MINGGU XXI SETELAH TRINITAS, EVANGELIUM TGL.16 OKTOBER 2016: KEJADIAN 32:22-31

16.26.00 0 Comments A+ a-

KEJADIAN


32:22 Pada malam itu Yakub bangun dan ia membawa kedua isterinya, kedua budaknya perempuan dan kesebelas anaknya, dan menyeberang di tempat penyeberangan sungai Yabok.
32:23 Sesudah ia menyeberangkan mereka, ia menyeberangkan juga segala miliknya.
32:24 Lalu tinggallah Yakub seorang diri. Dan seorang laki-laki bergulat dengan dia sampai fajar menyingsing.
32:25 Ketika orang itu melihat, bahwa ia tidak dapat mengalahkannya, ia memukul sendi pangkal paha Yakub, sehingga sendi pangkal paha itu terpelecok, ketika ia bergulat dengan orang itu.
32:26 Lalu kata orang itu: "Biarkanlah aku pergi, karena fajar telah menyingsing." Sahut Yakub: "Aku tidak akan membiarkan engkau pergi, jika engkau tidak memberkati aku."
32:27 Bertanyalah orang itu kepadanya: "Siapakah namamu?" Sahutnya: "Yakub."
32:28 Lalu kata orang itu: "Namamu tidak akan disebutkan lagi Yakub, tetapi Israel, sebab engkau telah bergumul melawan Allah dan manusia, dan engkau menang."
32:29 Bertanyalah Yakub: "Katakanlah juga namamu." Tetapi sahutnya: "Mengapa engkau menanyakan namaku?" Lalu diberkatinyalah Yakub di situ.
32:30 Yakub menamai tempat itu Pniel, sebab katanya: "Aku telah melihat Allah berhadapan muka, tetapi nyawaku tertolong!"
32:31 Lalu tampaklah kepadanya matahari terbit, ketika ia telah melewati Pniel; dan Yakub pincang karena pangkal pahanya.

JADILAH PEMENANG! JANGAN LEPASKAN TUHAN SAMPAI ENGKAU DIBERKATINYA

1.      Yakub diceritakan dalam kitab Kejadian sebagai seorang tokoh beriman kepada Yahowa Elohim (TUHAN Allah), yang sejak lahirnya dan selama hidupnya sebagai orang yang mengalami banyak sekali tantangan, dan harus berjuang keras agar dia mendapat keberuntungan dan berkat. Ayahnya Ishak adalah orang beriman kepada Yahowa, iman yang diturunkan kepadanya oleh Abraham, kakek Yakub. Ribka, ibu Yakub, dulunya percaya kepada ilah sembahan Laban, ayahnya, kemudian mengikut iman percaya suaminya, Ishak. Yakub dilahirkan oleh Ribka yang sudah percaya kepada Yahowa. Yakub adalah salah satu anak kembar dalam rahim ibunya, yang sewaktu lahirnya, tangannya memegang tumit teman kembarnya, Esau, yang duluan lahir ke dunia, sehingga dia diberi nama YAKUB. Esau, lahir duluan dari Yakub. Tubuh Esau penuh bulu dan kulitnya merah, sehingga diberi nama ESAU. Dari sudut pandang budaya manusia tentang kelahiran, teman kembarnya, Esau, dipandang sebagai anak sulung. Dari dua anak ini lahir dua suku bangsa yang besar, tetapi anak yang tua akan menjadi hamba kepada anak yang muda. Keturunan Esau akan menjadi hamba kepada keturunan Yakub. Itu nubuatan dari TUHAN sendiri. Yakub berjuang agar hak dan berkat kesulungan dapat dia miliki. Usahanya yang pertama adalah dengan menawarkan buah kacang merah yang dia masak untuk ditukarkan dengan hak kesulungan abangnya Esau. Esau mau memberikan hak kesulungan itu, karena dia pikir, bahwa walaupun dia serahkan hak kesulungannya, bukan itu yang jadi. Budaya tetap memeterai Esau sebagai yang sulung. Kemudian usaha yang kedua adalah usaha untuk memperoleh berkat kesulungan itu dari ayahnya Ishak. Untuk itu dia kerjasama dengan ibunya menyediakan masakan kesukaan ayahnya dan menyuguhkannya kepada Ishak dengan menyaru seperti Esau. Lalu dengan tipuan itu, Yakub berhasil mendapat berkat kesulungan itu dari ayahnya Ishak. Esau marah besar. Yakub menyadari bahwa dia menipu ayahnya untuk merebut berkat yang diperuntukkan bagi anak sulung itu. Yakub ketakutan menghadapi abangnya yang marah besar. Lalu ibunya mengatur agar Yakub melarikan diri ke rumah pamannya, Laban, di Haran. Di Haran Yakub juga menghadapi tantangan dari pamannya dalam usaha mendapat kambing domba dan untuk mendapat isteri dari kalangan puteri pamannya. Akhirnya dia menang dan punya dua isteri dari puteri pamannya yang kakak adik, dan punya harta, kambing domba yang banyak. Dia pulang kampung setelah berhasil berjuang agar bisa lepas dari kungkungan pamannya. Sepanjang perjalanan Yakub  dibayang-bayangi rasa bersalah karena menipu ayahnya sehingga abangnya Esau kehilangan berkat kesulungan, dan menduga bahwa abangnya Esau masih sangat marah besar dan akan membunuh dirinya. Dalam menuju “tanah air”, Yakub berjuang agar dia diterima baik oleh abangnya Esau. Perjuangan itu dilakukan dengan strategi yang jitu, dengan mengatur barisan dan pemberian persembahan kepada abangnya. Selain itu dia juga berjuang agar TUHAN memberkatinya. Perjuangan fisik berbarengan dengan perjuangan rohani. Akhirnya Yakub berhasil bertemu dengan abangnya dengan penuh kedamaian, dan dua bersaudara ini dapat hidup berdampingan di negeri yang dijanjikan TUHAN kepada kakek-moyang mereka untuk mereka miliki.

2.      Yakub mengatur, semua barisan yang ada di depannya (dua rombongan pembawa persembahan kepada Esau, rombongan ternak dan para penjaganya, rombongan pembawa harta, rombongan isteri-iseri dan  anak-anaknya) dipersiapkan untuk perjuangan memenangkan damai terhadap abangnya Esau. Dia sendiri, yang sengaja berada di barisan paling belakang (bahkan berada terpisah di seberang sungai Yabok, serta siap-siap melarikan diri kalau ada bahaya), berjuang untuk mendapat penyertaan dan berkat dari TUHAN. Perjuangan itu melintasi hari-hari terang dan hari-hari gelap. Perjuangan rohani Yakub untuk mendapat berkat dari TUHAN terjadi pada malam hari hingga menuju fajar menyingsing. Dia berdoa semalaman itu dan meminta penyertaan kepada TUHAN. TUHAN melihat keresahan Yakub sehingga Ia sendiri turun mendatangi Yakub. Melihat bahwa TUHAN berupa malaikatNya kembali datang menjumpai dirinya, Yakub merasa bahwa berjuang untuk mendapat penyertaan dan berkat TUHAN  tidak cukup lagi dengan kata-kata bujukan saja, melainkan juga dengan  menangkap, mendekap, memegang erat dan bergulat dengan TUHAN yang datang menyaru berupa malaikat, dan tidak melepaskan-Nya sampai permintaannya dikabulkan oleh TUHAN. Walau “oknum” yang didekapnya itu meronta-ronta untuk melepaskan diri untuk pergi, bahkan  sendi pangkal paha Yakub terpelecok karena pergulatan itu, Yakub tidak melepaskannya, sebelum permintaannya dikabulkan. Dia tahu, bahwa yang didekap dan dipegangnya sangat erat itu adalah TUHAN yang dapat memberkati dan menyertainya. Pergulatan Yakub yang sama sekali tidak mau melepas TUHAN pergi begitu saja, dan situasi alam yang terjadi (fajar akan segera menyingsing), membuat Yakub berhasil mendapat berkat yang dia cari. Akhirnya, Yakub mendapat dua hal: (1) Nama Yakub diganti oleh TUHAN dengan nama baru yakni  ISRAEL (= pejuang Allah). Artinya, Yakub menjadi manusia baru. (2) Lalu diberkatinyalah Yakub di situ. Artinya: Yakub diberkati untuk menjadi berkat. Ketakutannya terhadap Esau berubah menjadi keberanian berjumpa dan keyakinan yang pasti bahwa dia akan disambut baik oleh saudaranya Esau. Perjuangan fisik dan perjuangan rohani Yakub benar-benar berhasil menghantar dia ke dalam hidup yang penuh damai, persaudaraan dan kemungkinan membangun wilayah yang berdampingan dengan wilayah saudaranya dalam damai.

Perjuangan hidup Yakub juga menjadi gambaran perjuangan hidup pengikut Yesus di zaman sekarang. Dalam perjalanan hidup pengikut Yesus kembali menuju “tanah airnya”, dia menghadapi luar biasa banyaknya tantangan dan hal-hal yang menakutkan, baik yang datang dari dalam diri sendiri maupun yang datang dari luar diri pengikut Yesus tersebut. Untuk itu dia harus mengatur strategi untuk bisa hidup damai dalam perjumpaan dengan “saudara”-nya sesama manusia yang menakutkan baginya. Pengikut Yesus harus bijak mengatur strategi perjumpaan fisik dengan “pasukan dunia” yang menakutkan, sehingga perjumpaan itu dapat terjadi dengan penuh damai dan kembali saling mengasihi. Selain itu pergumulan rohani pengikut Yesus harus menjadi pergumulan yang “bergulat” dengan TUHAN, dan tidak mau melepaskan TUHAN hingga TUHAN benar-benar memberkati pengikut Yesus. Pengikut Yesus harus bijak menggunakan “keadaan alam” untuk “memaksa” TUHAN menyampaikan berkatnya kepada pengikut Yesus. Dalam Yesus, TUHAN mau memberi Hidup baru dan nama baru, yakni nama Kristen (Yang diurapi) atau nama Nasrani (para tunas Israel baru) kepada setiap pengikut Yesus yang bergumul dan bergulat mendekap erat tidak lepas-lepas makna dan arti Yesus yang berkarya di Judea/Yerusalem dan Galilea, mati tersalib dan bangkit kembali mengalahkan kematian lalu naik ke sorga. Janji penyertaan TUHAN dijamin dalam Yesus Kristus (Mat.28:20).

3.      Sehabis pergulatannya dengan TUHAN, Yakub sadar akan apa yang telah terjadi pada dirinya. Dia bersyukur karena dia tidak mati, walaupun sudah melihat wajah TUHAN berhadapan muka, suatu hal yang tidak mungkin terjadi sesuai dengan firman TUHAN (Kel.33:20) sebelum-sebelumnya.  Syukur itu dia tunjukkan dengan menamai tempat itu PNIEL (= wajah Allah). Ini merupakan usaha pengabadian pengalaman hidup bergulat dengan TUHAN, agar generasi-generasi yang berikut dapat mengetahui pergumulan rohani yang membawa hasil berupa berkat itu. Reaksi berikutnya yang ditunjukkan Yakub yang sudah beroleh nama baru itu, sehabis pergulatan itu, adalah: Mengisi hari yang sudah menyingsing dan akan menjadi siang, untuk melangkah maju, walaupun dia sudah pincang  karena pahanya sudah terpelecok. Sewaktu belum pincang, dia takut menghadapi Esau, tetapi setelah pincang dia menjadi berani maju ke depan dengan keyakinan penuh bahwa TUHAN menyertainya. Kepincangannya tidak menjadi alasan baginya untuk mundur, tetapi untuk semakin maju menyongsong masa depan yang bagaimanapun kejadiannya.

Pengikut TUHAN zaman sekarang juga perlu membuat pengabadian pengalaman kemenangan dalam pergumulan rohani dalam menapak perjalanan hidupnya menuju “tanah air”-nya. Dengan adanya tanda pengabadian itu, generasi muda harus dapat membaca dan mengetahui kemenangan pergumulan rohani para generasi tua, sehingga mereka melanjutkan perjuangan memenangkan iman kristiani itu, demi menjadi berkat dan hidup damai bersama dengan saudara-saudaranya sesama manusia. “Tanda pengabadian” itu dapat berupa gedung peribadahan, atau gedung/ fasilitas pelayanan, atau berupa buku bacaan yang isinya bermutu, atau berupa perusahaan-perusahaan yang meregenerasi. Pengikut Yesus zaman sekarang harus semakin maju ke depan, walaupun dia mengalami cacat fisik karena pergulatannya memenangkan pengharapannya. Maju terus, pantang mundur, walaupun TUHAN sendiri yang menghajar dia dalam pergumulan hidupnya. Masa depan yang penuh damai dan berkat menanti di depan setiap pengikut Yesus Kristus yang setia menapak perjalanan hidup ini selanjutnya. Fajar telah menyingsing, hari pergumulan telah dianugerahkan TUHAN, para pengikut Yesus selaku Israel Baru pasti mendapat hidup yang penuh kegemilangan. Amin.

Pematangsiantar, tgl. 8 Oktober 2016. Pdt. Langsung Maruli Basa Sitorus (Pdt. LaMBaS).