MINGGU MISERICORDIAS DOMINI TGL 10 APRIL 2016, EVANGELIUM: WAHYU 5:11-14

20.58.00 0 Comments A+ a-

WAHYU

5:11    Maka aku melihat dan mendengar suara banyak malaikat sekeliling takhta, makhluk-makhluk dan tua-tua itu; jumlah mereka berlaksa-laksa dan beribu-ribu laksa,
5:12    katanya dengan suara nyaring: "Anak Domba yang disembelih itu layak untuk menerima kuasa, dan kekayaan, dan hikmat, dan kekuatan, dan hormat, dan kemuliaan, dan puji-pujian!"
5:13    Dan aku mendengar semua makhluk yang di sorga dan yang di bumi dan yang di bawah bumi dan yang di laut dan semua yang ada di dalamnya, berkata: "Bagi Dia yang duduk di atas takhta dan  bagi Anak Domba, adalah puji-pujian dan hormat dan kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya!"
5:14    Dan keempat makhluk itu berkata: "Amin". Dan tua-tua itu jatuh tersungkur dan menyembah.

PUJIAN, HORMAT, KEMULIAAN DAN KUASA
BAGI YESUS KRISTUS, ANAK DOMBA ALLAH
PUJIPUJIAN, HASANGAPON, HAMULIAON NANG  HUASO SALELENGNA
DI YESUS KRISTUS, BIRUBIRU NI YAHOWA

1.       Penyebutan nama bagi Yesus beraneka, agar kesaksian didengarkan umat manusia
Seorang yang menjadi anti-Kristus mengkritik umat Kristen sebagai penyembah “binatang” (dalam hal ini: anak domba) karena dia melihat ada gambar anak domba dalam “Alkitab Bergambar”, dan dilihatnya ada gambar “anak domba” di Bait Suci Kristen, dan orang Kristen di jemaat itu menghormat kepada gambar Anak Domba tersebut. Demikianlah orang yang tidak tahu dan sengaja menjadi tidak tahu, apa arti “simbol-simbol” dan nama-nama yang beraneka ragam yang diberikan kepada Tuhan Yesus Kristus, dan mengapa umat Kristen menggunakan suatu simbol dan suatu nama tertentu untuk menyebutkan Yesus Kristus.
Dalam teks Why.5 sedikitnya ada dua “hewan” yang digunakan untuk menyebut Yesus Kristus, yakni (1) singa (Why.5:5) dan (2) anak domba (Why.5:6.7.8.11.13). Singa itu disebut “singa dari suku Yehuda”, yang telah menang dan dapat membuka gulungan kitab dengan membuka tujuh meterai yang memeterai kitab gulungan yang diberi kepadanya. Kemudian Anak Domba itu seperti disembelih, bertanduk tujuh, duduk di tahta, dan DIA lah satu-satunya dari yang ada di langit, bumi dan bawah bumi, yang mampu membuka tujuh meterai buku (gulungan kitab) yang diserahkan kepada-Nya. Dari itu dapat dikatakan, bahwa yang dimaksud dengan singa dari suku Yehuda, tunas Daud” adalah sama dengan “Anak Domba” yang duduk di tahta.   Dia dipuja, dipuji, dan dikatakan bahwa DIA sudah membuat semua orang dari semua “suku, bahasa, kaum dan bangsa” menjadi satu Kerajaan dan menjadi imam-imam bagi Allah, dan mereka memerintah sebagai raja di bumi (bd. Why.5:9-10).
Di dalam situasi negara yang sangat anti-Kristus, yakni di zaman Kaisar Nero (13/10-54 s/d  9/6-68) , Galba (10/6-68 s/d 15/1-69), Otho (15/1-69 s/d 14/4-69), Vitellius (2/1-69 s/d 20/12-69), Vespasianus (1/7-69 s/d 24/6-79), Titus (24/6-79 s/d 13/9-81), Domitianus (14/9-81 s/d 16/9-96), Nerva (16/9-96 s/d  25/1-98), Trayanus (25/1-98 s/d 8/8-117), dan Hadrianus (11/8-117 s/d 10/7-138)  memerintah seluruh wilayah Kekaisaran Romawi (seluruh Eropah dan Timur Tengah), orang Kristen sering kurang menggunakan nama “Yesus Kristus” dalam karya tulis mereka. (Catatan: Selama pemerintahan 10 kaisar tersebut orang Kristen berada dalam penyesahan, pengejaran untuk dibunuhi). Karya tulis Yohanes (Injil, Surat-surat Yohanes, Wahyu Yohanes, mulai terbit sejak tahun 90, masa Domitianus). Sebagai pengganti, para penulis mencari “nama pemuliaan” untuk Yesus Kristus, dengan harapan bahwa jemaat Kristen yang membacanya dapat mengertinya, karena masih bisa dituntun oleh berita Perjanjian Lama untuk memahaminya. Tujuan adalah, pesan dan penguatan iman harus sampai kepada jemaat-jemaat Tuhan yang sedang berada dalam keadaan disesah oleh “pasukan dunia”.  Dalam Kitab Wahyu nama Yesus digunakan 12 kali; kombinasi dengan Kristus (> Yesus Kristus) 3 kali; kombinasi dengan Tuhan (> Tuhan Yesus) 2 kali; hanya nama Kristus satu kali. Nama-nama ini disebut hanya 13 kali (Why.1:1.2.5.9; 12:17; 14:12; 17:6; 19:10; 20:4.6; 22:16.20.21).  Penggunaan nama ini menuntun pembacanya, bahwa kitab ini berbicara tentang Yesus, saksi-saksi Yesus, Kristus. Kebanyakan nama yang digunakan untuk Yesus adalah “nama pemuliaan”, seperti: Alfa Omega (Why.1:8; 21:6; 22:13), Anak Manusia (Why.1:12; 14:14), “Yang Awal dan Yang Akhir, yang telah mati dan hidup kembali” (Why.2:8; bd. 21:6), “Yang Pertama dan Yang terkemudian” (Why.22:13); “yang memakai pedang yang tajam dan bermata dua” (Why. 2:12); “Anak Allah, yang mata-Nya bagaikan nyala api dan kaki-Nya bagaikan tembaga” (Why.2:18), “Dia, yang memiliki ketujuh Roh Allah dan ketujuh bintang itu” (Why.3:1);  “Yang kudus, Yang Benar, yang memegang kunci Daud” (Why.3:7); “Amin, Saksi yang setia dan benar, permulaan dari ciptaan Allah” (Why.3:14); “singa dari suku Yehuda, tunas Daud” (Why.5:5); “tunas Daud, yaitu keturunan Daud, bintang timur gilang-gemilang” (Why.22:16); Anak Domba (Why.5:6.8.11.13; 6:1.3.5.7.9.12; 7:9.14; 12:11; 14:1; 15:3; 17:14; 19:7.9; 21:22.23.27; 22:1.3); “Yang Setia dan Yang Benar (Why.19:11). Yohanes menggunakan nama singa dari suku Yehuda, karena nama itu familiar melalui sebutan yang ada  dalam Kej.49:9 atau tunas Daud berdasarkan Yes.11:1.10 (tunas/taruk dari tunggul/pangkal Isai), dan gelar “Anak Domba” untuk Hamba Allah didasarkan kepada Yes.53:7; dan sekaligus dipahami berdasarkan arti kurban Anak Domba menurut Perjanjian Lama. (Keluaran 12). Setengah dari kitab Wahyu berbicara tentang Anak Domba.  
2.       Yohanes mengalami penglihatan (vidi; hozeh) dan  audivi, yang melihat hal-hal yang diungkapkan/ diperlihatkan Tuhan kepadanya dan hal-hal yang diperdengarkan Tuhan kepadanya. Dalam PL juga diberitakan bahwa ada nabi TUHAN yang mengalami penglihatan dan pen-dengar-an. Mereka disebut hozeh, seperti Amos (bd. Am.7:12), Yesaya (bd. Yes.1:1) bukan sekedar nabi tetapi juga pelihat. Ilmu modern mengenal “clear voyance” (dapat melihat peristiwa yang terjadi di tempat yang jaraknya jauh darinya). (Orang Batak Toba hanya mengenal “parmata begu” tetapi tidak ada “parmata Tuhan”, tetapi ada “paralatan”(yang mampu mengatakan akan terjadi sesuatu), dan ada juga yang dinamai paralamat pandang torus (yang dapat melihat tembus ke tempat jauh, bahkan ke dunia ilahi).  Mampu melihat dan mendengar yang tidak dapat dilihat dan didengar oleh orang biasa, adalah suatu talenta yang diberikan TUHAN kepada seseorang. Tidak semua orang dapat mengalaminya. Biasanya, orang yang dekat dengan TUHAN diberi kesempatan oleh TUHAN melihat dan mendengar yang ada di “dunia ilahi”.
3.       Yohanes melihat ada suatu tahta, dan disekelilingnya ada banyak malaikat, makhluk, dan tua-tua, yang jumlahnya berlaksa-laksa dan beribu-ribu laksa. Suatu ungkapan jumlah untuk mengatakan “tidak terhitung banyaknya”. “Suara” yang didengar itu ditulis dalam bentuk akkusatif tunggal (fōnen), bukan dalam bentuk akkusatif plural (jamak) (fōnas). Itu pertanda bahwa walaupun yang bersuara belaksa-laksa dan terdiri dari berbagai jenis (malaikat, makhluk, tua-tua), suara mereka bisa bulat, satu suara, sesuara. Kemudian dikatakan suara itu “nyaring” (megale) artinya besar, kuat dan kedengaran sampai sejauh mungkin. Hal seperti ini perlu ditiru oleh umat manusia, yang sudah menjadi warga Kerajaan Tuhan di bumi. Banyaknya warga Kerajaan Tuhan harus ada “muriades muriadon kai chliades chiliadon” (myriades myriadum  et milia milium) (= berratus-ratus juta bahkan ber-miliar-miliar), dan terdiri dari berbagai jenis dan berbagai macam tingkatan (malaikat: tingkat sorgawi; makhluk = tingkat dunia; tua-tua = tingkat pemimpin). Mereka semua mengitari hanya satu tahta, yakni tahta Penguasa langit, bumi, dan bawah bumi. Suara mereka bisa bersatu padu, dan bukan hanya berpadu suara, tetapi bersuara bulat, tidak terpecah-pecah. (Soara nasida ndang gaor, ndang mingor, alai tung sada songon “daion mual”). Suara mereka  “nyaring” (dang marporok), kuat dan bergema (berpengaruh) dan menggetarkan hati yang mendengarkannya.
4.       Apa yang dikatakan dengan suara bulat dan nyaring itu merupakan pengakuan terhadap “Anak Domba yang disembelih”. Siapa itu “Anak Domba Yang Disembelih”? Nama itu adalah nama pemuliaan untuk “Yang Awal dan Yang Akhir, yang telah mati dan hidup kembali” (Why.2:8; bd. 21:6). “Yang  Awal dan Yang Akhir” atau dalam kata Yunani “Alfa dan Omega”,  adalah nama yang dikenakan kepada Yesus Kristus. DIA lah “Anak Domba Yang Disembelih”, yakni yang telah mati dan hidup kembali. Di Why.5:6 diberitahu: “Anak Domba seperti telah disembelih, bertanduk tujuh dan bermata tujuh”. Sebutan “Anak Domba” di sini merujuk kepada “anak domba Paskah” (Kel. 12:21), yang disembelih dan darahnya disapukan ke ambang atas dan kedua tiang pintu rumah masing-masing keluarga Israel, agar pemusnah tidak masuk di rumah mereka. Yohanes dalam Why.5:6 dan 11 sengaja mengatakan Anak Domba yang disembelih, untuk menunjukkan bahwa dari Anak Domba itu sudah diambil (ditumpahkan) darahnya untuk digunakan sebagai penangkal pemusnah agar tidak datang mematikan anak sulung penghuni rumah. Anak Domba ini bukan anak domba yang berada dekat induknya, tetapi yang sudah dipilih, dikhususkan untuk kurban Paskah, dan pengurbanannya sudah selesai diadakan. Itulah Yesus Kristus, Anak Domba Paskah TUHAN yang dikurbankan oleh TUHAN Allah di salib bukit Golgatha, untuk menangkal datangnya pemusnah kepada semua anggota “keluarga Allah”.  Daging Anak Domba paskah Yahudi/Israel, dimakan oleh keluarga itu, dan kalau ada yang sisa harus dibakar habis sebelum tiba hari Sabbat. Beda dengan itu, Anak Domba Paskah Allah di Golgatha bukan manusia yang memakannya, melainkan maut, dan liang kubur, sehingga DIA bisa bangkit lagi di hari yang ketiga setelah “penyembelihan-Nya”. Dengan demikian, bukan hanya pemusnah (maut, kematian, dan Iblis/malaikat maut) yang ditangkal masuk ke “keluarga Allah”, tetapi juga kuasa maut, kuasa kematian dan kuasa Iblis dikalahkan, yang tampak dari kebangkitan Yesus Kristus dari mati. Melihat kenyataan itulah, para malaikat, makhluk-makhluk, dan tua-tua yang bermiliar-miliar itu sesuara (dengan suara bulat) mengatakan Why. 5:12.
5.       Dia yang tampaknya sangat tidak ada apa-apanya (seperti burung pipit yang tidak ada apa-apanya), layak menerima kuasa. Dia yang menjadi sangat miskin (semiskin Lazarus), layak menerima kekayaan. Dia yang sebodoh manusia terbodoh, layak menerima hikmat. Dia yang sangat lemah (selemah anak domba), layak menerima kekuatan. Dia yang sehina rakyat jelata miskin, layak menerima hormat. Dia yang yang sangat dilecehkan, sekarang layak menerima kemuliaan. Dia yang sebelumnya dicibir, sekarang layak menerima puji-pujian. Beberapa catatan dari Alkitab: Sewaktu Yesus naik ke sorga, DIA berkata: “Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi!” (Mat.28: 18b).  "Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaan-Nya dan semua malaikat bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya” (Matius 25:31). “Anak Manusia pun ... datang kelak dalam kemuliaan Bapa-Nya, diiringi malaikat-malaikat kudus" (Markus  8:38). “Bukankah Mesias harus menderita semuanya itu untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya?" (Lukas  24:26). Ada “kekayaan Kristus, yang tidak terduga”, (Efesus  3:8). “Kristus adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah” (I Korintus  1:24). “... betapa hebat kuasa-Nya bagi kita yang percaya, sesuai dengan kekuatan kuasa-Nya” (Efesus 1:19).  “Dialah satu-satunya yang tidak takluk kepada maut, bersemayam dalam terang yang tak terhampiri. Seorang pun tak pernah melihat Dia dan memang manusia tidak dapat melihat Dia. Bagi-Nyalah hormat dan kuasa yang kekal! Amin” (I Timotius  6:16).” Tetapi Dia, yang untuk waktu yang singkat dibuat sedikit lebih rendah dari pada malaikat-malaikat, yaitu Yesus, kita lihat, yang oleh karena penderitaan maut, dimahkotai dengan kemuliaan dan hormat, supaya oleh kasih karunia Allah Ia mengalami maut bagi semua manusia” (Ibrani  2:9). “Sebab Ia dipandang layak mendapat kemuliaan lebih besar dari pada Musa, sama seperti ahli bangunan lebih dihormati dari pada rumah yang dibangunnya” (Ibrani  3:3). “Kami menyaksikan, bagaimana Ia menerima kehormatan dan kemuliaan dari Allah Bapa, ketika datang kepada-Nya suara dari Yang Mahamulia, yang mengatakan: "Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan." (II Petrus  1:17).  Sebenarnya Yohanes dalam wahyu yang sampai kepadanya adalah untuk menegaskan kembali  apa yang sudah direncanakan TUHAN terhadap Anak-Nya Yang Tunggal, Yesus Kristus. Jemaat yang sedang disesah dan menderita karena iman mereka, harus semakin memperkuat iman mereka, sebab “Anak Domba Yang Disembelih” itu tidak selamanya mati, karena DIA sudah bangkit dan hidup kembali, dan memperoleh kemenangan, dan Kerajaan-Nya juga akan menang terhadap Kerajaan Anti-Kristus yang sedang berkuasa dan ingin menghancurkan mereka. Bala tentara sorgawi adalah teman umat beriman untuk mencapai itu.
6.       Bukan hanya para malaikat, makhluk-makhluk dan tua-tua yang menyatakan pengakuan mereka, tetapi juga “semua makhluk di sorga, dan yang ada di bumi dan yang ada di bawah bumi, dan yang di laut dan semua yang ada di dalam-Nya” sesuara dan dengan suara bulat menyampaikan “pengakuan yang sama” tentang Anak Domba itu. Yang empat “kelompok”  ini adalah di luar para malaikat (yang juga penghuni sorga), para makhluk (Yunani: zoon) (penghuni bumi), dan tua-tua (pemimpin-pemimpin umat). Semua yang ada di sorga, bumi, bawah bumi, laut dan segala isinya, adalah frasa untuk mengatakan “semua-semuanya, baik yang hidup maupun yang mati, baik manusia, hewan, maupun tumbuh-tumbuhan”. Mereka semua menjadi satu barisan, memberikan kepada Anak Domba/Yang duduk di Tahta itu: pujian, hormat, kemuliaan, kuasa yang selama-lamanya”. Ini juga merupakan ajakan kepada semua penguasa yang ada di bumi (yang anti-Kristus maupun yang pro-Kristus), ajakan kepada penguasa “kerajaan maut”, ajakan kepada “penguasa di lautan”, supaya mau menjadi satu barisan memberikan pujian, hormat, kemuliaan dan kuasa yang selama-lamanya, kepada Anak Domba (Yesus Kristus/Yesus dari Nazareth), yang sudah disembelih penguasa dunia bersama pemimpin agama di Golgatha, tetapi sudah bangkit dan hidup kembali.
7.       Bedanya “pengakuan” dari para malaikat dkk” (ayat 12) dan “pengakuan” dari “para penghuni sorga, bumi, bawah bumi dan penghuni lautan” (ayat 13b) adalah: Bahwa di ayat 12 hanya ada satu, sedangkan di ayat 13 b seolah-olah ada dua oknum yang dinyatakan patut mendapat pujian, hormat, kemuliaan dan hormat yang kekal: Bagi “Dia yang duduk di atas tahta” dan “bagi Anak Domba”. Yang dimaksudkan dengan dua penyebutan ini sebenarnya hanyalah satu oknum. Yang memberi kesan seolah menjadi dua adalah kata Yunani kai (yang diterjemahkan LAI dengan dan. Penggunaan kata kai di sini adalah dalam arti ”yang sama dengan”. Di banyak naskah, kata kai (= dan) itu tidak ada, maksudnya agar lebih jelas bahwa “Dia yang duduk di atas tahta” adalah sama dengan “Anak Domba”. Setelah kebangkitan dan kenaikan Yesus Kristus  ke sorga, DIA duduk di sebelah kanan Allah. Artinya DIA bertahta di sorga. Allah Bapa dan Anak Allah dibedakan sesuai dengan misi-Nya, tetapi hanya satu atau esa adanya. Sebutan-sebutan itu adalah untuk menandakan jalan atau cara TUHAN bekerja dan menyatakan diri kepada yang di sorga dan yang di bumi. “Yang duduk di Tahta” menunjuk kepada keberadaan-Nya di sorga, “Anak Domba” menunjuk keberadaan-Nya di bumi.
8.       Pujian adalah (pernyataan) rasa pengakuan dan penghargaan yang tulus akan kebaikan (keunggulan) sesuatu atau seseorang (bd. KBBI Ed.3, h. 904). Orang yang tidak tahu kebaikan dan keunggulan Yesus dari Nazareth, pasti orang itu tidak memberikan pujian kepada  Yesus, walaupun misalnya DIA diakui sebagai Isa al-Masih, atau Yesus Kristus. Umat Kristen tahu dan paham betul kebaikan dan keunggulan Yesus dari Nazareth, maka kepada DIA diberikan pujian, dengan memanggilnya atau mengakui-Nya Tuhan (Kyrios), Kristus (Yang Diurapi), Anak Domba (Yang dikurbankan demi keselamatan dan pengampunan dosa dunia), dan Yohanes memberi berbagai nama yang menunjukkan jasa/kebaikan-Nya. Selain itu orang Kristen sepanjang zaman menggubah nyanyian yang berisi pujian untuk meninggikan Yesus dengan tulus dan iman-iah. Pembuatan nyanyian pujian dari zaman ke zaman harus terus berkelanjutan. Sebagai pujian bagi-Nya banyak buku ditulis, yang menyaksikan kebaikan dan keunggulan Yesus dari Nazareth, dan perbuatan ini harus berlanjut terus menerus, sampai bumi penuh dengan buku, yang berisi pujian bagi Yesus (Anak Domba/Yang Duduk di Tahta sorgawi sekarang). Banyak karya-karya lainnya yang harus dihasilkan umat Kristen sebagai pujian bagi Yesus. Kata Yunani eulogia (LAI: pujian) berarti kata-kata indah dan mengagungkan seseorang.
Hormat  adalah perbuatan yang menandakan rasa hikmat atau takzim (seperti menyembah, menunduk) (KBBI Ed.3, h.408). Takzim = sangat hormat dan sopan (KBBI Ed.3, h. 1126). Arti ini juga dikandung arti kata Yunani timë (kata Latin: honor).  Demi menghormati seorang tua di kalangan orang Batak Toba, maka nama orang itu tidak disebut sewaktu memanggilnya, tetapi gelarnya setelah punya anak atau punya cucu (Ama ni... Nai ...; Oppu..., Oppu ni...). Demi menghormat orang yang duduk dan harus dilewati waktu jalan, orang Batak Toba selalu bilang  “santabi” = satu salam hormat (Indonesia: amit = izin; permisi (untuk pergi atau lewat), sambil membungkuk, dan tangan diulurkan meminta jalan. Untuk menghormat komandan, prajurit harus siap, tegak, dan mengangkat tangan kanan dan menaruh di sisi kepala. Itu pertanda patuh dan setia kepada komandan. Menghormat TUHAN Yesus Kristus? Jangan menyebut nama TUHAN dengan sembarangan.... Jangan ada allah lain padamu untuk kau sembah, selain Yahowa dalam Yesus Kristus. Patuhi dan laksanakan semua perintah-Nya (10 hukum Taurat) terutama perintah KASIH AGAVE yang diberikan-Nya. Hiduplah dalam persekutuan dengan Tuhan dalam huria-Nya. Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu. Jadilah manusia yang sebenarnya, jangan jadi “binatang buas”. Peliharalah lingkungan. Jadilah kaya dari kekayaan Tuhan.
Kemuliaan adalah hal (keadaan) mulia; keluhuran; keagungan; kehormatan. Mulia adalah tinggi (dalam kedudukan, pangkat, martabat), tertinggi; terhormat. Kemuliaan adalah suatu hal yang menunjukkan keadaan status dan martabat tertinggi, terhormat. (bd. KBBI Ed.3, h.761). Ada frasa-frasa khusus untuk menyatakan kemuliaan seseorang. Untuk Presiden: Yang terhormat; untuk anggota DPR: Yang mulia; Untuk Pimpinan Huria: Yang Mutabir; Reverend; Untuk teman sejawat: saudara. Untuk sahabat poang (Batak Toba); Untuk kakek/Nenek: oppung (Batak Toba). Untuk pimpinan huria di tanah Batak: ompu i. Bagaimanakah frasa untuk menyatakan kemuliaan Tuhan Yesus Kristus? Tentu saja dengan mengatakan kedudukan-Nya yang tertinggi: Tuhan kami; Juruselamat kami; Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat kami; Penebus kami; Yang Maha-pengasih dan mahapenyayang; Segala gelar yang memakai kata “maha...” Lalu pemberi kemuliaan bagi Tuhan itu menunjukkan pengakuannya tersebut dalam sikap dan perbuatan, etika dan perilaku, budi dan akhlaknya.
Kuasa adalah kemampuan atau kesanggupan (untuk bebuat sesuatu); wewenang atas sesuatu atau untuk menentukan (memerintah, mewakili, mengutus, dsb) sesuatu (KBBI Ed.3, h. 604). Kuasa Presiden RI diatur dalam UUD 1945. (1) menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain dan internasional lainnya (psl 11 ayat 1 dan 2); (2) menyatakan keadaan bahaya (psl. 12); (3) mengangkat dan menerima duta (psl.13 ayat 2 dan 3); (4) memberi grasi dan rehablitasi (psl 14 ayat 1); (5) memberi amnesti dan abolisi (psl 14 ayat 2); (6) memberi gelar, tanda jasa, dan lain-lain tanda kehormatan yang diatur dengan undang-undang (psl 15); (7) membentuk dewan pertimbangan (psl 16); (8) mengangkat dan memberhentikan menteri-menteri (psl 17 ayat 1-3); (9) membentuk dan membubarkan kementerian negara yang diatur undang-undang (psl 17 ayat 4). Bagaimana dengan kuasa Tuhan Yesus Kristus? Diatur dalam Firman TUHAN di Alkitab dan Firman yang disampaikan langsung oleh TUHAN: (1) mengadakan pendamaian di tengah-tengah dunia; (2) menetapkan siapa-siapa yang menjadi anggotanya; (3) memperingatkan manusia dalam bahaya; (4) memberi pengampunan dan penghapusan dosa; (5) menyatakan siapa saja yang bisa masuk sorga; (6) menghakimi umat manusia di hari penghakiman (kiamat); (7) memberi jabatan, kehormatan kepada manusia dalam Kerajaan-Nya. (8) memerintah di langit dan bumi dan bawah bumi atau alam semesta dan segala isinya. (9) Dan lain-lain.  Bandingkanlah kekuasaan pemerintahan di dunia dan kuasa pemerintahan sorgawi. Kekuasaan pemerintahan di bumi menjadi baik apabila diinpirasi oleh kekuasaan pemerintahan sorgawi itu.
Kekayaan adalah harta (bendawi, kodrati, iptek dan rohani) yang menjadi milik seseorang (diperbaiki defnisi dalam IBBI Ed.3, h.519). Sewaktu Yesus Kristus bekerja di dunia, DIA rela miskin, agar orang percaya dan pengikut-Nya menjadi kaya. Setelah DIA kembali ke sorga, kekayaan yakni kepemilikan-Nya terhadap seluruh isi langit dan bumi, laut dan darat serta segala isinya, dikembalikan kepada-Nya. Dari kekayaan Tuhan itu, manusia dapat mengambilnya dengan baik, tanpa merusak lingkungan dan rencana baik dari Tuhan. Untuk itu manusia diharapkan merdeka dan bertanggungjawab.
Hikmat (Yunani: sofian; sapientiam) adalah  kebijakan, kearifan maupun kesaktian (KBBI Ed.3, h.401), yang dapat digunakan untuk menyelesaikan seberat apapun masalah yang dihadapi manusia di dunia ini. Hikmat TUHAN yang paling sakti dan terandalkan menjawab persoalan dunia. Itulah yang ada dalam Yesus Kristus. Siapapun pemimpin di dunia ini perlu belajar dan meminta hikmat dari Tuhan Yesus Kristus, sehingga apa yang menjadi keputusan dan penyelesaian masalah yang dibuatnya berlaku untuk selamanya, bukan hanya dalam masa hidupnya tetapi juga ke generasi-generasi berikutnya.
Kekuatan (Yun.: dunamin; Latin: fortitudinem) adalah kapasitas tenaga, gaya, daya, sehingga mampu memikul seberat apapun beban dan tahan, awet sehingga dapat digunakan selamanya, serta teguh, ampuh, kukuh tidak tergoyahkan atau terkalahkan oleh kekuatan apapun. Bila Anak Domba itu dikalahkan di kayu salib, tetapi setelah kebangkitan-Nya DIA punya kekuatan sehingga tidak terkalahkan oleh Iblis dan antek-anteknya. Kekuatan itulah yang diberikan Tuhan Yesus Kristus kepada para pengikut-Nya, tetapi sayang sering pengikut-Nya tidak tahu menggunakannya. Karena kebodohan itu, sering kekuatan orang Kristen menjadi kekuatan menghancurkan dirinya, ibarat bom yang meledak di tempat sendiri, tetapi melawan musuh-musuh Kristus tidak kuat alias sungguh lemah. Keadaan ini harus segera diperbaiki, sehingga pengikut Yesus tidak hanya “jago kandang”, tetapi harus terandalkan di luar dan ke luar melawan setiap hal yang sedang menggerogoti huria TUHAN.
9.       Empat makhluk (yang disebut dalam Why. 4:6a – 8) (yang berwajah singa, anak lembu, muka manusia, burung nasar, masing-masing bersayap enam, di dalamnya penuh mata), ikut meng-AMIN-kan apa yang diserukan menurut Why.5:12 dan 13b. Siapa yang diwakili, disimbolkan keempat makhluk itu, sulit ditentukan. Ada-ada juga di dunia ini yang memilih hewan-hewan ini menjadi lambang organisasinya, (yang agamis atau yang sekularis). Dalam Daniel 7 ada juga disebut empat makhluk, yang masing-masing mewakili salah satu Kerajaan Yang Jahat, yang ada di dunia ini, pada masanya (singa, beruang, macantutul,  binatang bergigi besar dari besi). Mungkin juga Yohanes hendak mengatakan empat penguasa dunia di masanya, yakni penguasa yang ada di Roma, penguasa yang ada di Mesir, penguasa yang ada di Asia, dan penguasa yang ada di Yerusalem. Atau bisa juga yang dimaksudkan dengan empat makhluk itu adalah: Penguasa di bumi, penguasa di bawah bumi, penguasa di lautan, dan penguasa di sorga. Keempat penguasa itu turut mengaminkan pengakuan yang disampaikan para rakyatnya. Lalu para tua-tua (yang dalam Why. 4:10 ada 24 orang), tersungkur dan menyembah. Mereka adalah pelayan-pelayan di sekeliling tahta itu. Memang itulah tugas tua-tua tersebut (bd. Why.4:9-10). Berbahagialah para pelayan TUHAN yang dapat melaksanakan tugasnya dengan baik.
10.   Merenungkan ulang perikop Why.5:11-14
Serangan-serangan kepada umat Kristen sekarang ini semakin keras dan “sangat menjelek-jelekkan”. Yang pertama dan terutama serangan datang dari kelompok yang mengaku Yesus itu hanya sebagai Isa al-Masih, hanya nabi biasa yang ajaran-ajarannya dipandang kurang penting, dan sedapat mungkin ajaran-ajaran-Nya itu harus disangkal, demi menjungjung tinggi nabi dan ajaran mereka. Mereka sangat menyangkal ke-Tuhan-an Yesus, dan ke-Anak-Allah-an Yesus, juga sangat menyangkal kematian Yesus di kayu Salib Golgatha, dan sangat menyangkal kebangkitan Yesus. Kritikan itu semakin keras lagi, karena umat Kristen juga kurang mampu menjelaskan dan mempertahankan kebenaran iman percaya mereka. Mereka menuduh umat Kristen sangat berlebihan apabila mengaku percaya bahwa Yesus itu Anak Allah. Dan karena pengakuan itu berdasarkan kesaksian Alkitab, mereka menuduh, bahwa Alkitab itu telah dipalsukan, dan menurut mereka Paulus lah yang membangun teologia Kristen yang sedemikian, bukan Yesus. Mereka seolah menjadi pelanjut serangan yang dilakukan Yahudi kepada Yesus dan kepada para pengikut-Nya di masa huria abad-abad pertama, dan kelompok ISIS sekarang ini hendak menghapus penganut agama Kristen dari daerah yang mereka kuasai (seperti mereka lakukan di Syria, Libia sekarang ini). ISIS mempraktekkan “religiocide”/menghapus dari satu wilayah pengikut salah satu agama).  Kita doakan agar mereka semakin menghormati Yesus (Isa al-Masih) dalam ke-mesias-an-Nya, sebagai rasul Allah, sebagai rasul yang kelahiran-Nya dari Roh Kudus dan diciptakan dengan “kalimat” Allah, dan pengakuan kitab suci utama mereka yang mengatakan bahwa Isa al-Masih itu adalah Yang terkemuka di dunia dan di akhirat, dan menjadi Hakim pada hari kiamat, dan semakin memahami ucapan Isa al-Masih yang dicatat dalam kitab suci mereka, yang mengatakan: “Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali.”
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat luar biasa di masa sekarang, di satu sisi mendorong orang-orang yang anti Kristen dan yang areligious (tanpa agama) dan yang atheist (yang tak mengakui adanya Tuhan) menyerang kekristenan. Mereka tidak mau berbicara mengenai agama, ajaran Yesus, karena bagi mereka itu dianggap membebani pikiran/hidup mereka dengan hal-hal yang tidak berguna. Mereka membentuk dan menyebut nama di luar yang dikenal dalam kitab suci manapun, untuk otoritas yang mereka tidak bisa tangkap dan tetap menjadi “rahasia yang tidak terungkapkan” oleh ilmu pengetahuan dan teknologi mereka. Tuhan tertawa dan senyum-senyum saja melihat manusia-manusia seperti itu.
Ada juga kelompok manusia di dunia ini yang menyangkal adanya neraka, karena kalau manusia mati, dia menjadi “tanpa wujud”, tanpa warna, dan berada di dunia tanpa warna (nir-wana), atau rohnya akan menjelma lagi entah menjadi makhluk apa. Roh kakek moyang mereka dianggap sangat membantu kehidupan para keturunannya, sehingga itulah yang paling perlu dihormati. Mereka menganggap lucu umat Kristen dengan segala macam perdebatan teologinya, yang membuat umat manusia menjadi semakin ragu tentang kebenaran yang diajarkan Yesus Kristus.  Apalagi kalau mereka melihat umat Kristen begitu terpecah-pecah dan sungguh sangat tipis KASIH di antara mereka satu sama lain, bahkan sungguh sangat sengit permusuhannya apabila berbeda denominasi, berbeda huria/gereja, pada hal mereka, katanya, menyembah satu Tuhan, mengaku satu baptisan, berpegang pada ajaran satu kitab suci. Bagi mereka ajaran Kristen itu tidak menolong. Bagaimana, ya? Mereka perlu mengenal Yesus melalui “tubuh”-Nya, yakni seluruh gereja/huria-Nya yang bersatu padu, sesuara, sekesaksian.
Sampai sekarang masih muncul pemerintahan yang anti agama, termasuk anti kekristenan, karena menganut ideologi yang sangat mementingkan kemanusiaan, yang tak perlu digerogoti oleh keagamaan. Lihatlah, ajaran Marxisme dan masa kejayaannya, dan juga ‘transformasi’-nya paska bubarnya Uni-Sovyet. Ternyata dalam perjalanan sejarah, ideologi Marxisme menjadi hambar, karena tanpa garam. Tuhan memanggil mereka sekarang untuk sebarisan memberikan yang patut diberikan kepada Anak Domba yang disembelih di Golgatha dan yang sudah hidup kembali itu.
Memang serangan yang paling keras adalah “menggerogoti” ajaran suatu agama dari dalam agama itu sendiri. Dalam menjawabnya, umat Kristen harus tenang, dan senang (karena mendapat tugas menjawab, suatu tugas mulia), karena hal seperti itu sudah dimulai “dunia” ini langsung kepada Yesus sendiri, sewaktu hidup-Nya di dunia. Ajaran-ajaran Yesus harus semakin didalami umat Kristen dan dipraktekkan dalam kehidupan bergereja atau berhuria. Karena kebenaran Yesus Kristus adalah kebenaran KASIH AGAVE, kita yakin, bahwa pada akhirnya umat manusia  dan seluruh isi semesta alam, seperti dikatakan dalam perikop Why. 5:11-14 menjadi bersatu padu, sesuara dan kompak menyatakan bahwa bagi Yesus (Anak Domba Yang telah Disembelih demi penghapusan dosa umat manusia, dan telah bangkit hidup kembali itu): kuasa, kekayaan, hikmat, kekuatan, hormat, kemuliaan dan puji-pujian.
Kristen mengaku bahwa TUHAN Allah tidak beranak dan tidak beristeri, dan tidak diperanakkan, berdoa agar mereka (yang anti terhadap Yesus Anak Allah) semakin memahami apa artinya Allah tidak beranak dan tidak diperanakkan. Kristen hanya berusaha memaknai sebutan “Anak Allah”, “Anak Allah Yang Tunggal” untuk Yesus (yang muncul dari Allah sendiri dan dari pengakuan orang percaya). Sebutan ini sama sekali tidak membuat orang Kristen mengaku bahwa TUHAN Allah itu beranak, beristeri dan diperanakkan. Kristen mengaku bahwa Yesus itu Tuhan, tidak pernah disebut sebagai Yahowa atau Yahowa ’Elohim). Kristen mengaku DIA sebagai Tuhan (Kyrios), dan theos/’elohim/Allah. Yesus Kristus adalah Yahowa yang menyatakan diri dalam diri yang patut dihormati seperti itu, menurut kehendak TUHAN Yahowa. Orang yang tidak memahami semuanya itu tidak perlu berbantah-bantahan, tetapi lebih baik (menjadi satu barisan” menghormati Yesus sesuai dengan pemahaman masing-masing.
Umat Kristen perlu menunjukkan kekompakan mereka dalam segala hal. Dalam teologi, dalam pergaulan, dalam gerakan kemanusiaan, dan gerakan pemeliharaan lingkungan, dalam bermisi, dalam pekerjaan Pekabaran Injil, dalam menyampaikan pengampunan dosa dan keselamatan kepada dunia, dalam mengorganisasi praktek kasih agave. Umat Kristen sangat menghormati orang tua, di masa hidup mereka dan juga sesudah mereka meninggal dunia. Mereka adalah sumber berkat bagi keturunan-keturunannya, karena mereka meminta berkat itu dari TUHAN Allah dalam Yesus Kristus. Orang tua  yang sudah masuk sorga pun, juga menjadi berkat bagi keturunan-keturunannya, tetapi keturunannya meminta berkat itu dari Tuhan Yesus Kristus, tidak lagi langsung dari orang tua mereka yang sudah ada di sorga. Makanya memberi hormat kepada Yesus juga sekaligus memberi hormat kepada orang tua yang sudah berada bersama Yesus Kristus. Mereka tidak hilang begitu saja, atau tidak menentu entah di mana. Tempat mereka di sorga, yang bisa juga disebut “nir-wana” tetapi bukan tanpa warna, melainkan tanpa membedakan kelas-kelas di antara satu sama lain. Mereka semua sama pemulia Tuhan Yesus Kristus.  Berbahagialah yang ikut dalam barisan itu.
Setinggi – tingginya ilmu pengetahuan dan teknologi manusia, ilmu pengetahuan TUHAN Allah dalam Yesus Kristus  masih tetap lebih tinggi. TUHAN Allah dalam Yesus Kristus masih terus mengajak umat manusia (siapapun, yang beragama dan yang tidak beragama, yang percaya Tuhan dan yang tidak percaya Tuhan) untuk terus berkompetisi dengan Tuhan dalam hal iptek itu. Tuhan mengharap agar iptek manusia tidak ada yang merusak kemanusiaan, melainkan seperti TUHAN menggunakan iptek-nya: supaya segala sesuatu baru, dan supaya semuanya pada akhirnya “sangat baik”.  Dalam hal ini semua umat manusia bisa dalam satu barisan mengatakan: Bagi Yesus kemuliaan, hormat, kuasa, kekayaan, hikmat, kekuatan dan puji-pujian.
Seindah-indah ideologi, tidak ada seindah ideologi Pancasila, demikian kesimpulan sekarang ini. Tetapi yang terindah masih ide-ologi Tuhan Yesus Kristus, dengan ajaran-Nya: Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap-segenap, kasihilah sesamamu seperti dirimu sendiri, dan kasihilah musuhmu. Kasih yang dijalankan bukan kasih karena ideologi mereka sama (komunis mengasihi komunis, kapitalis mengasihi kapitalis, sosialis mengasihi sosialis, liberalis mengasihi liberalis, sejenis mengasihi sejenis, seagama mengasihi yang seagama). Bukan demikian KASIH AGAVE yang menjadi ide-ologi Tuhan Yesus Kristus.  Yang menikmati ideologi KASIH AGAVE harus hetero, bukan mono, dan bukan pula homo. Dalam hal ini penghuni sorga, penghuni bumi, penghuni bawah bumi, penghuni lautan dan segala yang ada di dalamnya, para malaikat, makhluk-makhluk, tua-tua mereka, berserta semua pemimpin mereka, bisa sesuara, berpadu suara, mentekadi bersama melaksanakan ideologi terbaik yang pernah dianugerahkan TUHAN Allah dalam Yesus Kristus kepada penghuni seluruh galaksi.  Dengan demikian semua-semuanya    menyanyikan kasih setia TUHAN (misericordias domini). Berhaleluya, bertahlil, beride, berhormat, dan ber-sorgawi.  
“Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia (baca: Yesus Kristus) telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi,  dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa!” (Filipi 2:8-11).
Pematangsiantar, tgl. 19 Pebrauari 2016/dibaca ulang dan sedikit dikoreksi tgl. 10 April 2016
Pdt. Langsung Maruli Basa Sitorus (Pdt. LaMBaS).