-wenangan pelaku terhadap korban kelaliman
itu. Belenggu yang dipasang untuk melakukan seperti itu adalah prinsip dan
pemahaman: bahwa orang lain itu adalah orang kelas rendah, yang harus tunduk
dan patuh atau dipaksa tunduk/patuh kepada perintah atau kemauan sipelaku kelaliman, dan kalau
melawan, yang melawan itu bisa dianiaya tanpa ada tuntutan. Pemerintah/penguasa
menjadi lalim, karena tidak ada demokrasi. Preman menjadi lalim karena tidak
ada penegakan hukum yang kuat.Tuan-tuan menjadi lalim, karena buruh/pekerjanya
dianggapnya budak. Orangtua menjadi lalim karena anaknya dianggap tak berguna.
Gembong dan mafia narkoba menjadi lalim karena merasa jalur peredaran dan
penjualan narkoba serta keberuntungan mereka dipandang terganggu.
Belenggu-belenggu ini harus diputus, sebagai pengejawantahan aksi puasa. Bangun
demokrasi yang kuat. Hapuskan premanisme. Bangun dan laksanakan supremasi hukum. Tegakkan hak-hak buruh dan
pekerja. Musnahkan semua gembong dan mafia narkoba. Itulah beberapa langkah
untuk membuka belenggu-belenggu kelaliman.
(2)
Melepaskan tali-tali kuk
Kuk biasanya adalah
yang diikatkan ke leher lembu atau kerbau yang diinginkan menarik pedati atau
menarik bajak di sawah. Kemudian kata kuk dipakai untuk memaksudkan beban yang
ditimpakan kepada orang-orang yang dianggap bawahan, yang harus dipikul dan
ditarik agar roda organisasi, roda pemerintahan berjalan. Kuk itu wajib dipikul
kalau hasilnya untuk kebaikan bersama dan tidak menyengsarakan /mematikan orang
yang memikulnya. Tuhan Yesus pun mengajak pengikutnya memikul kuk yang Dia
pikulkan (baca: Mat.11:29). Tetapi kalau kuk yang harus dipikul itu terlalu
berat dan bahkan menyengsarakan, maka tali-tali kuk itu harus dilepas, agar kuk
itu dapat dilepas dari leher yang memikulnya. Kuk yang terlalu berat sekarang
adalah dampak kemerosotan ekonomi dunia bagi Indonesia; dampak/akibat
perdagangan narkoba dan penyalah gunaan narkoba. Kuk lainnya adalah
keterbelakangan bangsa Indonesia dalam pembangunan dan pendidikan. Kuk hutang
luar negeri Indonesia yang harus dipikul setiap warga negara Indonesia. Banyak
contoh kuk lainnya. Tali-tali kuk itu harus dilepaskan. Misalnya dengan:
Membeli dan menggunakan produk-produk Indonesia. Memperhebat dan memperbanyak
ekspor Insonesia dengan kualitas tertinggi dan harga tinggi, untuk menambah
devisa negara. Semua penduduk Indonesia sama sekali tidak membeli narkoba atau
menggunakan narkoba, serta menjadi anti perdagangan dan penyalahgunaan
narkoba. Semua pejabat dan swastawan
Indonesia benar-benar tidak mau korupsi
atau disuap. Semua penduduk Indonesia, agama apapun agamanya, terus giat saling
menolong, rukun satu sama lain dan menjauhkan segala bentuk anarkisme, dan
terus bersemangat menangkal terorisme. Dll.
(3)
Memerdekakan orang yang teraniaya
Yang teraniaya karena
melakukan kejahatan tidak usah dimerdekakan. Tetapi yang teraniaya karena
memperjuangkan keadilan, HAM, kelestarian lingkungan, membela hak-hak orang
miskin, anak-anak terlantar, para janda terlantar, lalu dipenjarakan, harus
dimerdekakan. Kemudian harus diusahakan agar orang-orang yang berjuang untuk
hal-hal itu, terjamin keselamatannya, secara hukum dan secara keamanan.
(4)
Mematahkan setiap kuk
Rupanya tidak cukup
hanya melepaskan tali-tali kuk, tetapi harus sampai kepada pekerjaan mematahkan
kuk agar tidak ada satu kuk pun yang menyengsarakan manusia harus dipikul oleh
siapapun. Korupsi harus dihapus; perdagangan manusia harus ditiadakan; hutang
luar negeri harus dihapus; penyakit masyarakat ditumpas. Dll.
(5)
Memecahkan roti milik sendiri dan memberinya
kepada orang lapar
Meminjamkan uang tanpa
bunga merupakan cara memecah roti milik sendiri, dan memberi kepada orang lain.
Membagi raskin dengan jujur; membagi Kartu Indonesia Sejahtera, KIP, tepat sasaran; membayar pajak dengan jujur;
membuat lapangan kerja bagi para penganggur; membuat dapur umum dengan
makan tanpa bayar bagi para gelandangan;
semua aksi ini merupakan cara memecahkan
roti milik sendiri dan memberinya kepada orang miskin.
(6)
Membawa ke rumah orang miskin yang tak punya
rumah
Membangun rumah
singgah; memberi tumpangan bagi gelandangan di kamar tertentu di rumah;
mendirikan panti bagi anak terlantar atau bagi para jompo terlantar; semuanya
merupakan cara untuk membawa ke rumah orang miskin yang tidak punya rumah.
(7)
Memberi pakaian kepada orang yang tak punya pakaian
(kepada yang telanjang)
Mengumpulkan
pakaian-pakaian bekas yang masih bisa dipakai dan menyerahkannya kepada
penghuni pantiasuhan (anak dan jompo) melalui pimpinan panti, juga merupakan
cara memberi pakaian kepada orang yang tak punya pakaian. Gereja di Jerman
menggerakkan semua anggotanya untuk melakukan aksi “menyerahkan” kain bekas
yang masih berguna sekali dalam
setahun. Barang-barang itu dipaking bagus dan diletakkan di depan rumah
masing-masing dan diberi label: Untuk diakoni.
Pengurus diakoni mengumpulkan semua barang-barang bekas tersebut.
Termasuk juga mobil bekas, tv bekas, lemari bekas yang masih dapat digunakan “diserahkan” ke diakoni. Orang miskin juga berhak mengambil
barang-barang itu.
(8)
Tidak menyembunyikan diri (= membuka diri)
terhadap saudara sendiri.
Menyembunyikan diri
terhadap saudara berarti tidak mau peduli sama sekali tentang saudara (atau
kerabat). Mungkin karena saudara itu miskin atau dibencii, atau dengan
alasan-alasan lainnya. Sikap seperti ini bisa membatalkan puasa yang
dijalankan. Mensubsidi saudara yang miskin; menyekolahkan anak saudara yang
miskin; mengundang saudara-saudara reuni di rumah sambil makan-makan;
bertamasya bersama dengan saudara-saudara; membuat usaha yang memberi profit
dengan baik bersama saudara, merupakan sikap membuka diri terhadap saudara.
(9)
Tidak menginjak-injak hukum Sabbat (=
menjungjung tinggi dan menuruti semua hukum Sabbat)
Hukum Sabbat sangat
banyak, sebagai penjabaran: jangan melakukan pekerjaan pada hari Sabbat. Pekerjaan
seharihari dan pekerjaan yang biasa dilakukan tidak dikerjakan pada hari
Sabbat. Tetapi pekerjaan istimewa bisa dilakukan, yakni pekerjaan yang mengikuti
pekerjaan TUHAN di hari Sabbat. Pekerjaan TUHAN di hari Sabbat adalah pekerjaan
“memelihara”, “memperhatikan” dan “menikmati” kesempurnaan ciptaan-Nya. Harus
diperhatikan agar pekerjaan menguduskan hari Sabbat tidak menjadi perbuatan
menajiskan hari Sabbat itu. Misalnya: Pekerjaan tidak jujur memberitahu/menyampaikan
persembahan warga/pengikut Yahowa (Yesus Kristus) kepada TUHAN atau mengkorupsikan
sebagian-sebagian dari persembahan umat (seperti dilakukan Hofni dan Pinehas)
merupakan perbuatan menajiskan hari Sabbat. Pada hal hari Sabbat itu harus
dikuduskan, dengan melanjutkan pekerjaan TUHAN “mangaramoti” (menjaga dan memelihara” persembahan umat agar sampai
ke tangan Yahowa seutuhnya. Karena pekerjaan “memelihara” manusia yang
mencintai Yahowa (Yesus Kristus) , maka Tuhan Yesus Kristus sering menyembuhkan
orang sakit di Bait Allah atau di luar Bait Allah pada hari Sabbat.
Pengikut Yesus
(kecuali anggota GMAHK) merayakan hari Sabbat (yang dibaca sebagai HARI TUHAN)
(Minggu) pada hari pertama (Hari Ahad), bukan bermaksud hendak mengurangi
pengudusan/penghormatan kepada Hari Sabbat. Justru pemindahan perayaan Hari
Sabbat menjadi hari Ahad adalah untuk sungguh-sungguh merayakan hari Sabbat,
yakni merayakan pekerjaan-pekerjaan TUHAN dalam rangka menyelamatkan umat
manusia. [Hari Sabbat (Hari Ketujuh) diadakan TUHAN adalah dalam rangka
keselamatan umat manusia. Hari Ahad menjadi hari kebangkitan Kristus, dan hari
Pencurahan Roh Kudus adalah dalam rangka keselamatan umat manusia. Maka agar
tiga peristiwa ini dapat dirayakan sekali gus, maka ketiga-tiganya dirayakan
pada hari Ahad, yang disebut sebagai Hari TUHAN (Minggu). Soal tidak bekerja di
hari Sabtu (hari ketujuh) itu bisa dilakukan, tetapi yang paling sering
dilakukan sekarang adalah pekerjaan-pekerjaan yang dapat dikerjakan di hari
Ketujuh dalam rangka mengikut jejak Yahowa yang dalam istirahat-Nya juga
bekerja untuk keselamatan manusia (ciptaan-Nya).]
(10) Tidak
melakukan urusan sendiri pada hari kudus TUHAN itu (= harus melakukan urusan
TUHAN di hari kudus TUHAN itu)
Bisnis (urusan) manusia
di Bait Allah tampak dalam bisnis para pedagang sekitar Bait Yahowa Allah di
Yerusalem sewaktu Yesus masih ada di bumi. Mengadakan lelang di rumah ibadah
(di perayaan hari Sabbat/Hari TUHAN) untuk mengumpulkan biaya hidup pendeta
adalah merupakan urusan sendiri. Tetapi mengadakan lelang atau pengumpulan dana
untuk pembangunan/perbaikan rumah ibadah, adalah mengerjakan “urusan TUHAN”. Persekutuan
merayakan hari Sabbat/Hari TUHAN tidak boleh dibisniskan oleh manusia, tetapi
harus dikerjakan sebagai bisnis TUHAN. Oleh
karena itu kekudusan hari Sabbat (Hari TUHAN) terjaga dan terpelihara. Karena
“semua urusan untuk dan demi TUHAN.”
(11) Tidak
menjalankan acara diri sendiri di hari Sabbat ( = menjalankan acara TUHAN di
hari Sabbat)
Setiap
perayaan/pengudusan/penghormatan kepada Sabbat (entah itu dilakukan di hari
ketujuh atau di hari Ahad/pertama), pasti ada acaranya. Kalau Ibadah ada
acaranya. Kalau pesta ada acaranya. Harus dijaga dan diperhatikan, agar acara-acara
itu tidak hanya menjadi acara manusia
semata-mata, tetapi harus merupakan acara TUHAN. Ibadah adalah acara TUHAN: TUHAN
menerima atau menyambut kedatangan manusia; mengampuni dosa manusia; memberikan
firman-Nya kepada manusia; dan memberikan berkat-Nya bagi manusia yang
merayakan Sabbat tersebut. Acara pesta
di perayaan hari Sabbat, juga harus merupakan acara TUHAN: kalau ada acara
makan bersama, TUHAN lah yang menjamu dan memberi mereka makan; Kalau ada
pengumpulan dana, TUHAN sendiri lah yang meminta kepada pengikut-Nya dana untuk
dikumpulkan. Kalau ada acara menari, TUHAN sendiri yang menari dan menjadi tuan
rumah bagi umat yang menari. Dengan demikian, umat akan penuh dengan sukacita.
(12) Tidak
berkata omong-kosong di hari Sabbat ( = berkata yang penuh makna bagi hidup rohani
dan jasmani di hari Sabbat)
Di hari perayaan hari
Sabbat, yang paling perlu dihindari adalah berkata yang omong kosong. Tidak
boleh ada itu di dalam perayaan hari Sabbat. Semua kata dan ucapan yang dikatakan dalam ibadah oleh
umat dan oleh imam/pendeta sebagai wakil TUHAN tidak boleh omong kosong, tetapi
harus benar-benar yang bermakna, berisi dan (bisa) benar-benar terjadi atau
realita. Sempat ada omong kosong, maka
ibadah itu akan menjadi arena dusta, dan itulah dosa paling besar. TUHAN Yahowa
tidak pernah berkata omong kosong. Manusia/pengikuit Yahowa pun harus begitu:
Harus selalu berkata benar dan bermakna. Khotbah pun jangan sampai omong kosong. Doa
pun demikian.
(13) Menyebut
atau memperlakukan Hari Sabbat sebagai “hari kenikmatan”’
Siapa memandang penghormatan atau pengudusan/perayaan hari
Sabbat (di hari ketujuh atau di hari pertama) merupakan kerugian, beban, atau
kesialan, maka dia akan merasa rugi dan sial sepanjang hidupnya. Perayaan/penghormatan
kepada hari Sabbat adalah kesempatan untuk mencicipi nikmat Yahowa Allah. Betapa
nikmatnya bersama Yahowa Allah atau berada di rumah Yahowa Allah, apalagi dalam
perayaan hari Sabbat. Benar yang dikatakan pemazmur: “Sebab lebih baik satu
hari di pelataran-Mu dari pada seribu hari di tempat lain; lebih baik berdiri
di ambang pintu rumah Allahku dari pada diam di kemah-kemah orang fasik”
(Mzm.84:11). Undangan TUHAN ke Perjamuan
Kudus-Nya yang dirayakan dalam penghormatan kepada hari Sabbat, mengatakan: “Sekarang
marilah! Semuanya telah tersedia. Lihat dan nikmatilah pemberian Allah!”
Perayaan/Penghormatan Hari Sabbat adalah Hari kenikmatan. Berbahagialah manusia
yang berhasil menikmati berkat, pemberian, kasih karunia, pengampunan dosa,
firman kehidupan yang dari Yahowa Allah di perayaan Sabbat (entah itu dilakukan
di hari ketujuh atau di hari pertama setiap minggu).
(14) Menyebut
dan memperlakukan hari Sabbat sebagai “hari kudus TUHAN”
Hari perayaan dan
penghormatan hari Sabbat (di hari ketujuh atau di hari pertama) adalah hari yang dikuduskan (dikhususkan)
untuk TUHAN. Semuanya di hari itu dikuduskan/dikhususkan untuk TUHAN dan oleh
TUHAN, tidak cukup hanya disucikan untuk TUHAN. Perayaan Sabbat adalah hari kudus TUHAN. Maka segala sesuatu yang
dikerjakan di hari itu, baik oleh manusia maupun oleh TUHAN, harus kudus/khusus
untuk TUHAN. Waktu untuk TUHAN, Pikiran
untuk TUHAN. Suara untuk TUHAN. Harta untuk TUHAN. Sound system untuk TUHAN.
Persembahan untuk TUHAN. Penyembahan
untuk TUHAN. Yang menyembah untuk TUHAN. Segalanya yang digunakan hari itu
untuk TUHAN.
(15) Menyebut
dan memperlakukan hari Sabbat sebagai “Hari Yang Mulia”
Semua yang terlibat
dalam perayaan/penghormatan Hari Sabbat adalah oknum-oknum yang mulia, baik
Yahowa Allah, maupun semua manusia yang merayakannya. Sehina-hina apapun manusia
dalam statusnya di kalangan umat manusia, dia mendapat status yang mulia,
apabila dia ikut merayakan atau menghormati Hari Sabbat. Perayaan Hari Sabbat
adalah Hari Yang Mulia, dan TUHAN Yang Mulia memuliakan semua manusia yang
datang bersama DIA untuk merayakan hari Sabbat tersebut. Perayaan Hari Sabbat
adalah Hari Yang Mulia; semua yang dilakukan di sana adalah pekerjaan-pekerjaan
mulia; pikiran-pikiran dan pendapat-pendapat yang dilontarkan pun adalah pikiran
dan pendapat yang mulia; hasil-hasil yang diproduk pun adalah hasil-hasil yang
mulia. Tujuan perayaan Hari Sabbat adalah “memberikan kemuliaan bagi manusia/ciptaan
TUHAN dan bagi TUHAN”. Makanya yang
selalu rajin merayakan Hari Sabbat janganlah melakukan hal-hal dan
pekerjaan-pekerjaan hina, melainkan yang mulia. Kalau ada yang rajin merayakan
hari Sabbat, melakukan teror, itu berarti dia tidak melakukan yang mulia,
melainkan yang sangat hina.
6. Ada
tujuhbelas keberuntungan dan berkat dari melakukan puasa yang benar dan menghormati Hari Sabbat
dengan baik:
(1) Terangmu
akan merekah seperti fajar, terangmu terbit dalam gelap; dan kegelapanmu akan
seperti rembang tengah hari.
Situasi dan keadaan
yang terang benderang, akan sangat membantu untuk kemajuan-kemajuan hidup
manusia, untuk berkarya dan beragama (berkerohanian). TUHAN dalam memulai penciptaan membutuhkan terang.
Tanpa terang itu sulit membayangkan hasil karya penciptaan itu baik dan sungguh
“sangat baik”. Terang fajar itu sangat lembut dan tidak menyengat. Dalam terang
fajar itulah burung-burung bernyanyi merdu, para hewan menggeliat memulai
pergerakannya dan manusia dengan sukacita memulai pekerjaannya sebagai “wali”
yang disuruh mengusahakan dan memelihara taman di Eden, dan bumi ini. Kalau
kegelapan menjadi rembang tengah hari, berarti sumber terang itu tidak
berpindah dari kehidupan manusia yang melakukan puasa yang benar dan
menghormati Hari Sabbat dengan baik. Itulah kehidupan terindah, kalau segala
sesuatunya “terang”. Di zaman sekarang kemanusiaan setiap manusia itupun harus
terang: apakah dia laki-laki, apakah dia perempuan; apakah dia lesbian, apakah
dia gay; apakah dia waria (bisex); apakah dia transgender, harus terang.
Hal-hal ini harus terang, sehingga tidak ada manusia yang jatuh ke dalam dosa. Apabila
semua terang, setiap jenis manusia ini dapat menjalankan hidupnya sesuai dengan
“nature” (alam) masing-masing, dan tidak melanggar nature (alam)nya itu; tidak
ada di antara mereka menjadi pura-pura laki-laki atau pura-pura perempuan; dan
tidak ada yang kawin sejenis karena yang sejenis tidak mampu kawin.
(2) Lukamu
akan pulih dengan segera
Luka yang diderita
umat Israel adalah luka karena mereka dihukum oleh TUHAN atas
pelanggaran-pelanggaran yang mereka lakukan. Luka pertama adalah hukuman di
Padang gurun Sinai. Luka kedua lenyapnya kerajaan Samaria dan Yehuda; dan luka
ketiga adalah pembuangan bangsa Yehuda ke Babel dan penghancuran Bait Yahowa
Allah. Semua luka ini akan segera sembuh, dan keberadaaan Israel menjadi pulih
kembali apabila mereka melakukan puasa yang benar dan menghormati hari Sabbat
sesuai dengan hukum Sabbat. Kejayaan bangsa Israel seperti di zaman Daud akan
dipulihkan kembali oleh TUHAN, apabila mereka betul-betul melakukan dua ibadah
ini dengan semestinya, seperti diinginkan oleh TUHAN.
(3) Kebenaran
menjadi barisan depanmu
Kebenaran terjadi
pabila suatu negara menjadi recht staat
(negara hukum). Kebenaran bisa menjadi barisan depan umat TUHAN, apabila di
tengah-tengah mereka benar-benar supremasi hukum itu dijunjung tinggi dan
menjadi kenyataan. Apabila kebenaran ilahi juga di depan suatu bangsa, maka
bangsa itu akan bergerak menuju kedamaian, keadilan, kemakmuran dan
damai-sejahtera yang tiada taranya.
(4) Kemuliaan
TUHAN Yahowa menjadi barisan belakangmu
Kemuliaan TUHAN
Yahowa dikumandangkan oleh seluruh ciptaan-Nya, setelah semuanya selesai
diciptakan. Apabila kemuliaan Yahowa
menjadi barisan belakang suatu umat TUHAN berarti umat itu tetap setia kepada
TUHAN Yahowa dan menjalankan tanggungjawab kemanusiaan mereka dengan
sebaik-baiknya.
(5) Engkau
panggil TUHAN dan TUHAN menjawab; waktu minta tolong, TUHAN bilang: Ini Aku!
Yang paling indah
dalam kehidupan beriman, adalah apabila doa-doa orang beriman itu dijawab oleh
TUHAN Yahowa. Carilah TUHAN, maka kamu akan hidup!, kata Amos. Serukan nama
TUHAN, jumpa kau mengalami kesulitan!, demikian anjuran hamba TUHAN. TUHAN yang
mengatakan “Ini Aku!” kepada umat-Nya, adalah benar-benar TUHAN yang presentis,
yang maha hadir menyertai orang-orang-Nya dan yang selalu rela mendampingi (accompany) pengikut-Nya. Hal yang sangat
indah ini selalu dapat dialami dengan dan dari Tuhan Yesus Kristus.
(6) TUHAN
akan menuntunmu senantiasa
Pendampingan oleh
TUHAN adalah cara TUHAN menuntun pengikut-Nya ke/di jalan yang benar, ke mata
air yang jernih dan segar, ke padang rumput hijau. Para pengikut Yesus dituntun
bukan hanya dalam hidup di dunia, melainkan juga hingga masuk ke sorga dan
mengalami hidup sorgawi.
(7) TUHAN
memuaskan hatimu di tanah yang kering
Berada di tanah yang
kering membuat manusia haus dan haus dan kekeringan. Tetapi bersama TUHAN di
hari puasa dan di hari perayaan hari Sabbat, memberi kepuasan hati atau
kepuasan jiwa. Sebab Firman yang disampaikan Yahowa (Yesus) adalah air
kehidupan bagi pengikutnya, dan roti kehidupan juga. Siapa kenyang dan puas
dengan Firman TUHAN, dialah yang paling bahagia di dunia dan di sorga.
(8) TUHAN
akan membaharui kekuatanmu
Burungrajawali
kembali kuat terbang setelah bulu-bulu sayapnya sempurna. Pengikut Yahowa (Yesus)
melebihi lagi dari burung rajawali. Dengan memakan roti sorga (manna), orang
Israel kembali kuat berjalan di padang gurun menuju tanah Perjanjian. Kekuatan
para pengikut Yahowa dalam Yesus Kristus selalu diperbaharui apabila mereka
menerima Perjamuan Kudus dari TUHAN, di mana mereka memakan tubuh Kristus dan
meminum darah Kristus. Makan ini lebih dari pada minum “krating daeng” atau
“hemaviton” yang sering dianggap orang sebagai penyegar kekuatan. Kekuatan baru
yang diterima dari TUHAN sangat berkhasiat untuk mengalahkan segala pasukan
Iblis dan Iblis sendiri walau sekuat
apapun itu.
(9) Engkau
menjadi seperti taman yang diairi dengan baik
Taman yang paling
indah diairi adalah Taman yang ada di Eden, ke mana Adam dan Hawa ditempatkan
oleh Yahowa Allah. Taman tanpa air adalah padang pasir yang hanya ditumbuhi oleh tanaman berduri dan onak dan bunga
kaktus. Di taman yang diairi dengan baik akan tumbuh subur tanaman yang enak
dimakan, cantik dilihat, dan tanaman yang sangat menyenangkan para
pengunjungnya. Hidup para pengikut Yahowa (Yesus) adalah seperti taman yang
diairi dengan baik tersebut. Orang akan mengalami kesejukan jasmani dan
kesejukan rohani, kedamaian dan keindahan hidup, apabila bersama pengikut
Yesus.
(10) Engkau tak
pernah mengecewakan
Hamba yang setia
mengerjakan tugasnya, tidak akan mengecewakan tuannya, kata Tuhan Yesus. Para
pengikut Yesus tidak mengecewakan, apabila setiap dari mereka mampu berkarya
menghasilkan hal-hal yang berguna dan berharga bagi kemanusiaan.
Pekerjaan-pekerjaan para pengikut Yesus selalu selesai dengan baik dan selalu
yang terbaik. Begitulah, makanya tidak mengecewakan. Seorang Bapa kecewa
terhadap anaknya, yang sewaktu disuruh pergi ke ladang, mengatakan “ya bapak,
saya pergi!, tetapi tidak pergi. Tuhan Yesus sudah menyuruh para pengikut-Nya
agar pergi ke seluruh dunia menjadikan semua bangsa menjadi murid Yesus dan
mengajar mereka melakukan apa yang dikehendaki oleh Yesus Kristus. Apabila
tugas ini tidak dilaksanakan, maka Yesus akan kecewa. Maka setiap pengikut
Yesus tidak boleh lupa akan tugas ini, dan harus melakukannya dengan sukses,
sehingga mereka tidak mengecewakan.
(11) Engkau
dapat membangun reruntuhan yang sudah berabad-abad
Lihatlah apa yang
terjadi di dunia. Para pengikut Yesus yang berhasil mengadakan
penggalian-penggalian harta-harta dan bangunan-bangunan zaman kuno, dan
kemudian memulihkan reruntuhan itu kembali, agar manusia dapat mempelajari
hal-hal yang baik dari itu. Yerusalem yang diruntuhkan oleh tentara
Nebukadnezar akan dapat dibangun kembali, apabila Israel/Yahudi benar-benar
melakukan puasa yang benar dan merayakan Sabbat dengan baik. Itu sudah menjadi
kenyataan di zaman Ezra, Zerubabel dan
Nehemia.
(12) Engkau
dapat memperbaiki dasar yang telah diletakkan banyak keturunan
Tembok Yerusalem
selalu diperluas. Sehingga dasar yang sudah ada dulu dibuat, diperbaiki dengan
fundasi yang baru. Yahowa telah memberikan dasar yang kuat (yaitu Taurat Musa)
untuk pembangunan iman dan hidup umat Yahowa. Tetapi Yesus memperbaiki dasar
itu sehingga semakin kuat (yakni dengan hukum kasih: mengasihi sesama,
mengasihi musuh dan mengasihi TUHAN).
(13) Engkau
“yang memperbaiki tembok yang tembus”
Tembok -tembok kota
Yerusalem runtuh dan yang tersisa sudah berlobang-lobang. Membangun tembok baru
lebih mudah tekniknya daripada menutup/memperbaiki tembok yang tembus, agar
yang diperbaiki itu sedikitnya sama kuatnya kembali seperti bagian tembok yang
lama. Tetapi pengikut Yahowa yang berpuasa dengan baik dan merayakan Sabbat
dengan benar, akan mampu memperbaiki tembok yang tembus. Juga kalau ada lobang
menganga juga dalam pergaulan antar bangsa, karena perang; atau lobang menganga
dalam pergaulan keluarga, maka para pengikut Yahowa yang berpuasa dengan tepat
dan merayakan Sabbat dengan betul, adalah ahlinya untuk menutup lobang yang
merupakan tembok yang tembus itu.
(14) Engkau
“yang membetulkan jalan supaya tempat itu dapat dihuni”
Rumah yang dibangun
di satu tempat dan tidak ada jalan ke sana, pasti tidak akan dihuni oleh
siapapun. Jalan ke rumah itu harus dibangun. Dan kalau ada jalan yang salah
dibangun, pengikut Yahowa yang menjadi ahlinya untuk membetulkan jalan itu.
Penghuni sorga pun akan tidak ada kalau jalan ke sana tidak ada atau tidak
“mulus”. Yesus telah membangun jalan ke rumah yang ada di sorga. Para pengikut
Yesus akan bekerja untuk memelihara kemulusan jalan ke sorga yang dibangun oleh
Tuhan Yesus tersebut. Dengan demikian penghuni sorga akan berjubel sebanyak
mungkin. Dan Yesus mengatakan: Banyak tempat di rumah Bapa-Ku! Dari itu ada
jaminan, bahwa tidak seorang pun tertolak, apabila dia merindukan rumah di
sorga dan menjadi penghuninya.
(15) Akan dapat
bersenang-senang karena TUHAN
Rumah TUHAN di hari
perayaan Sabbat adalah tempat bersenang-senang karean TUHAN dan bersama TUHAN. Di
sana tidak akan ada orang yang kelaparan secara jasmani maupun secara rohani. Nyanyian-nyanyian
yang dikumandangkan adalah ekpresi daripada keadaan bersenang-senang tersebut.
Lebih enak bersenang-senang karena dan bersama TUHAN, daripada bersenang-senang
karena dan bersama Iblis, atau karena narkoba. Bersenang-senang karena TUHAN
itulah hidup yang paling indah dan paling bahagia.
(16) Akan dapat
melintasi bukit-bukit di bumi dengan kendaraan
kemenangan
Dengan merayakan
Sabbat dengan benar/baik, umat TUHAN dapat terbang tinggi, ibarat rajawali, dan
melintasi bukit-bukit. Mereka mengatasi semua yang dianggap “penghuni”
bukit-bukit, yang sering disembah kaumpelbegu. Kendaraan pengikut Yahowa adalah
kemenangan. Kemenangan melawan kekafiran, penyembahan berhala, hawa nafsu,
keserakahan, dan kejahatan. Kemenangan meraih citra yang agung, meraih
kehidupan yang sebenarnya, meraih pengampunan dosa, meraih berkat yang melimpah,
meraih seluruh dunia menjadi penyembah Yahowa.
(17) Akan dapat
makan dari milik pusaka leluhur, karena diberikan TUHAN.
Dapat memakan hasil
kerja yang dilakukan di bona pasogit
harus menjadi dampak kesetiaan merayakan hari Sabbat dengan benar dan baik.
Bona pasogit harus dibangun. Sekarang di daerah sekitar Danau Toba digalakkan
pembangunan pariwisata, baik dari sudut fasilitas, mentalitas rakyat, dan
kapasitas (kemampuan). Sekarang harus diusahakan agar rakyat di bona pasogit
itu benar-benar dapat merayakan hari Sabbat walaupun hiruk pikuk pariwisata
menderuderu. Mereka harus dijaga agar tidak menjadi masyarakat pinggiran di
bona pasogitnya dan orang yang tidak ikut menikmati hasil pariwisata yang maju
di daerahnya. Mereka harus dijadikan menjadi pemain utama dalam mengolah
pariwisata itu, dan penikmat pertama dari hasil milik pusaka leluhur itu.
Jadi, yang perlu
dikerjakan sekarang adalah: raihlah kemenangan, kejayaan dan kebahagiaan
sorgawi selagi masih di bumi. Amin.
Pematangsiantar,
3 Agustus 2016.Langsung Maruli Basa Sitorus (Pdt. LaMBaS).