MINGGU MISERICORDIAS DOMINI TGL 10 APRIL 2016, EVANGELIUM: WAHYU 5:11-14
WAHYU
5:11 Maka aku melihat dan mendengar suara banyak
malaikat sekeliling takhta, makhluk-makhluk dan tua-tua itu; jumlah mereka
berlaksa-laksa dan beribu-ribu laksa,
5:12 katanya dengan suara nyaring: "Anak
Domba yang disembelih itu layak untuk menerima kuasa, dan kekayaan, dan hikmat,
dan kekuatan, dan hormat, dan kemuliaan, dan puji-pujian!"
5:13 Dan aku mendengar semua makhluk yang di
sorga dan yang di bumi dan yang di bawah bumi dan yang di laut dan semua yang
ada di dalamnya, berkata: "Bagi Dia yang duduk di atas takhta dan bagi Anak Domba, adalah puji-pujian dan
hormat dan kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya!"
5:14 Dan keempat makhluk itu berkata:
"Amin". Dan tua-tua itu jatuh tersungkur dan menyembah.
PUJIAN, HORMAT,
KEMULIAAN DAN KUASA
BAGI YESUS KRISTUS,
ANAK DOMBA ALLAH
PUJIPUJIAN, HASANGAPON,
HAMULIAON NANG HUASO SALELENGNA
DI YESUS KRISTUS, BIRUBIRU NI
YAHOWA
1.
Penyebutan nama bagi Yesus
beraneka, agar kesaksian didengarkan umat manusia
Seorang yang menjadi
anti-Kristus mengkritik umat Kristen sebagai penyembah “binatang” (dalam hal
ini: anak domba) karena dia melihat ada gambar anak domba dalam “Alkitab
Bergambar”, dan dilihatnya ada gambar “anak domba” di Bait Suci Kristen, dan
orang Kristen di jemaat itu menghormat kepada gambar Anak Domba tersebut. Demikianlah
orang yang tidak tahu dan sengaja menjadi tidak tahu, apa arti “simbol-simbol”
dan nama-nama yang beraneka ragam yang diberikan kepada Tuhan Yesus Kristus,
dan mengapa umat Kristen menggunakan suatu simbol dan suatu nama tertentu untuk
menyebutkan Yesus Kristus.
Dalam teks Why.5
sedikitnya ada dua “hewan” yang digunakan untuk menyebut Yesus Kristus, yakni
(1) singa (Why.5:5) dan (2) anak domba (Why.5:6.7.8.11.13). Singa itu disebut
“singa dari suku Yehuda”, yang telah menang dan dapat membuka gulungan kitab
dengan membuka tujuh meterai yang memeterai kitab gulungan yang diberi
kepadanya. Kemudian Anak Domba itu seperti disembelih, bertanduk tujuh, duduk
di tahta, dan DIA lah satu-satunya dari yang ada di langit, bumi dan bawah
bumi, yang mampu membuka tujuh meterai buku (gulungan kitab) yang diserahkan
kepada-Nya. Dari itu dapat dikatakan, bahwa yang dimaksud dengan singa dari
suku Yehuda, tunas Daud” adalah sama dengan “Anak Domba” yang duduk di
tahta. Dia dipuja, dipuji, dan dikatakan
bahwa DIA sudah membuat semua orang dari semua “suku, bahasa, kaum dan bangsa”
menjadi satu Kerajaan dan menjadi imam-imam bagi Allah, dan mereka memerintah
sebagai raja di bumi (bd. Why.5:9-10).
Di
dalam situasi negara yang sangat anti-Kristus, yakni di zaman Kaisar Nero
(13/10-54 s/d 9/6-68) , Galba (10/6-68
s/d 15/1-69), Otho (15/1-69 s/d 14/4-69), Vitellius (2/1-69 s/d 20/12-69),
Vespasianus (1/7-69 s/d 24/6-79), Titus (24/6-79 s/d 13/9-81), Domitianus
(14/9-81 s/d 16/9-96), Nerva (16/9-96 s/d
25/1-98), Trayanus (25/1-98 s/d 8/8-117), dan Hadrianus (11/8-117 s/d
10/7-138) memerintah seluruh wilayah
Kekaisaran Romawi (seluruh Eropah dan Timur Tengah), orang Kristen sering
kurang menggunakan nama “Yesus Kristus” dalam karya tulis mereka. (Catatan:
Selama pemerintahan 10 kaisar tersebut orang Kristen berada dalam penyesahan,
pengejaran untuk dibunuhi). Karya tulis Yohanes (Injil, Surat-surat Yohanes,
Wahyu Yohanes, mulai terbit sejak tahun 90, masa Domitianus). Sebagai
pengganti, para penulis mencari “nama pemuliaan” untuk Yesus Kristus, dengan
harapan bahwa jemaat Kristen yang membacanya dapat mengertinya, karena masih
bisa dituntun oleh berita Perjanjian Lama untuk memahaminya. Tujuan adalah,
pesan dan penguatan iman harus sampai kepada jemaat-jemaat Tuhan yang sedang
berada dalam keadaan disesah oleh “pasukan dunia”. Dalam Kitab Wahyu nama Yesus digunakan 12
kali; kombinasi dengan Kristus (> Yesus Kristus) 3 kali; kombinasi dengan
Tuhan (> Tuhan Yesus) 2 kali; hanya nama Kristus satu kali. Nama-nama ini
disebut hanya 13 kali (Why.1:1.2.5.9; 12:17; 14:12; 17:6; 19:10; 20:4.6;
22:16.20.21). Penggunaan nama ini
menuntun pembacanya, bahwa kitab ini berbicara tentang Yesus, saksi-saksi
Yesus, Kristus. Kebanyakan nama yang digunakan untuk Yesus adalah “nama
pemuliaan”, seperti: Alfa Omega (Why.1:8; 21:6; 22:13), Anak Manusia (Why.1:12;
14:14), “Yang Awal dan Yang Akhir, yang telah mati dan hidup kembali” (Why.2:8;
bd. 21:6), “Yang Pertama dan Yang terkemudian” (Why.22:13); “yang memakai
pedang yang tajam dan bermata dua” (Why. 2:12); “Anak Allah, yang mata-Nya
bagaikan nyala api dan kaki-Nya bagaikan tembaga” (Why.2:18), “Dia, yang
memiliki ketujuh Roh Allah dan ketujuh bintang itu” (Why.3:1); “Yang kudus, Yang Benar, yang memegang kunci
Daud” (Why.3:7); “Amin, Saksi yang setia dan benar, permulaan dari ciptaan
Allah” (Why.3:14); “singa dari suku Yehuda, tunas Daud” (Why.5:5); “tunas Daud,
yaitu keturunan Daud, bintang timur gilang-gemilang” (Why.22:16); Anak Domba
(Why.5:6.8.11.13;
6:1.3.5.7.9.12;
7:9.14;
12:11;
14:1;
15:3;
17:14;
19:7.9;
21:22.23.27;
22:1.3);
“Yang Setia dan Yang Benar (Why.19:11). Yohanes menggunakan nama singa dari
suku Yehuda, karena nama itu familiar melalui sebutan yang ada dalam Kej.49:9 atau tunas Daud berdasarkan
Yes.11:1.10 (tunas/taruk dari tunggul/pangkal Isai), dan gelar “Anak Domba”
untuk Hamba Allah didasarkan kepada Yes.53:7; dan sekaligus dipahami
berdasarkan arti kurban Anak Domba menurut Perjanjian Lama. (Keluaran 12). Setengah
dari kitab Wahyu berbicara tentang Anak Domba.
2.
Yohanes mengalami penglihatan (vidi; hozeh) dan audivi, yang melihat hal-hal yang
diungkapkan/ diperlihatkan Tuhan kepadanya dan hal-hal yang diperdengarkan
Tuhan kepadanya. Dalam PL juga diberitakan bahwa ada nabi TUHAN yang mengalami
penglihatan dan pen-dengar-an. Mereka disebut hozeh, seperti Amos (bd. Am.7:12), Yesaya (bd. Yes.1:1) bukan
sekedar nabi tetapi juga pelihat. Ilmu modern mengenal “clear voyance” (dapat melihat peristiwa yang terjadi di tempat yang
jaraknya jauh darinya). (Orang Batak Toba hanya mengenal “parmata begu” tetapi tidak ada “parmata
Tuhan”, tetapi ada “paralatan”(yang
mampu mengatakan akan terjadi sesuatu), dan ada juga yang dinamai paralamat pandang torus (yang dapat
melihat tembus ke tempat jauh, bahkan ke dunia ilahi). Mampu melihat dan mendengar
yang tidak dapat dilihat dan didengar oleh orang biasa, adalah suatu talenta
yang diberikan TUHAN kepada seseorang. Tidak semua orang dapat mengalaminya.
Biasanya, orang yang dekat dengan TUHAN diberi kesempatan oleh TUHAN melihat
dan mendengar yang ada di “dunia ilahi”.
3.
Yohanes melihat ada suatu tahta,
dan disekelilingnya ada banyak malaikat, makhluk, dan tua-tua, yang jumlahnya
berlaksa-laksa dan beribu-ribu laksa. Suatu ungkapan jumlah untuk mengatakan
“tidak terhitung banyaknya”. “Suara” yang didengar itu ditulis dalam bentuk akkusatif
tunggal (fōnen), bukan dalam
bentuk akkusatif plural (jamak) (fōnas). Itu pertanda bahwa walaupun yang bersuara belaksa-laksa dan terdiri
dari berbagai jenis (malaikat, makhluk, tua-tua), suara mereka bisa bulat, satu
suara, sesuara. Kemudian dikatakan suara itu “nyaring” (megale) artinya besar, kuat dan kedengaran sampai sejauh mungkin.
Hal seperti ini perlu ditiru oleh umat manusia, yang sudah menjadi warga
Kerajaan Tuhan di bumi. Banyaknya warga Kerajaan Tuhan harus ada “muriades muriadon kai chliades chiliadon”
(myriades myriadum et milia milium) (= berratus-ratus juta
bahkan ber-miliar-miliar), dan terdiri dari berbagai jenis dan berbagai macam
tingkatan (malaikat: tingkat sorgawi; makhluk = tingkat dunia; tua-tua =
tingkat pemimpin). Mereka semua mengitari hanya satu tahta, yakni tahta
Penguasa langit, bumi, dan bawah bumi. Suara mereka bisa bersatu padu, dan
bukan hanya berpadu suara, tetapi bersuara bulat, tidak terpecah-pecah. (Soara nasida ndang gaor, ndang mingor, alai
tung sada songon “daion mual”). Suara mereka “nyaring” (dang marporok), kuat dan bergema (berpengaruh) dan menggetarkan
hati yang mendengarkannya.
4.
Apa yang dikatakan dengan suara
bulat dan nyaring itu merupakan pengakuan terhadap “Anak Domba yang
disembelih”. Siapa itu “Anak Domba Yang Disembelih”? Nama itu adalah nama pemuliaan
untuk “Yang Awal dan Yang Akhir, yang telah mati dan hidup kembali” (Why.2:8;
bd. 21:6). “Yang Awal dan Yang Akhir”
atau dalam kata Yunani “Alfa dan Omega”,
adalah nama yang dikenakan kepada Yesus Kristus. DIA lah “Anak Domba
Yang Disembelih”, yakni yang telah mati dan hidup kembali. Di Why.5:6
diberitahu: “Anak Domba seperti telah disembelih, bertanduk tujuh dan bermata
tujuh”. Sebutan “Anak Domba” di sini merujuk kepada “anak domba Paskah” (Kel.
12:21), yang disembelih dan darahnya disapukan ke ambang atas dan kedua tiang
pintu rumah masing-masing keluarga Israel, agar pemusnah tidak masuk di rumah
mereka. Yohanes dalam Why.5:6 dan 11 sengaja mengatakan Anak Domba yang
disembelih, untuk menunjukkan bahwa dari Anak Domba itu sudah diambil
(ditumpahkan) darahnya untuk digunakan sebagai penangkal pemusnah agar tidak
datang mematikan anak sulung penghuni rumah. Anak Domba ini bukan anak domba
yang berada dekat induknya, tetapi yang sudah dipilih, dikhususkan untuk kurban
Paskah, dan pengurbanannya sudah selesai diadakan. Itulah Yesus Kristus, Anak
Domba Paskah TUHAN yang dikurbankan oleh TUHAN Allah di salib bukit Golgatha,
untuk menangkal datangnya pemusnah kepada semua anggota “keluarga Allah”. Daging Anak Domba paskah Yahudi/Israel,
dimakan oleh keluarga itu, dan kalau ada yang sisa harus dibakar habis sebelum
tiba hari Sabbat. Beda dengan itu, Anak Domba Paskah Allah di Golgatha bukan
manusia yang memakannya, melainkan maut, dan liang kubur, sehingga DIA bisa
bangkit lagi di hari yang ketiga setelah “penyembelihan-Nya”. Dengan demikian,
bukan hanya pemusnah (maut, kematian, dan Iblis/malaikat maut) yang ditangkal
masuk ke “keluarga Allah”, tetapi juga kuasa maut, kuasa kematian dan kuasa
Iblis dikalahkan, yang tampak dari kebangkitan Yesus Kristus dari mati. Melihat
kenyataan itulah, para malaikat, makhluk-makhluk, dan tua-tua yang
bermiliar-miliar itu sesuara (dengan suara bulat) mengatakan Why. 5:12.
5.
Dia yang tampaknya sangat tidak
ada apa-apanya (seperti burung pipit yang tidak ada apa-apanya), layak menerima
kuasa. Dia yang menjadi sangat miskin (semiskin Lazarus), layak menerima
kekayaan. Dia yang sebodoh manusia terbodoh, layak menerima hikmat. Dia yang
sangat lemah (selemah anak domba), layak menerima kekuatan. Dia yang sehina
rakyat jelata miskin, layak menerima hormat. Dia yang yang sangat dilecehkan,
sekarang layak menerima kemuliaan. Dia yang sebelumnya dicibir, sekarang layak
menerima puji-pujian. Beberapa catatan dari Alkitab: Sewaktu Yesus naik ke
sorga, DIA berkata: “Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di
bumi!” (Mat.28: 18b). "Apabila Anak
Manusia datang dalam kemuliaan-Nya dan semua malaikat bersama-sama dengan Dia,
maka Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya” (Matius 25:31). “Anak
Manusia pun ... datang kelak dalam kemuliaan Bapa-Nya, diiringi
malaikat-malaikat kudus" (Markus
8:38). “Bukankah Mesias harus menderita semuanya itu untuk masuk ke
dalam kemuliaan-Nya?" (Lukas
24:26). Ada “kekayaan Kristus, yang tidak terduga”, (Efesus 3:8). “Kristus adalah kekuatan Allah dan
hikmat Allah” (I Korintus 1:24). “... betapa
hebat kuasa-Nya bagi kita yang percaya, sesuai dengan kekuatan kuasa-Nya” (Efesus
1:19). “Dialah satu-satunya yang tidak
takluk kepada maut, bersemayam dalam terang yang tak terhampiri. Seorang pun
tak pernah melihat Dia dan memang manusia tidak dapat melihat Dia. Bagi-Nyalah
hormat dan kuasa yang kekal! Amin” (I Timotius
6:16).” Tetapi Dia, yang untuk waktu yang singkat dibuat sedikit lebih
rendah dari pada malaikat-malaikat, yaitu Yesus, kita lihat, yang oleh karena
penderitaan maut, dimahkotai dengan kemuliaan dan hormat, supaya oleh kasih
karunia Allah Ia mengalami maut bagi semua manusia” (Ibrani 2:9). “Sebab Ia dipandang layak mendapat
kemuliaan lebih besar dari pada Musa, sama seperti ahli bangunan lebih
dihormati dari pada rumah yang dibangunnya” (Ibrani 3:3). “Kami menyaksikan, bagaimana Ia
menerima kehormatan dan kemuliaan dari Allah Bapa, ketika datang kepada-Nya
suara dari Yang Mahamulia, yang mengatakan: "Inilah Anak yang Kukasihi,
kepada-Nyalah Aku berkenan." (II Petrus
1:17). Sebenarnya Yohanes dalam
wahyu yang sampai kepadanya adalah untuk menegaskan kembali apa yang sudah direncanakan TUHAN terhadap
Anak-Nya Yang Tunggal, Yesus Kristus. Jemaat yang sedang disesah dan menderita
karena iman mereka, harus semakin memperkuat iman mereka, sebab “Anak Domba
Yang Disembelih” itu tidak selamanya mati, karena DIA sudah bangkit dan hidup
kembali, dan memperoleh kemenangan, dan Kerajaan-Nya juga akan menang terhadap
Kerajaan Anti-Kristus yang sedang berkuasa dan ingin menghancurkan mereka. Bala
tentara sorgawi adalah teman umat beriman untuk mencapai itu.
6.
Bukan hanya para malaikat,
makhluk-makhluk dan tua-tua yang menyatakan pengakuan mereka, tetapi juga
“semua makhluk di sorga, dan yang ada di bumi dan yang ada di bawah bumi, dan
yang di laut dan semua yang ada di dalam-Nya” sesuara dan dengan suara bulat
menyampaikan “pengakuan yang sama” tentang Anak Domba itu. Yang empat
“kelompok” ini adalah di luar para
malaikat (yang juga penghuni sorga), para makhluk (Yunani: zoon) (penghuni
bumi), dan tua-tua (pemimpin-pemimpin umat). Semua yang ada di sorga, bumi,
bawah bumi, laut dan segala isinya, adalah frasa untuk mengatakan
“semua-semuanya, baik yang hidup maupun yang mati, baik manusia, hewan, maupun
tumbuh-tumbuhan”. Mereka semua menjadi satu barisan, memberikan kepada Anak
Domba/Yang duduk di Tahta itu: pujian, hormat, kemuliaan, kuasa yang selama-lamanya”.
Ini juga merupakan ajakan kepada semua penguasa yang ada di bumi (yang
anti-Kristus maupun yang pro-Kristus), ajakan kepada penguasa “kerajaan maut”, ajakan
kepada “penguasa di lautan”, supaya mau menjadi satu barisan memberikan pujian,
hormat, kemuliaan dan kuasa yang selama-lamanya, kepada Anak Domba (Yesus
Kristus/Yesus dari Nazareth), yang sudah disembelih penguasa dunia bersama
pemimpin agama di Golgatha, tetapi sudah bangkit dan hidup kembali.
7.
Bedanya “pengakuan” dari para
malaikat dkk” (ayat 12) dan “pengakuan” dari “para penghuni sorga, bumi, bawah
bumi dan penghuni lautan” (ayat 13b) adalah: Bahwa di ayat 12 hanya ada satu,
sedangkan di ayat 13 b seolah-olah ada dua oknum yang dinyatakan patut mendapat
pujian, hormat, kemuliaan dan hormat yang kekal: Bagi “Dia yang duduk di atas
tahta” dan “bagi Anak Domba”. Yang dimaksudkan dengan dua penyebutan ini
sebenarnya hanyalah satu oknum. Yang memberi kesan seolah menjadi dua adalah
kata Yunani kai (yang diterjemahkan LAI
dengan dan. Penggunaan kata kai di sini adalah dalam arti ”yang sama
dengan”. Di banyak naskah, kata kai
(= dan) itu tidak ada, maksudnya agar
lebih jelas bahwa “Dia yang duduk di atas tahta” adalah sama dengan “Anak
Domba”. Setelah kebangkitan dan kenaikan Yesus Kristus ke sorga, DIA duduk di sebelah kanan Allah.
Artinya DIA bertahta di sorga. Allah Bapa dan Anak Allah dibedakan sesuai
dengan misi-Nya, tetapi hanya satu atau esa adanya. Sebutan-sebutan itu adalah
untuk menandakan jalan atau cara TUHAN bekerja dan menyatakan diri kepada yang
di sorga dan yang di bumi. “Yang duduk di Tahta” menunjuk kepada keberadaan-Nya
di sorga, “Anak Domba” menunjuk keberadaan-Nya di bumi.
8.
Pujian adalah (pernyataan) rasa pengakuan dan
penghargaan yang tulus akan kebaikan (keunggulan) sesuatu atau seseorang (bd.
KBBI Ed.3, h. 904). Orang yang tidak tahu kebaikan dan keunggulan Yesus dari
Nazareth, pasti orang itu tidak memberikan pujian kepada Yesus, walaupun misalnya DIA diakui sebagai
Isa al-Masih, atau Yesus Kristus. Umat Kristen tahu dan paham betul kebaikan
dan keunggulan Yesus dari Nazareth, maka kepada DIA diberikan pujian, dengan
memanggilnya atau mengakui-Nya Tuhan (Kyrios), Kristus (Yang Diurapi), Anak
Domba (Yang dikurbankan demi keselamatan dan pengampunan dosa dunia), dan Yohanes
memberi berbagai nama yang menunjukkan jasa/kebaikan-Nya. Selain itu orang
Kristen sepanjang zaman menggubah nyanyian yang berisi pujian untuk meninggikan
Yesus dengan tulus dan iman-iah. Pembuatan nyanyian pujian dari zaman ke zaman
harus terus berkelanjutan. Sebagai pujian bagi-Nya banyak buku ditulis, yang
menyaksikan kebaikan dan keunggulan Yesus dari Nazareth, dan perbuatan ini
harus berlanjut terus menerus, sampai bumi penuh dengan buku, yang berisi pujian
bagi Yesus (Anak Domba/Yang Duduk di Tahta sorgawi sekarang). Banyak
karya-karya lainnya yang harus dihasilkan umat Kristen sebagai pujian bagi
Yesus. Kata Yunani eulogia (LAI:
pujian) berarti kata-kata indah dan mengagungkan seseorang.
Hormat adalah perbuatan yang
menandakan rasa hikmat atau takzim (seperti menyembah, menunduk) (KBBI Ed.3,
h.408). Takzim = sangat hormat dan sopan (KBBI Ed.3, h. 1126). Arti ini juga
dikandung arti kata Yunani timë (kata
Latin: honor). Demi menghormati seorang tua di kalangan orang
Batak Toba, maka nama orang itu tidak disebut sewaktu memanggilnya, tetapi
gelarnya setelah punya anak atau punya cucu (Ama ni... Nai ...; Oppu..., Oppu
ni...). Demi menghormat orang yang duduk dan harus dilewati waktu jalan, orang
Batak Toba selalu bilang “santabi” = satu salam hormat (Indonesia:
amit = izin; permisi (untuk pergi atau lewat), sambil membungkuk, dan tangan
diulurkan meminta jalan. Untuk menghormat komandan, prajurit harus siap, tegak,
dan mengangkat tangan kanan dan menaruh di sisi kepala. Itu pertanda patuh dan
setia kepada komandan. Menghormat TUHAN Yesus Kristus? Jangan menyebut nama
TUHAN dengan sembarangan.... Jangan ada allah lain padamu untuk kau sembah,
selain Yahowa dalam Yesus Kristus. Patuhi dan laksanakan semua perintah-Nya (10
hukum Taurat) terutama perintah KASIH AGAVE yang diberikan-Nya. Hiduplah dalam
persekutuan dengan Tuhan dalam huria-Nya. Bertolong-tolonganlah menanggung
bebanmu. Jadilah manusia yang sebenarnya, jangan jadi “binatang buas”. Peliharalah
lingkungan. Jadilah kaya dari kekayaan Tuhan.
Kemuliaan adalah hal (keadaan) mulia; keluhuran; keagungan; kehormatan. Mulia
adalah tinggi (dalam kedudukan, pangkat, martabat), tertinggi; terhormat. Kemuliaan
adalah suatu hal yang menunjukkan keadaan status dan martabat tertinggi,
terhormat. (bd. KBBI Ed.3, h.761). Ada frasa-frasa khusus untuk menyatakan
kemuliaan seseorang. Untuk Presiden: Yang terhormat; untuk anggota DPR: Yang
mulia; Untuk Pimpinan Huria: Yang Mutabir; Reverend; Untuk teman sejawat: saudara.
Untuk sahabat poang (Batak Toba); Untuk
kakek/Nenek: oppung (Batak Toba). Untuk
pimpinan huria di tanah Batak: ompu i.
Bagaimanakah frasa untuk menyatakan kemuliaan Tuhan Yesus Kristus? Tentu saja
dengan mengatakan kedudukan-Nya yang tertinggi: Tuhan kami; Juruselamat kami;
Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat kami; Penebus kami; Yang Maha-pengasih dan
mahapenyayang; Segala gelar yang memakai kata “maha...” Lalu pemberi kemuliaan
bagi Tuhan itu menunjukkan pengakuannya tersebut dalam sikap dan perbuatan,
etika dan perilaku, budi dan akhlaknya.
Kuasa
adalah kemampuan atau kesanggupan (untuk bebuat sesuatu); wewenang atas sesuatu
atau untuk menentukan (memerintah, mewakili, mengutus, dsb) sesuatu (KBBI Ed.3,
h. 604). Kuasa Presiden RI diatur dalam UUD 1945. (1) menyatakan perang,
membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain dan internasional lainnya
(psl 11 ayat 1 dan 2); (2) menyatakan keadaan bahaya (psl. 12); (3) mengangkat
dan menerima duta (psl.13 ayat 2 dan 3); (4) memberi grasi dan rehablitasi (psl
14 ayat 1); (5) memberi amnesti dan abolisi (psl 14 ayat 2); (6) memberi gelar,
tanda jasa, dan lain-lain tanda kehormatan yang diatur dengan undang-undang
(psl 15); (7) membentuk dewan pertimbangan (psl 16); (8) mengangkat dan memberhentikan
menteri-menteri (psl 17 ayat 1-3); (9) membentuk dan membubarkan kementerian
negara yang diatur undang-undang (psl 17 ayat 4). Bagaimana dengan kuasa Tuhan
Yesus Kristus? Diatur dalam Firman TUHAN di Alkitab dan Firman yang disampaikan
langsung oleh TUHAN: (1) mengadakan pendamaian di tengah-tengah dunia; (2)
menetapkan siapa-siapa yang menjadi anggotanya; (3) memperingatkan manusia
dalam bahaya; (4) memberi pengampunan dan penghapusan dosa; (5) menyatakan
siapa saja yang bisa masuk sorga; (6) menghakimi umat manusia di hari
penghakiman (kiamat); (7) memberi jabatan, kehormatan kepada manusia dalam
Kerajaan-Nya. (8) memerintah di langit dan bumi dan bawah bumi atau alam
semesta dan segala isinya. (9) Dan lain-lain. Bandingkanlah kekuasaan pemerintahan di dunia
dan kuasa pemerintahan sorgawi. Kekuasaan pemerintahan di bumi menjadi baik
apabila diinpirasi oleh kekuasaan pemerintahan sorgawi itu.
Kekayaan adalah harta (bendawi, kodrati, iptek dan rohani) yang menjadi milik
seseorang (diperbaiki defnisi dalam IBBI Ed.3, h.519). Sewaktu Yesus Kristus
bekerja di dunia, DIA rela miskin, agar orang percaya dan pengikut-Nya menjadi
kaya. Setelah DIA kembali ke sorga, kekayaan yakni kepemilikan-Nya terhadap
seluruh isi langit dan bumi, laut dan darat serta segala isinya, dikembalikan
kepada-Nya. Dari kekayaan Tuhan itu, manusia dapat mengambilnya dengan baik,
tanpa merusak lingkungan dan rencana baik dari Tuhan. Untuk itu manusia
diharapkan merdeka dan bertanggungjawab.
Hikmat (Yunani: sofian; sapientiam)
adalah kebijakan, kearifan maupun
kesaktian (KBBI Ed.3, h.401), yang dapat digunakan untuk menyelesaikan seberat
apapun masalah yang dihadapi manusia di dunia ini. Hikmat TUHAN yang paling
sakti dan terandalkan menjawab persoalan dunia. Itulah yang ada dalam Yesus
Kristus. Siapapun pemimpin di dunia ini perlu belajar dan meminta hikmat dari
Tuhan Yesus Kristus, sehingga apa yang menjadi keputusan dan penyelesaian
masalah yang dibuatnya berlaku untuk selamanya, bukan hanya dalam masa hidupnya
tetapi juga ke generasi-generasi berikutnya.
Kekuatan (Yun.: dunamin; Latin: fortitudinem) adalah kapasitas tenaga,
gaya, daya, sehingga mampu memikul seberat apapun beban dan tahan, awet
sehingga dapat digunakan selamanya, serta teguh, ampuh, kukuh tidak tergoyahkan
atau terkalahkan oleh kekuatan apapun. Bila Anak Domba itu dikalahkan di kayu
salib, tetapi setelah kebangkitan-Nya DIA punya kekuatan sehingga tidak
terkalahkan oleh Iblis dan antek-anteknya. Kekuatan itulah yang diberikan Tuhan
Yesus Kristus kepada para pengikut-Nya, tetapi sayang sering pengikut-Nya tidak
tahu menggunakannya. Karena kebodohan itu, sering kekuatan orang Kristen
menjadi kekuatan menghancurkan dirinya, ibarat bom yang meledak di tempat
sendiri, tetapi melawan musuh-musuh Kristus tidak kuat alias sungguh lemah.
Keadaan ini harus segera diperbaiki, sehingga pengikut Yesus tidak hanya “jago
kandang”, tetapi harus terandalkan di luar dan ke luar melawan setiap hal yang
sedang menggerogoti huria TUHAN.
9.
Empat makhluk (yang disebut dalam
Why. 4:6a – 8) (yang berwajah singa, anak lembu, muka manusia, burung nasar,
masing-masing bersayap enam, di dalamnya penuh mata), ikut meng-AMIN-kan apa
yang diserukan menurut Why.5:12 dan 13b. Siapa yang diwakili, disimbolkan
keempat makhluk itu, sulit ditentukan. Ada-ada juga di dunia ini yang memilih
hewan-hewan ini menjadi lambang organisasinya, (yang agamis atau yang
sekularis). Dalam Daniel 7 ada juga disebut empat makhluk, yang masing-masing
mewakili salah satu Kerajaan Yang Jahat, yang ada di dunia ini, pada masanya (singa,
beruang, macantutul, binatang bergigi
besar dari besi). Mungkin juga Yohanes hendak mengatakan empat penguasa dunia
di masanya, yakni penguasa yang ada di Roma, penguasa yang ada di Mesir,
penguasa yang ada di Asia, dan penguasa yang ada di Yerusalem. Atau bisa juga
yang dimaksudkan dengan empat makhluk itu adalah: Penguasa di bumi, penguasa di
bawah bumi, penguasa di lautan, dan penguasa di sorga. Keempat penguasa itu
turut mengaminkan pengakuan yang disampaikan para rakyatnya. Lalu para tua-tua
(yang dalam Why. 4:10 ada 24 orang), tersungkur dan menyembah. Mereka adalah
pelayan-pelayan di sekeliling tahta itu. Memang itulah tugas tua-tua tersebut
(bd. Why.4:9-10). Berbahagialah para pelayan TUHAN yang dapat melaksanakan
tugasnya dengan baik.
10.
Merenungkan ulang perikop
Why.5:11-14
Serangan-serangan
kepada umat Kristen sekarang ini semakin keras dan “sangat menjelek-jelekkan”.
Yang pertama dan terutama serangan datang dari kelompok yang mengaku Yesus itu
hanya sebagai Isa al-Masih, hanya nabi biasa yang ajaran-ajarannya dipandang
kurang penting, dan sedapat mungkin ajaran-ajaran-Nya itu harus disangkal, demi
menjungjung tinggi nabi dan ajaran mereka. Mereka sangat menyangkal ke-Tuhan-an
Yesus, dan ke-Anak-Allah-an Yesus, juga sangat menyangkal kematian Yesus di
kayu Salib Golgatha, dan sangat menyangkal kebangkitan Yesus. Kritikan itu
semakin keras lagi, karena umat Kristen juga kurang mampu menjelaskan dan
mempertahankan kebenaran iman percaya mereka. Mereka menuduh umat Kristen
sangat berlebihan apabila mengaku percaya bahwa Yesus itu Anak Allah.
Dan karena pengakuan itu berdasarkan kesaksian Alkitab, mereka menuduh, bahwa
Alkitab itu telah dipalsukan, dan menurut mereka Paulus lah yang membangun
teologia Kristen yang sedemikian, bukan Yesus. Mereka seolah menjadi pelanjut
serangan yang dilakukan Yahudi kepada Yesus dan kepada para pengikut-Nya di
masa huria abad-abad pertama, dan kelompok ISIS sekarang ini hendak menghapus
penganut agama Kristen dari daerah yang mereka kuasai (seperti mereka lakukan
di Syria, Libia sekarang ini). ISIS mempraktekkan “religiocide”/menghapus dari satu wilayah pengikut salah satu agama).
Kita doakan agar mereka semakin
menghormati Yesus (Isa al-Masih) dalam ke-mesias-an-Nya, sebagai rasul Allah,
sebagai rasul yang kelahiran-Nya dari Roh Kudus dan diciptakan dengan “kalimat”
Allah, dan pengakuan kitab suci utama mereka yang mengatakan bahwa Isa al-Masih
itu adalah Yang terkemuka di dunia dan di akhirat, dan menjadi Hakim pada hari
kiamat, dan semakin memahami ucapan Isa al-Masih yang dicatat dalam kitab suci
mereka, yang mengatakan: “Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada
hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan
hidup kembali.”
Kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat luar biasa di masa sekarang, di satu
sisi mendorong orang-orang yang anti Kristen dan yang areligious (tanpa agama)
dan yang atheist (yang tak mengakui adanya Tuhan) menyerang kekristenan. Mereka
tidak mau berbicara mengenai agama, ajaran Yesus, karena bagi mereka itu
dianggap membebani pikiran/hidup mereka dengan hal-hal yang tidak berguna. Mereka
membentuk dan menyebut nama di luar yang dikenal dalam kitab suci manapun,
untuk otoritas yang mereka tidak bisa tangkap dan tetap menjadi “rahasia yang
tidak terungkapkan” oleh ilmu pengetahuan dan teknologi mereka. Tuhan tertawa
dan senyum-senyum saja melihat manusia-manusia seperti itu.
Ada
juga kelompok manusia di dunia ini yang menyangkal adanya neraka, karena kalau
manusia mati, dia menjadi “tanpa wujud”, tanpa warna, dan berada di dunia tanpa
warna (nir-wana), atau rohnya akan menjelma lagi entah menjadi makhluk apa. Roh
kakek moyang mereka dianggap sangat membantu kehidupan para keturunannya,
sehingga itulah yang paling perlu dihormati. Mereka menganggap lucu umat
Kristen dengan segala macam perdebatan teologinya, yang membuat umat manusia
menjadi semakin ragu tentang kebenaran yang diajarkan Yesus Kristus. Apalagi kalau mereka melihat umat Kristen
begitu terpecah-pecah dan sungguh sangat tipis KASIH di antara mereka satu sama
lain, bahkan sungguh sangat sengit permusuhannya apabila berbeda denominasi, berbeda
huria/gereja, pada hal mereka, katanya, menyembah satu Tuhan, mengaku satu
baptisan, berpegang pada ajaran satu kitab suci. Bagi mereka ajaran Kristen itu
tidak menolong. Bagaimana, ya? Mereka perlu mengenal Yesus melalui “tubuh”-Nya,
yakni seluruh gereja/huria-Nya yang bersatu padu, sesuara, sekesaksian.
Sampai
sekarang masih muncul pemerintahan yang anti agama, termasuk anti kekristenan,
karena menganut ideologi yang sangat mementingkan kemanusiaan, yang tak perlu
digerogoti oleh keagamaan. Lihatlah, ajaran Marxisme dan masa kejayaannya, dan
juga ‘transformasi’-nya paska bubarnya Uni-Sovyet. Ternyata dalam perjalanan
sejarah, ideologi Marxisme menjadi hambar, karena tanpa garam. Tuhan memanggil
mereka sekarang untuk sebarisan memberikan yang patut diberikan kepada Anak
Domba yang disembelih di Golgatha dan yang sudah hidup kembali itu.
Memang
serangan yang paling keras adalah “menggerogoti” ajaran suatu agama dari dalam
agama itu sendiri. Dalam menjawabnya, umat Kristen harus tenang, dan senang
(karena mendapat tugas menjawab, suatu tugas mulia), karena hal seperti itu
sudah dimulai “dunia” ini langsung kepada Yesus sendiri, sewaktu hidup-Nya di
dunia. Ajaran-ajaran Yesus harus semakin didalami umat Kristen dan dipraktekkan
dalam kehidupan bergereja atau berhuria. Karena kebenaran Yesus Kristus adalah
kebenaran KASIH AGAVE, kita yakin, bahwa pada akhirnya umat manusia dan seluruh isi semesta alam, seperti
dikatakan dalam perikop Why. 5:11-14 menjadi bersatu padu, sesuara dan kompak
menyatakan bahwa bagi Yesus (Anak Domba Yang telah Disembelih demi penghapusan
dosa umat manusia, dan telah bangkit hidup kembali itu): kuasa, kekayaan,
hikmat, kekuatan, hormat, kemuliaan dan puji-pujian.
Kristen
mengaku bahwa TUHAN Allah tidak beranak dan tidak beristeri, dan tidak
diperanakkan, berdoa agar mereka (yang anti terhadap Yesus Anak Allah) semakin
memahami apa artinya Allah tidak beranak dan tidak diperanakkan. Kristen hanya
berusaha memaknai sebutan “Anak Allah”, “Anak Allah Yang Tunggal” untuk Yesus
(yang muncul dari Allah sendiri dan dari pengakuan orang percaya). Sebutan ini
sama sekali tidak membuat orang Kristen mengaku bahwa TUHAN Allah itu beranak,
beristeri dan diperanakkan. Kristen mengaku bahwa Yesus itu Tuhan, tidak pernah
disebut sebagai Yahowa atau Yahowa ’Elohim). Kristen mengaku DIA sebagai Tuhan
(Kyrios), dan theos/’elohim/Allah. Yesus Kristus adalah Yahowa yang menyatakan
diri dalam diri yang patut dihormati seperti itu, menurut kehendak TUHAN Yahowa.
Orang yang tidak memahami semuanya itu tidak perlu berbantah-bantahan, tetapi
lebih baik (menjadi satu barisan” menghormati Yesus sesuai dengan pemahaman
masing-masing.
Umat
Kristen perlu menunjukkan kekompakan mereka dalam segala hal. Dalam teologi,
dalam pergaulan, dalam gerakan kemanusiaan, dan gerakan pemeliharaan
lingkungan, dalam bermisi, dalam pekerjaan Pekabaran Injil, dalam menyampaikan
pengampunan dosa dan keselamatan kepada dunia, dalam mengorganisasi praktek
kasih agave. Umat Kristen sangat menghormati orang tua, di masa hidup mereka
dan juga sesudah mereka meninggal dunia. Mereka adalah sumber berkat bagi
keturunan-keturunannya, karena mereka meminta berkat itu dari TUHAN Allah dalam
Yesus Kristus. Orang tua yang sudah
masuk sorga pun, juga menjadi berkat bagi keturunan-keturunannya, tetapi
keturunannya meminta berkat itu dari Tuhan Yesus Kristus, tidak lagi langsung
dari orang tua mereka yang sudah ada di sorga. Makanya memberi hormat kepada
Yesus juga sekaligus memberi hormat kepada orang tua yang sudah berada bersama
Yesus Kristus. Mereka tidak hilang begitu saja, atau tidak menentu entah di
mana. Tempat mereka di sorga, yang bisa juga disebut “nir-wana” tetapi bukan
tanpa warna, melainkan tanpa membedakan kelas-kelas di antara satu sama lain.
Mereka semua sama pemulia Tuhan Yesus Kristus.
Berbahagialah yang ikut dalam barisan itu.
Setinggi
– tingginya ilmu pengetahuan dan teknologi manusia, ilmu pengetahuan TUHAN
Allah dalam Yesus Kristus masih tetap
lebih tinggi. TUHAN Allah dalam Yesus Kristus masih terus mengajak umat manusia
(siapapun, yang beragama dan yang tidak beragama, yang percaya Tuhan dan yang
tidak percaya Tuhan) untuk terus berkompetisi dengan Tuhan dalam hal iptek itu.
Tuhan mengharap agar iptek manusia tidak ada yang merusak kemanusiaan,
melainkan seperti TUHAN menggunakan iptek-nya: supaya segala sesuatu baru, dan
supaya semuanya pada akhirnya “sangat baik”.
Dalam hal ini semua umat manusia bisa dalam satu barisan mengatakan:
Bagi Yesus kemuliaan, hormat, kuasa, kekayaan, hikmat, kekuatan dan
puji-pujian.
Seindah-indah
ideologi, tidak ada seindah ideologi Pancasila, demikian kesimpulan sekarang
ini. Tetapi yang terindah masih ide-ologi Tuhan Yesus Kristus, dengan
ajaran-Nya: Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap-segenap, kasihilah sesamamu
seperti dirimu sendiri, dan kasihilah musuhmu. Kasih yang dijalankan bukan
kasih karena ideologi mereka sama (komunis mengasihi komunis, kapitalis
mengasihi kapitalis, sosialis mengasihi sosialis, liberalis mengasihi liberalis,
sejenis mengasihi sejenis, seagama mengasihi yang seagama). Bukan demikian
KASIH AGAVE yang menjadi ide-ologi Tuhan Yesus Kristus. Yang menikmati ideologi KASIH AGAVE harus
hetero, bukan mono, dan bukan pula homo. Dalam hal ini penghuni sorga, penghuni
bumi, penghuni bawah bumi, penghuni lautan dan segala yang ada di dalamnya, para
malaikat, makhluk-makhluk, tua-tua mereka, berserta semua pemimpin mereka, bisa
sesuara, berpadu suara, mentekadi bersama melaksanakan ideologi terbaik yang
pernah dianugerahkan TUHAN Allah dalam Yesus Kristus kepada penghuni seluruh
galaksi. Dengan demikian semua-semuanya menyanyikan
kasih setia TUHAN (misericordias
domini). Berhaleluya, bertahlil, beride, berhormat, dan ber-sorgawi.
“Dan
dalam keadaan sebagai manusia, Ia (baca:
Yesus Kristus) telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan
sampai mati di kayu salib. Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan
mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus
bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada
di bawah bumi, dan segala lidah mengaku:
"Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa!” (Filipi
2:8-11).
Pematangsiantar,
tgl. 19 Pebrauari 2016/dibaca ulang dan sedikit dikoreksi tgl. 10 April 2016
Pdt.
Langsung Maruli Basa Sitorus (Pdt. LaMBaS).